Manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge .1 Unsur Intrinsik Tema Setting Manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge”

percintaan. 7. Olahraga supotsu ス ポ ー ツ : Bercerita tentang berbagai olahraga. 8. Supernatural cho shizen 超自然 : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika. Genre Berdasarkan jenis pembaca : 1. Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo 子供 2. Manga yang khusus ditujukan untuk wanita dewasa disebut josei 女性 atau redikomi 3. Manga yang khusus ditujukan untuk pria dewasa disebut seinen 青年 4. Manga yang khusus ditujukan untuk remaja perempuan disebut shoujo 少女 5. Manga yang khusus ditujukan untuk remaja laki-laki disebut shounen 少年 2.2 Manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge 2.2.1 Unsur Intrinsik

a. Tema

Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui jalinan sebuah cerita yang dibuatnya Aminuddin, 2000:88. Kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik, Universitas Sumatera Utara padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca. Berdasarkan pengertian di atas, tema yang diangkat dalam manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” ini adalah karakter dan kepribadian tokoh Nakahara Sunako yang unik dan berbahaya.

b. Tokoh

Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut Aminuddin, 2000:92. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema, dan tokoh juga menempati psosisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Keberhasilan pengarang menyajikan cerita rekaan atau fiksi tercermin melalui pengungkapan setiap unsur cerita itu. Salah satu di antaranya adalah ketepatan pelukisan tokoh cerita. Rupa, pribadi, dan watak sang tokoh harus tergambar sedemikian rupa sehingga diterima oleh khalayak ramai. Pengarang melukiskan tokoh melalui imajinasi atau fantasinya dengan cara berikut ini. 1. Pengarang melukiskan secara langsung bentuk lahir tokoh, misalnya raut muka, kepala, rambut dan ukuran tubuh. 2. Pengarang melukiskan jalan pikiran tokoh atau apa yang terlintas dalam pikirannya. 3. Pengarang melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, misalnya Universitas Sumatera Utara memenuhi rasa ingin tahu yang besar si tokoh. 4. Pengarang melukiskan keadaan sekitar tokoh, misalnya keadaan kamar dan pekarangan rumah tokoh. 5. Pengarang melukiskan pandangan seorang tokoh terhadap tokoh lain, misalnya tokoh yang dilukiskannya berwatak keras, sabar atau suka meno long orang yang ditimpa kesusahan. 6. Pengarang melukiskan atau menciptakan percakapan dialog antar tokoh tentang keadaan, watak, atau pribadi tokoh lain, misalnya tokoh utama. Tokoh utama dalam manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” adalah Nakahara Sunako yaitu seorang gadis berumur 15 tahun yang sangat menyukai hal-hal yang berbau horor, Sedangkan tokoh tambahan adalah empat orang siswa SMA yang tinggal bersamanya yaitu Kyouhei, Ranmaru, Takenaga dan Yuki.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsru yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra Nurgiyantoro, 1995:23. Unsur ekstrinsik merupakan unsur luar sastra yang mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan, dan pandangan hidup pengarang, adat isitiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk setiap karya sastra sama. Unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat dan tema. Selain unsur-unsur yang datang dari luar pengarang, hal-hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra. Universitas Sumatera Utara

2.3 Setting Manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge”

Menurut Soemardjo 1999:75-76 setting dalam cerita bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya, tetapi juga sangat erat dengan karakter, tema dan suasana cerita. Dalam suatu cerita yang baik, setting harus mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita. Jadi jelas bahwa pemilihan setting dapat membentuk tema dan plot tertentu. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa menjadi dipermudah untuk menggunakan daya imajinasinya, disamping dimungkinkan untuk berperan serta secara kristis sehubungan dengan pengetahuan tentang latar. Unsur latar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu latar tempat dan latar waktu. Unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Nurgiantoro, 1995:27

1. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama Universitas Sumatera Utara tertentu haruslah mencerminkan, atau tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi yaitu di tempat dan waktu seperti yang diceritakan itu. Adapun latar tempat terjadinya peristiwa dalam manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” adalah sebagai berikut: 1. Rumah 2. Sekolah

2. Latar Waktu

Menurut Nurgiyantoro 1995: 230, latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Latar waktu dalam manga “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” ini dilihat dari tokoh utama Nakahara Sunako saat berusia 15 tahun.

2.4 Psikoanalisa Sigmund Freud dalam Kajian Sastra