14 Ada 2 cara penambahan zat pewarna yaitu:
Cara Basah Bahan warna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat, kemudian
ditambahkan kedalam serbuk yang akan digranulasi. Cara Kering
Bahan warna dicampurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk, kemudian baru ditambahkan bahan pengikat. Konsentrasi zat pewarna
yang biasa dipakai 0.33 Soekemi, 1987.
2.2.4 Metode pembuatan sediaan tablet
Metode pembuatan tablet didasarkan pada sifat fisika kimia dari bahan obat, seperti stabilitas dari bahan aktif dalam panas atau terhadap air, bentuk
partikel bahan aktif dan sebagainya. Metode pembuatan sediaan tablet yaitu:
1. Cetak Lansung Cetak lansung adalah pencetakan bahan obat atau campuran bahan
obat, bahan pembantu tanpa proses pengolahan awal. Cara ini hanya dilakukan untuk bahan-bahan tertentu saja yang berbentuk Kristalbutir-butir granul yang
mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk membuat tablet yang baik. Keuntungan utama dari cetak lansung ini adalah untuk bahan obat yang peka
terhadap kelembaban dan panas, dimana stabilitasnya terganggu akibat pekerjaan granulasi, tetapi dapat dibuat menjadi tablet. Meskipun demikian
hanya sedikit bahan obat yang mempunyai sifat-sifat untuk bisa dicetak secara
Universitas Sumatera Utara
15 lansung, seperti ammonium bromida, ammonium klorida, kalium bromida,
kalium klorida, natrium bromida, natrium klorida dan heksamin Voigt, 1995. 2. Granulasi Kering
Granulasi kering disebut juga slugging atau prekompresi. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat-zat yang peka suhu atau bahan obat yang tidak
stabil dengan adanya air. Obat dan bahan pembantu pada mulanya dicetak dulu, artinya mula-mula
dibuat tablet yang cukup besar, yang massanya tidak tertentu. Selanjutnya dilakukan penghancuran tablet dengan proses penggranul kering, atau dalam
hal yang sederhana dilakukan atas sebuah ayakan. Granulat yang dihasilkan kemudian decetak dengan takaran yang dikehendaki Voigt, 1995.
3. Granulasi Basah Pada tehnik ini juga memerlukan langkah-langkah pengayakan,
pencampuran dan pengeringan. Pada granulasi basah, granul dibentuk dengan suatu bahan pengikat. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur
yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk. Cara penambahan bahan pengikat tergantung pada kelarutannya dan tergantung
pada komponen campuran. Karena massa hanya sampai konsistensi lembab, bukan basah seperti pasta, maka bahan pengikat yang ditambahkan tidak boleh
berlebihan Banker dan Anderson, 1994. Proses pengayakan, mengubah massa lembab menjadi kasar, gumpalan-
gumpalan granul dengan melewatkan massa pada ayakan. Tujuannya agar
Universitas Sumatera Utara
16 granul lebih kompak, meningkatkan luas permukaan untuk memudahkan
pengeringan. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan-gumpalan granul dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum
Banker dan Anderson, 1994.
2.3. Uji Penilaian Organoleptik 2.3.1 Uji Kesukaan