pengkhianat. Coser mengemukakan jika konflik dapat menyebabkan perang, atau jika kelompok itu memeliki pembagian kerja yang tinggi, maka sentralisasi
kekuasaan kemungkinan akan naik, namun kondisi seperti ini bisa dihindari jika ada koordinasi. Doyle 1990: 196
1.6.4 Konflik dan Solidaritas dalam Kelompok
Coser mengemukakankonflik internal dapat menguntungkan secara positif. Hal ini didasari oleh pernyataannya yang mengatakan bahwa semua hubungan
sosial pasti memiliki hubungan sosial tertentu, ketegangan-ketegangan, dan perasaan-perasaan negatif. Hal ini ditujukan terhadap hubungan kelompok dalam
yaitu hubungan yang intim dan segmental dan sekunder. Ketegangan dan perasaan-perasaan negatif yang tidak dapat dielakkan ini merupakan hasil dari
keinginan individu untuk meningkatkan kesejahteraannya, kekuasaan, prestise, dukungan sosial, atau penghargaan-penghargaan lainnya, karena banyak dari
penghargaan-penghargaan merupakan sumber daya yang langka dan mempunyai tingkat kompetisi tertentu yang harus dihadapi. Ketegangan yang ada dalam
semua hubungan sosial dikarenakan individu-individu berbeda satu sama lain dalam kebutuhan, tujuan pribadi, keterampilan, kemampuan.Bentuk ketegangan
atau konflik pada tingkatan yang lebih besar akan mencerminkan apakah konflik itu diketahui secara eksplisist dan dirembukkan atau apakah konflik itu
menyangkut prinsip-prinsip dasar atau isu-isu yang sekunder dalam hubungan tersebut.
Menekan konflik merupakan hal yang biasa khususnya dalam kelompok seperti keluarga, yang diharapkan untuk hidup rukun secara emosional dan
Universitas Sumatera Utara
dukung mendukung dalam hubungannya. Menekan berarti bahwa kepentingan para anggota yang saling bertentang itu dilihat sebagai hal yang ganjil dan karena
itu harus ditekan, tidak dibicarakan secara terbuka. Menekan konflik tidak menghilangkan kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang . Meskipun
bersifat tertutup, konflik dasar yang ditekan akan benar-benar mempengaruhi hubungan dalam kelompok dalan tersebut yang merusakkan solidaritas dan
akhirnya dalam bebrapa hal menimbulkan kebencian yang sangat sulit dihadapi. Fungsi konflik yang bersifat integratif dalam suatu kelompok atau
organisasi dimana ada suatu kerangka konsensus yang lebih luas mengenai ketidaksepakatan yang terjadi. Kerangka konsensus umum mengenai masalah
pokok tersebut hancur, maka tidak ada dasar lagi bagi kesatuan kelompok, konflik internal dapat mengakibatkan disintegrasi atau perpecahan kelompok. Ada
tidaknya konflik terbuka dapat merupakan indikator yang menyesatkan mengenai solidaritas kelompok tersebut. Kelompok dimana sering terjadi konflik terbuka
sesungguhnya memiliki solidaritas yang lebih besar daripada kelompok dimana tidak ada konflik sama sekali. Persatuan yang utuh dalam kelompok tersebut
biasanya diselimuti ketegangan dan permusushan. Jika ketegangan ini meledak, maka integrasi kelompok dapat menjadi rusak. Coser menekankan semskin erat
suatu hubungan semakin besar kemungkinan munculnya sifat antagonistik maupun keteganga. Coser juga mengungkapkan semakin intim hubungan semakin
besar pula perasaan yang dicurahkan , semakin besar pula kecenderungan untuk menekan perasaan bermusuhan.Doyle, 1990:199.
Universitas Sumatera Utara
1.6.5 Konflik Sebagai Suatu Stimulus Integrasi Antarkelompok