dua agama yang berbeda. Sebagai panitia yang bolahan amak, Morgan sidebang menjelaskan bahwa:
“kami membuat ibadah kristen protestan dan katolik menjadi satu. Meskipun gaya tata ibadah kedua agama ini berbeda, kami
membuatnya jadi satu. Misalnya saja doa permohonan yang tidak ada di agama Protestan dibuat ke dalam tata ibadah
minggu raya dan doa permohonan ini dipimpimpin oleh beberapa orang pastor dan mereka yang beragama muslim
maupun protestan wajib mengikuti doa permohonan ini, sementara kotbah akan dipimpin oleh seorang pendeta dan
mereka yang beragama kristen protestan maupun muslim wajib menyimak kotbah tersebut”.
4.2.5 Menjaga Ketahanan Keutuhan keturunan raja Silahisabungan dari Perpecahan
Tabel 24 Jawaban responden tentang apakah pernah terjadi konflik inter marga
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Tidak pernah
76 79
2 Ya pernah
20 21
Jumlah 96
100 Sumber : Hasil jawaban responden
Berdasarkan tabel diatas , 76 yang menjawab tidak pernah terjadi konflik dalam satu kelompok marga inter marga mereka dan sebanyak 21
menjawab ada. Adanya perbedaan jawaban ini disebabkan bahwa adanya responden yang mengatakan terkadang sering terjadi cekcok pendapat pada saat
merumuskan satu kegiatan. Misalnya masalah penentuan iuran dalam organisasi marga, rasa sakit hati yang timbul oleh responden ketika mereka mengadakn
pesta, arisan perkumpulan marga dikediamannya dan tidak dihadiri oleh responden lain yang masih satu marga dengannya. Bagi respoden yang menjawab
tidak ada konflik yang terjadi inter marga, masalah-masalah seperti diatas bukan
Universitas Sumatera Utara
dianggap sebagai konflik. Menurut responden yang menjawab tidak, konflik merupakan sesuatu yang dapat mengancam pecahnya suatu kelompok marga
keturunan marga silahisabungan. “ Tidak pernah lah dibilang terjadi konflik didalam satu marga
itu. Seperti kami lah marga Sondi Raja, gag pernah kami berkelahi, buktinya sampe sekarang gag ada anggota kami yang
berkurang atau pecah karena berkelahi dengan anggota sondi raja yang lain. Kalo masalah sakit hati karena waktu arisan gag
banyak yang datang kerumahnya sementara makanan udah disajikan lengkap sampe merugikan dia dari segi biaya, itu
masalah yang sering terjadi nya. Kayak manalah kadang- kadang cuaca buruk gag memungkinkan orang datang arisan.
Tapi ini masalah yang gag punya potensi untuk bisa mengancam kelompok marga kami pecah. Seandainya
berkepanjangan pun masalahnya, biasanya kami lakukan mediasi dengan anggota marga kami dan lagi satu hal yang
harus di ingat bahwa ompung kami dari dulu berpesan untuk kami harus saling mengasihi, pastinya jaranglah ada yang cari
gara-gara anggota marga kami biar kelompok marga kami atau marga lain pecah, karena ompung kami Raja Silahisabungan
pasti tidak memberkati orang itu. Karena kepercayaan ini juga makanya kelompok kami sondi raja atau marga lain gag pecah,
tetap satu kami”.hasil wawancara dengan Bapak Esra Sondi Raja
Tabel 25 Distribusi jawaban tentang apakah pernah keturunan Raja Silahisabungan
berkonflik dengan kelompok marga lain dalam etnis batak Toba. No
Jawaban Responden Jumlah
Persentase 1
Tidak pernah -
- 2
Ya pernah 96
100 Jumlah
96 100
Sumber : Hasil jawaban responden
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 100 responden menjawab pernah mengalami konflik dengan kelompok marga lain dalam etnis batak Toba.
Di tahun 2000, muncul satu kelompok marga Silalahi Raja, yang mengaku bahwa mereka merupakan keturunan Raja Silahisabungan dari anak pertama yaitu Silahi
Universitas Sumatera Utara
Raja dengan ibu yang melahirkan mereka boru Simbolon. Mereka tidak mengakui bahwa mereka dulunya mempunyai adik perempuan yaitu Deang Namora. Pada
tanggal 5 Februari 2013, kelompok Silalahi Raja ini semakin gencar untuk mengambil posisi dan menyatakan bahwa mereka merupakan keturunan sah Raja
Silahisabungan. Menanggapi pemberitaan diatas para tokoh dari pomparan raja Silahisabungan membuat surat tanggapan dan pemberitahuan yang ditujukan
kepada pomparan Raja Silahisabungan yang sebenarnya bahwa Raja Silahisabungan hanya mempunyai 2 dua isteri, 8 anak, dan seorang puteri. Hal
ini ditujukan agar keturunanpomparan Raja Silahisabungan yang tersebar di pelosok Indonesia bahkan dunia mengetahuinya dan tidak keliru tentang silsilah
yang sebenarnya. Selain itu surat tanggapan dan pemberitahuan ini gencar dipublikasikan melalui media sosial, majalah budaya batak, agar marga lain tidak
keliru tentang silsilah kketurunan Raja Silahisabungan, dan menghindari anggapan bahwa pomparan keturunan Raja Silahisabungan telah terpecah.
Menanggapi konflik eksternal ini, maka pesta tugu tahun 2013 silam menangkat tema “bersatu dalam kasih”, dan menyertakan lebel 2 8 1 2 isteri, 8 anak, 1 ayah
Lebel ini merupakan simbol sislsilah sah yang sebenarnya Keturunan Raja Silahisabungan sesuai dengan yang tertera dalam Tugu Makam raja
Silahisabungan. Dengan adanya konflik eksternal ini, setiap kelompok marga semakin solid untuk bersatu dan menyuarakan keberadaannya. Dengan adanya
pemberitaan miring dari kelompok Silahiraja, setiap kelompok marga Silahisabungan semakin intens bertemu dengan sesama atau antar kelompok
Universitas Sumatera Utara
marga Silahisabungan untuk rapat menanggapi keberadaan kelompok Silalahi Raja, sehingga membuat hubungan kelompok ini menjadi lebih intim dan solid.
“Sudah lama memang ada konflik antara kami dengan kelompok Silalahi Raja. Di berbagai kesempatan mereka selalu
menyuarakan bahwa mereka keturunan dari anak pertama Raja Silahisabungan yaitu Silalahi Raja dari ibu yangboru Simbolon.
Padahal dalam silsilah kami yang sah anak pertama dari ompung kami Raja Silahisabungan yaitu Sihaloho Raja. Tentu jika
persepsi mereka ini terus dilanjutkan bisa membuat generasi kami yang baru bingung dan keliru dan pada akhirnya bisa
membuat pomparan kami terpecah, namun untungnya semua kelompok marga kami tidak ada yang sepakat dengan persepsi
Silalahi Raja”.hasil wawancara dengan Bapak Esra Sondi Raja
Gambar 13 Keterangan gambar:
gambar diatas merupakan relief silsilah keturunan Raja Silahisabungan yang tertera pada Tugu Makam Raja Silahisabungan
Universitas Sumatera Utara
Penuturan salah satu keturunan Raja Silahisabungan Bapak Esra Silalahi, ketika ditanya bagaimana pesta tugu ini mampu menjaga ketahanan dan keutuhan
pomparan keturunan Raja Silahisabungan, maka jawaban yang diperoleh adalah: “Lewat pesta ini segala konflik yang dialami oleh setiap 8
kelompok marga Silahisabungan dapat terpecahkan. Lewat pesta tugu ini juga seluruh keturunan silahisabungan mampu
menjaga satu kesatuan kelompok marga nya agar tidak terpecah belah oleh faktor apapun baik faktor agama, status sosial,
golonganan lain sebagainya. Pesta luhutan bolon tugu makam Raja Silahisabungan mampu menjadi benteng pertahanan satu
kesatuan bagi setiap keturunannya dalam menghadapi konflik dan mampu menjaga ketahanan kelompok maganya. Konflik
dengan Silahi Raja tentu mempunyai potensi untuk menganggu ketahanan kelompok Silahisabungan, dan membuat setiap
pomparan yang belum paham betul silsilah marga ini akan bingung menganai silsilah mereka yang sebenarnya dalam kata
lainkeberadaan Silalahi raja yang senantiasa menuntut status mereka sebagai anak pertama mampu memicu perpecahan
diantara keturunan Raja Silahisabungan. Maka untuk itulah dalam setiap pesta tugu luhutan bolon kami senantiasa
mengundang para raja-raja turpuk silahisabungan untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Melalui kata sambutan,
pidato biasanya para tokoh akan menjelaskan siapa sebenarnya keturunan sah Silahisabungan sehingga para keturunan
silahisabungan yang lain mengerti dengan jelas silsilah marga mereka. Diwaktu luang disela-sela pesta pada saat-saat
istirahat dimalam hari, kami juga biasanya membuka diskusi dikedai-kedai kopi untuk membahas harus bagaimana sikap
kami menghadapi kelompok silahi raja dan bagaimana agar kami tetap bersatu dan tidak pecah atas konflik ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14 Keteranagan gambar:
Tokoh Silahisabungan Mayjen Haposan Silalahi Ruma Sondi, membuat pernyataan lewat deklarasi tentang identitas mereka yang tidak
boleh diganggu gugat
Gambar diatas merupakan bukti bahwa melalui pesta tugu makam Raja Silahisabungan, para keturunan dapat mendeklarasikan silsilah sah yang selama
ini banyak membingungkan pihak keturunan Raja Silahisabungan maupun pihak lain terkait apakah Silahi Raja termasuk keturunan sah dari Raja Silahiosabungan
atu tidak sama sekali. Karton diatas bertuliskan kami keturunan raja Silahisabungan, yang berkumpul di tengah-tengah halaman Rumah Bolon Raja
Silahisabungan di Silalahi Nabolak, seiya sekata menyatakan yang sebenarnya Apa yang ada dan tersurat di tugu makam Raja Silahisabungan, tidak bisa
dipungkiri dan tidak boleh di ganggugugat. Kata “satani saoloan” yang berarti “se iya se kata” menunjukkan sikap mereka yang bersatu mempertahankan
silsilah sah dari keturunan raja Silahisabungan, kata tersebut juga menunjukkan gambaran kelompok keturunan raja Silahisabungan secara keselurahan bersatu
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan silsilah mereka dan keutuhan, kesatuan kelompok tersebut lewat pesta tugu luhutan bolon tugu makam raja Silahisabungan.
Konflik yang dialami oleh kelompok dalam in-group dalam hal ini kelompok keturunan Raja Silahisabungan versus kelompok luar out-group,
mampu menguatkan solidaritas internal dan integrasi sosial dalam kelompok dalam in-groupbertambah tinggi karena tingkat permusuhan atau konflik dengan
kelompok luar yakni Silahi raja bertambah besar. Lewat deklarasi pada pesta tugu Silahisabungan, para tokoh-tokoh Silahisabungan seperti Mayjen haposan Silalahi
Ruma Sondi, megumandangkan bahwa mereka jelas sepakat secara bersama-sama keturunan raja Silahisabungan menolak Silahi Raja sebagai anak pertama dari
Raja Silahisabungan.
4.2.6 Membangun sikap loyal terhadap budaya dan Adat Silahisabungan.