pandangan negatif saja . masyarakat atau kelompok yang memperbolehkan konflik sebenarnya adalah masyarakat atau kelompok yang memiliki
kemungkinan yang rendah dari ancaman ledakan-ledakan yang akan menghancurkan struktur sosial. Dalam situasi demikian konflik biasanya tidak
berkembang disekitar nilai-nilai inti dan dengan demikian dapat memperkuat struktur. Di dalam kelompok-kelompok totaliter konflik ditekan dan bila telah
meledak akan menghancurkan kesatuan kelompok. Ada beberapa kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi konflik dengan kelompok luar out-Groups dan
struktur kelompok, antara lain, Coser menunjukkan bahwa konflik dengan kelompok luar akan membantu pemantapan batas-batas struktural. Sebaliknya
konflik dengan kelompok luar juga dapat mempertinggi integrasi di dalam kelompok. Coser 1956:92-93 berpendapat bahwa tingkat konsensus kelompok
sebelum konflik terjadi merupakan hubungan timabal balik yang penting dalam konteks apakah konflik dapat mempertinggi kohesi kelompok. Coser juga
menyatakan ,bilamana konsensus dasar suatu kelompok lemah, maka ancaman dari luar menjurus bukan pada peningkatan kohesi tetapi pada apati umum, dan
akibatnya kelompok terancam perpecahan. Coser juga menunjukkan bahwa konflik dapat merupakan sarana bagi keseimbangan kekuatan , dan lewat sarana
yang demikian kelompok-kelompok kepentingan mempertahankan kelangsungan masyarakat.
1.6.3 Konflik Kelompok Antarkelompok dan Solidaritas Kelompok Dalam
Fungsi konflik yang positif dalam dinamika kelompol dalam In-group versus hubungan kelompok luar out-group. Kekuatan solidaritas internal dan
Universitas Sumatera Utara
integrasi kelompok dalam bertambah tinggi karena tingkat permusuhan atau konflik dengan kelompok luar bertambah besar. Kekompakan yang semakin
tinggi dari suatu kelompok yang terlibat dalam konflik membantu memperkuat batas antara kelompok satu dengan kelompok-kelompok yang lainnya dalam suatu
lingkungan, khususnnya kelompok yang bermusuhan atau secara potensial dapat menimbulkan permusuhan. Didalam kelompok itu ada kemungkinan
berkurangnya toleransi akan perpecahan atau pengkotakan, dan semakin tingginya konsensus dan konformitas. Para penyimpang dalam kelompok itu tidak lagi
ditoleransi. Sebaliknya apabila kelompok itu tidak terancam konflikdengan kelompok luar yang bermusuhan tekanan yang kuat pada kekompakan,
konformitas, dan komitmen terhadap kelompok tersebut makin berkurang. Ketidaksepakatan internal mungkin dapat muncul kepermukaan, dan para
penyimpang mungkin akan lebih ditoleransi. Fungsi konflik eksternal untuk memperkuat kekompakan internal dan
meningktkan moral kelompoknya, sehingga kelompok-kelompok dapat berusaha memancing antagonisme dengan kelompok luar supaya mempertahankan atau
meningkatkan solidaritas internal. Ancaman dari luar membantu meningkatkan atau mempertahankan solidaritas internal. Ketegangan dalam suatu kelompok
dapat dihindarkan untuk tidak merugikan kelompok lain jika ketegangan tersebut dapat diproyeksikan ke suatu sumber lain yang ada di luar. Ikatan-ikatan sosial
dengan kelompok luar juga dapat muncul karena beberapa alasan seperti keinginan untuk berdamai dengan musuh daripada aktif berjuang melawannya.
Tetapi kelompok yang ingin berdamai dengan kelompok luar ini dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara
pengkhianat. Coser mengemukakan jika konflik dapat menyebabkan perang, atau jika kelompok itu memeliki pembagian kerja yang tinggi, maka sentralisasi
kekuasaan kemungkinan akan naik, namun kondisi seperti ini bisa dihindari jika ada koordinasi. Doyle 1990: 196
1.6.4 Konflik dan Solidaritas dalam Kelompok