BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Latar Belakang Terbentuknya Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan
Raja Silahisabungan sebagai cikal bakal marga silalahi, diperkirakan ketrunannya sudah 18-23 generasi yang tersebar kedaerah Toba Samosir, Tapanuli
Utara, Pakpak-Dairi,Simalungun, Tanah Karo, Langkat dan Deli Serdang. Dalam kurun waktu yang begitu lama, wajar terjadi berita keagungan Raja
Silahisabungan di masing-masing daerah yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat sesama pomparan silahisabungan, selanjutnya berdampak pada
keutuhan pomparan Raja Silahisabungan. Dalam hal ini para tokoh-tokoh besar silahisabungan berusaha mencari data-data sejarah silahisabungan terdahulu,
menelaah kabar berita yang tersebar sehingga memberikan solusi yang benar untuk menyatukan persepsi.
Pembentukan panitia Tarombo Raja Silahisabungan tahun 1963 di Medan adalah merupakan salah satu usaha menyatukan beragam persepsi yang berbeda
sehingga dapat tersusun tarombo raja Silahisabungan yang dapat diterima semua pomparan Rja Silahisabungan maupun pihak lain. Pembentukan panitia
tugutambak dan tarombo raja Silahisabungan tahun 1967 di Silalahi Nabolak adalah merupakan puncak usaha menyusun silsislah Raja Silahisabungan dengan
motto “rap renta pomparan Raja Silahisabungan” bersama-sama semua keturunan Raja Silahisabungan baik suka maupun duka . Dengan meneliti buku-buku
silsilah suku batak, dan mengumpulkan berita yang terdapat pada musyawarah
Universitas Sumatera Utara
besar warga Raja Silahisabungan tahun 1968 telah diambil kesimpulan tentang silsilah Raja Silahisabungan.
Dengan semangat dan keinginan yang luhur untuk mengormati keagungan Raja Silahisabungan serta untuk memperjelas silsilah keturunan marga-marga
Raja Silahisabungan maka dibangunlah tugu makam Raja Silahisabungan di Maras Silalahi Nabolak. Mengingat saat itu juga muncul konflik perebutan status
anak tertua dari kelompok marga yang bukan berasal dari keturunan sah Raja Silahisabungan yaitu Silahi Raja. Kelompok marga ini mengaku bahwa mereka
keturunan anak tertua dari Raja Silahisabungan yaitu Silahi Raja yang bersal dari isteri boru Simbolon. Mereka menentang bahwa Sihaloho Raja merupakan anak
pertama dari Raja Silahisabungan. Menurut kelompok marga ini bahwa Raja Silahisabungan mempunyai tiga isteri, dan sembilan anak laki-laki, dan tidak
mengakui adanya puteri dari Silahisabungan, berbeda dengan kelompok marga Silahisabungan yang mengakui bahwa sesungguhnya Raja Silahisabungan
sebenarnya memiliki 2 isteri, 8 anak laki-laki, dan 1 anak perempuan. Menurut kelompok ini kelompok silahi raja telah mengacaukan susunan silsilah Raja
Silahisabungan dengan perspektif mereka sendiri. Hal ini membuat seluruh ketrunan Raja Silahisabungan sempat diamabang kehancuran kelompok ini dan
menimbulkan kebingungan serta konflik. Setelah para tokoh-tokoh besar Silahisabungan mencari silsilah dari suku batak toba, serta mempelajarinya dan
juga melihat bukti bukti bahwasanya Raja Silahisabungan memang mempunyai seorang puteri, ini terbukti dengan adanya tempat tenun Deang Namora yang
dijaga dirawat dan dianggap keramat yang berdiri di Silalahi Nabolak. Setelah
Universitas Sumatera Utara
menelaah bukti bukti yang ada maka dibeberapa majalah-majalah budaya, maupun surat kabar, maka Pomparan Raja Silahisabungan mendeklarasikan
bahwa Silsilah sebenarnya Raja Silahisabungan adalah bahwa pomparan Raja Silahisabungan berasal dari 2 dua ibu, 1 satu ayah, 8 delapan anak, dan 1
puteri, sehingga dari saat itu hingga kini Silahi Raja tidak menempati posisi sebagai anak tertua. Setelah menemukan silsilah yang jelas, para tokoh
silahisabungan seolah-olah ingin mengukuhkannya atau mendeklarasikan silsilah yang jelas. Maka atas dasar hal ini juga dibentuk pesta tugu Silahisabungan untuk
kalangan seluruh keturunan Raja Silahisabungan yang tersebar diberbagai penjuru dunia.
Lewat pesta ini segala konflik yang dialami oleh setiap 8 kelompok marga Silahisabungan dapat terpecahkan. Lewat pesta tugu ini juga seluruh keturunan
silahisabungan mampu menjaga satu kesatuan kelompok marga nya agar tidak terpecah belah oleh faktor apapun baik faktor agama, status sosial, golongan an
lain sebagainya. Tugu makam raja Silahisabungan ini diresmikan pada tanggal 23-27 Nopember 1981. Pembangunan tugu ini berlangsung selama 19 tahun.
Pembangunan monumen tugu ini memakan waktu yang cukup lama dimulai dari tahun 1969-1980.
“Dalam kurun waktu yang begitu lama sudah banyak tokoh-tokoh warga silahisabungan yang telah menyumbangkan dharma
baktinya , banyak diantara mereka yang telah mendahului kita menghadap Tuhan yang Maha Kuasa dan bebrapa orang tidak
sempat menyaksikan pesta peresmiannya.”hasil wawancara dengan bapak Esra Silalahi
Universitas Sumatera Utara
Biaya pembangunan tugu ini pun berasal dari banyak keturunan Silahisabungan. Ketulusan, kerja keras, gotong royong, dan adanya perasaan
persamaan asal-usul membuat semakin cepat terbentunya Tugu Raja Silalahi ini. Setiap pesta luhutan bolon mereka senantiasa menegaskan bahwa Raja
Silahisabungan dalam sejarah batak merupakan generasi ke-5 lima dari si raja batak, memiliki 2 dua isteri, dari isteri pertama boru Padang Batanghari pak-
pak_mempunyai tujuh anak yaitu loho raja, tungkir raja, sondi raja, sidabutar raja, dabariba raja, debang raja, , batu raja dan 1 puteri yaitu deang namora dan dari
isteri kedua boru raja nairasaon dikarunai satu anak yaitu tambun raja.Raja Silahisabungan dikenal melalui generasi penerus ketunanyapomparan yang
sudah menyebar melalui marga-marga yaitu loho raja, tungkir raja, sondi raja, sidabutar raja, dabariba raja, debang raja, , batu raja, tambun raja sementara deang
namora sampai akhir hidupnya hidup melajang tidak berkeluarga. Keturunanpomparan Raja Silahisabungan tersebar dipelosok
tanah air dengan beragam tingkat kehidupan, pendidikan, dan profesi antara lain, pengusaha, petani, dan bahkan pejabat di pemerintahan. Keberhasilan dan
kebesaran keturunanpomparan Raja Silahisabungan seperti ini tergambar dalam bingkai kesuksesan yang disebut “hamoraon, hagabeon, hasangapon”. Dalam
rangka memelihara serta melestarikan “hamoraon, hagabeon, hasangapon”atau nilai keberhasilan yang sudah diraih sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang
lalu yang patut disyukuri maka diperlukan upaya untuk terpeliharanya rasa persaudaraan diantara seluruh keturunanpomparan Raja Silahisabungan. Salah
satu wujud persatuan adalah pembangunan tugu makam Raja Silahisabungan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan semangat dan keinginan yang luhur untuk mengormati keagungan Raja Silahisabungan serta untuk memperjelas silsilah keturunan marga-marga Raja
Silahisabungan maka dibangunlah tugu makam Raja Silahisabungan di Maras Silalahi Nabolak.
Gambar 6 Keterangan gambar
: gambar tersebut merupakan Tugu makam Raja SilahiSabungan
Sejak diresmikan pada tahun 1981, hingga saat ini pesta tugu luhutan tahunan yang dilaksanakan secara bergiliran oleh kedelapan turpuk dalam bentuk
kegiatan adat, rohani, sosial, sebagi wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan media untuk mempersatukan seluruh pomparan Raja Silahisabungan.
Pesta luhututan bolon pomparan Raja Silahisabungan dimulai pertama kalinya pada tahun 1981 23-27 November1981 dan diselenggarakan setiap
tahunnya secara bergiliran oleh pomparan Raja Silahisabungan yaitu loho raja, tungkir raja, sondi raja, butar raja, bariba raja, debang raja, batu raja dan tambun
Universitas Sumatera Utara
raja. Sampai saat ini penyelenggaraan Pesta Luhutan Bolon Raja Silahisabungan telah diselenggarakan 32 tiga puluh dua dan tahun 2013 lalu adalah giliran
yang ke-4 empat kalinya pomparanDebang Raja sebagai panitia penyelenggara bolahan amak. Pesta luhutan tahun lalu diadakan pada tanggal 16 dan 17
november 2013, yang berlokasi di pelataran tugu raja Silahisabungan di Maras desa Silalahi 3 tiga kecamatan Silahisabungan, kabupaten dairi, Sumatera Utara.
Setiap pomparan raja Silahisabungan, khususnya panitia penyelenggara menaruh harapan agar pesta luhutan bolon selalu dapat berjalan dengan baik dan
dilaksanakan bersama-sama dengan penuh sukacita. Pesta tugu luhutan ini juga diharapkan mampu membuat pomparan raja Silahisabungan mampu tetap
mengormati leluhurnya, lewat nasihat, hukum yang telah disampaikannya dahulu, juga saling mengenal satu sama lain, saling mengasihi sebagi saudara senenek
moyang. Dalam proses pemabangunan tugu hingga pada pesta tugu yang diadakan
setiap tahunnya , peneliti menemukan bahwa keturunan raja Silahisabungan ini mempunyai benih integrasi sosial dan bertumbuh menjadi tunas pada penguatan
potensi integrasi sosial bagi keturunan raja Silahisabungan itu sendiri. Benih integrasi sosial yang ada pada keturunan Raja Silahisabungan ini semakin erat
dari sebelum pembangunan tugu hingga pada saat pesta tugu dari waktu sebelumnya. Setiap acara yang disepakati dalam pesta tugu pun dirancancang
untuk membuat semua keturunan Raja Silahisabungan berbaur, satu sama lain dan mengenal lebih dekat setiap saudara mereka. Ini jelas tergambar pada data
berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Distribusi jawaban responden tentang apakah setiap kegiatan mempunyai
makna untuk mempersatukan Pomparan Raja Silahisabungan No
Jawaban Responden Jumlah
Persentase 1
Setuju 43
45 2
Sangat setuju 46
48 3
Kurang setuju 7
7 4
Tidak setuju -
- Jumlah
96 100
Sumber : Hasil jawaban responden
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden sebesar 45 menjawab setuju, bahwa dalam pesta tugu mempunyai banyak kegiatan yang dapat
mempersatukan maupun mengintegrasi pomparan raja silahisabungan dari seluruh Indonesia. Seperti kegiatan makan bersama, “marhobas”, manortor dan masih
banyak lain. Marhobas adalah kegiatan melayani para tamu mulai dari menyiapkan makanan, memasak, menyuci piring. Kegiatan marhobas ini
umumnya dilakukan oleh pihak boru anak perempuan. Tanpa memandang apakah sipihak boru orang kaya atau miskin mereka harus siap menjadi
“parhobas” pelayan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan dirangkai dengan fungsi utama yaitu agar semua pomparan raja Silahisabungan mampu
terintegrasi dengan baik tanpa ada diskriminasi sosial atas status yang mereka milikidan hal ini tentu berdampak pada ketahanan pomparan Raja Silahisabungan.
Sementara jawaban responden tentang tidak setuju bahwa setiap kegiatan dibuat untuk mempersatukan pomparan Raja Silahisabungan 0 .
Universitas Sumatera Utara
Sejak diadakannya pesta tugu sejak tahun hingga ke-32 kalinya, tampak bahwa keturunan Raja Silahisabungan begitu antusias mengikuti pesta ini setiap
tahunnya.
Tabel 18 Distribusi jawaban responden tentang frekuensi kehadiran Pesta Tugu
Upacara Luhutan Bolon tiap tahunnya No
Jawaban Responden Jumlah
Persentase 1
Sering 80
83 2
Jarang 16
17 3
Tidak Pernah -
- Jumlah
96 100
Sumber : Hasil jawaban responden
Berdasarkan tabel diatas , dapat disimpulkan umumnya 83 responden sering mengikuti pesta tugu luhutan Bolon. Ini menunjukkan betapa antusiasnya
keturunan Raja Silahisabungan mengikuti pesta tugu setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa pomparan raja Silahisabungan memiliki kesadaran tinggi
terhadap makna pesta tugu tersebut, yaitu menghormati nenek moyang mereka atas jasa-jasa yang telah dilakukan untuk mempersatukan keturnan mereka dari
semula, untuk membentuk satu kesatuan hati para keturnan Raja Silahisabungan sesuai dengan motto mereka “rap retta pomparan raja Silahisabungan”,
memperkuat ikatan kekeluargaan keutuhan keturnan Raja Silahisabungan. Sementara responden yang menjawab jarang mengikuti pesta tugu luhutan bolon
dengan persentase sebesar 17 , diakibatkan beberapa kendala, seperti misalnya ada anggota keluarga yang sakit , ada pesta, urusan pekerjaan yang sangat penting
, ada anggota keluarga yang meninggal.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan