konflik itu dapat berarti penekanan masalah-masalah yang menandakan kelak akan ada suasana yang benar-benar kacau.
1.6.2 Isu Fungsionalitas Konflik
Konflik dapat secara positif fungsional sejauh ia memperkuat kelompok dan secara negatif fungsional sejauh ia bergerak melawan struktur. Mengutip hasil
pengamatan Simmel, Coser 1956 dalam Poloma 2010, menunjukkan bahwa konflik mungkin positif sebab dapat meredakan ketegangan yang terjadi dalam
suatu kelompok dengan memantapkan keutuhan dan keseimbangan. Konflik fungsional positif berfungsi bilamana tidak mempertanyakan dasar-dasar
hubungan dan fungsional negatif jika menyerang suatu nilai inti. Coser juga menyatakan , orang dapat berharap bahwa tipe konflik ini barangkali akan
memiliki dampak yang lebih besar pada hubungan-hubungan daripada konflik. Masyarakat yang terbuka dan berstruktur longgar membangun benteng untuk
membendung tipe konflik yang akan membahayakan konsensus dasar dari kelompok itu dari serangan terhadap nilai intinya dengan membiarkan konflik
tersebut berkembang di sekitar masalah-masalah yang tidak mendasar. Konflik antar dua kelompok dan antara berbagai kelompok antagonistis yang demikian itu
saling menetralisir dan sesungguhnya berfungsi mempersatukan sistem sosial. Di dalam mempertentangkan nilai-nilai yang berada didaerah pinggiran, kelompok-
kelompok yang saling bermusuhan tidak pernah sampai pada situasi yang menyebabkan perpeacahan. Dalam struktur besar atau kecil konflik in-group
dapat merupakan indikator adanya suatu hubungan yang sehat. Coser sangat menentang para ahli sosiologi yang selalu melihat konflik hanya dalam
Universitas Sumatera Utara
pandangan negatif saja . masyarakat atau kelompok yang memperbolehkan konflik sebenarnya adalah masyarakat atau kelompok yang memiliki
kemungkinan yang rendah dari ancaman ledakan-ledakan yang akan menghancurkan struktur sosial. Dalam situasi demikian konflik biasanya tidak
berkembang disekitar nilai-nilai inti dan dengan demikian dapat memperkuat struktur. Di dalam kelompok-kelompok totaliter konflik ditekan dan bila telah
meledak akan menghancurkan kesatuan kelompok. Ada beberapa kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi konflik dengan kelompok luar out-Groups dan
struktur kelompok, antara lain, Coser menunjukkan bahwa konflik dengan kelompok luar akan membantu pemantapan batas-batas struktural. Sebaliknya
konflik dengan kelompok luar juga dapat mempertinggi integrasi di dalam kelompok. Coser 1956:92-93 berpendapat bahwa tingkat konsensus kelompok
sebelum konflik terjadi merupakan hubungan timabal balik yang penting dalam konteks apakah konflik dapat mempertinggi kohesi kelompok. Coser juga
menyatakan ,bilamana konsensus dasar suatu kelompok lemah, maka ancaman dari luar menjurus bukan pada peningkatan kohesi tetapi pada apati umum, dan
akibatnya kelompok terancam perpecahan. Coser juga menunjukkan bahwa konflik dapat merupakan sarana bagi keseimbangan kekuatan , dan lewat sarana
yang demikian kelompok-kelompok kepentingan mempertahankan kelangsungan masyarakat.
1.6.3 Konflik Kelompok Antarkelompok dan Solidaritas Kelompok Dalam