Pengaruh Status Pionir dan Kesadaran Merek terhadap Keputusan Pembelian Minuman Ringan Minute Maid Pulpy Orange.

(1)

PENGARUH STATUS PIONIR DAN KESADARAN MEREK MINUMAN RINGAN MINUTE MAID PULPY ORANGE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN USU

OLEH :

SHANAZ TASYA AZHANI 070502192

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

PENGARUH STATUS PIONIR DAN KESADARAN MEREK MINUMAN RINGAN MINUTE MAID PULPY ORANGE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN USU

OLEH :

SHANAZ TASYA AZHANI 070502192

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Universitas Sumatera Utara Medan


(3)

minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU dan yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 138 orang mahasiswa yang telah mengkonsumsi minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange minimal 1 kali dalam sebulan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel status pionir merek dan kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

Kesimpulan penelitian ini dapat dilihat pada koefisien determinasi (R²), diperoleh nilai R sebesar 0,704 yang berarti bahwa hubungan antara status pionir merek dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian sebesar 70,4%, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai adjusted R square sebesar 0,488 berarti 48,8% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel status pionir merek dan kesadaran merek. Sedangkan sisanya sebesar 51,2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel status pionir merek dan kesadaran merek bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan pengujian secara parsial variabel kesadaran merek merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.


(4)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of pioneer status (XI) and brand awareness (X2) on purchase decisions (Y) Minute Maid soft drinks Pulpy Orange at the Faculty of Economics Department of Management USU.

This type of research is the study according to the explanatory level, where this research can be assessed according to its level based on the goals and objects. The population in this study were students of the Faculty of Economics Department of Management and USU is used as a sample of 138 students who had consumed soft drinks Minute Maid Orange Pulpy at least 1 time a month. Data analysis methods used is descriptive method and quantitative method that uses multiple linear regression analysis. Data processed using SPSS 16.0 for windows.

The results showed that the variable status of pioneer brand and brand awareness has positive and significant impact on purchasing decisions Minute Maid soft drinks Pulpy Orange at the Faculty of Economics Department of Management USU.

The conclusion of this study can be viewed on the coefficient of determination (R ²), obtained the value R of 0.704, which means that the relationship between the status of pioneer brand and brand awareness to purchase decision for 70.4%, meaning that the relationship between variables closely. Adjusted R square value of 0.488 means 48.8% variable purchase decision can be explained by the variable status of pioneer brand and brand awareness. While the rest of 51.2% can be explained by other variables not examined in this study. Based on test simultaneously, the variable status of pioneer brand and brand awareness together significantly influence the purchase decision. Based on the partial test variable brand awareness is the most dominant variable influencing the purchase decisions of soft drinks at Minute Maid Orange Pulpy students of the Faculty of Economics Department of Management USU.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Status Pionir dan Kesadaran Merek terhadap Keputusan Pembelian Minuman Ringan Minute Maid Pulpy Orange. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara”.

Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada Mama saya Hj. Dra. Marhayanie, SE, M.Si. dan Papa H. Drs. Iskandar, SE, Ak. atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabarannya selama ini. Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini penulis telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga. M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Marhayanie, SE. M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

5. Drs. Ami Dilham, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini. 6. Prof. Dr. Rismayani, SE. M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

7. Dra. Frida Ramadhini, MM. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. 8. Kepada seluruh Dosen-dosen Departemen Manajemen yang selama ini

mengajar dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Kepada Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen Universitas Sumatara Utara yang untuk semua jasa-jasa nya dalam memberikan bantuan selama perkuliahan.

10. Kepada kedua adikku Kevin Shah Maulana dan Alvando Aulia Isyan terima kasih atas doa dan dukungannya.

11. Kepada Novardimastone, sahabat cibuuu saya yang selalu mendukung, membantu dan menyemangati saya dalam pengerjaan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih banyak.

12. Kepada GAJAH : Mhd. Azhari, Lya, Dede, Dira, Nopi, Dwi, Icha, Mela, Reny, Yopi. Terima kasih atas jasa-jasa kalian yang sangat berarti.

13. Kepada Bins dan R17, terutama Ike, Kape, Cupay, Pratika, Jhiki, Widak, Riri, Ojik, Kebo, Bajo, Gagap, dll .Terima kasih atas bantuan semangat dan dukungannya selama ini.


(7)

14. Kepada Abang dan Kakak senior : Bang Reza, Kak Ai, Kak Wiwid, dll. Terima kasih atas bantuan bimbingannya.

15. Seluruh teman-teman Manajemen stambuk 2007, juga teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang turut mendukung penulisan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan di masa depan.

Medan, Mei 2011 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Teori Tentang Merek ... 7

2.1.1 Pengertian Merek Pionir ... 10

2.1.2 Keunggulan dan Risiko Merek Pionir ... 10

2.2 Kesadaran Merk ... 12

2.3 Keputusan Pembelian ... 14

2.4 Penelitian Terdahulu ... 16

2.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... 17

2.6 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 19

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 20

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 21

3.6 Populasi dan Sampel ... 22

3.7 Jenis Data ... 24

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 25

3.9.1 Uji Validitas ... 25

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 26


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 30

4.2 Analisis Deskriptif ... 36

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 36

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 38

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.3.1 Uji Normalitas ... 43

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 46

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 49

4.5 Pengujian Hipotesis ... 50

4.5.1 Uji-F (Uji Serentak) ... 50

4.5.2 Uji Parsial (Uji-t) ... 52

4.5.3 Koefisien Dereminan (R2) ... 54

4.6 Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 18

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot ... 44

Gambar 4.2 Histogram Normalitas ... 45


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Produsen Minuman Ringan ... 2

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 21

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 22

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 26

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 27

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 37

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Status Pionir ... 39

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kesadaran Merek ... 40

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian Pelanggan ... 42

Tabel 4.5 One – Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 45

Tabel 4.6 Multikolinieritas ... 46

Tabel 4.7 Uji Glejser ... 48

Tabel 4.8 Regresi Linier Berganda ... 49

Tabel 4.9 Uji F (Simultan) ... 51

Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji t) ... 53


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 65

Lampiran 2 Uji Validitas dan Realibilitas ... 68

Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas ... 71

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Kuesioner ... 72

Lampiran 5 Uji Deskriptif Skor Jawaban ... 77

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 80


(13)

minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU dan yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 138 orang mahasiswa yang telah mengkonsumsi minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange minimal 1 kali dalam sebulan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel status pionir merek dan kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

Kesimpulan penelitian ini dapat dilihat pada koefisien determinasi (R²), diperoleh nilai R sebesar 0,704 yang berarti bahwa hubungan antara status pionir merek dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian sebesar 70,4%, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai adjusted R square sebesar 0,488 berarti 48,8% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel status pionir merek dan kesadaran merek. Sedangkan sisanya sebesar 51,2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel status pionir merek dan kesadaran merek bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan pengujian secara parsial variabel kesadaran merek merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.


(14)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of pioneer status (XI) and brand awareness (X2) on purchase decisions (Y) Minute Maid soft drinks Pulpy Orange at the Faculty of Economics Department of Management USU.

This type of research is the study according to the explanatory level, where this research can be assessed according to its level based on the goals and objects. The population in this study were students of the Faculty of Economics Department of Management and USU is used as a sample of 138 students who had consumed soft drinks Minute Maid Orange Pulpy at least 1 time a month. Data analysis methods used is descriptive method and quantitative method that uses multiple linear regression analysis. Data processed using SPSS 16.0 for windows.

The results showed that the variable status of pioneer brand and brand awareness has positive and significant impact on purchasing decisions Minute Maid soft drinks Pulpy Orange at the Faculty of Economics Department of Management USU.

The conclusion of this study can be viewed on the coefficient of determination (R ²), obtained the value R of 0.704, which means that the relationship between the status of pioneer brand and brand awareness to purchase decision for 70.4%, meaning that the relationship between variables closely. Adjusted R square value of 0.488 means 48.8% variable purchase decision can be explained by the variable status of pioneer brand and brand awareness. While the rest of 51.2% can be explained by other variables not examined in this study. Based on test simultaneously, the variable status of pioneer brand and brand awareness together significantly influence the purchase decision. Based on the partial test variable brand awareness is the most dominant variable influencing the purchase decisions of soft drinks at Minute Maid Orange Pulpy students of the Faculty of Economics Department of Management USU.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari begitu banyaknya pilihan minuman ringan dengan berbagai macam rasa sekarang ini, sangat mudah untuk memilih atau menemukan minuman yang menjadi selera dari masing-masing individu konsumen tersebut. Sebuah merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam strategi pemasaran untuk membedakan suatu produk perusahaan dengan produk pesaingnya. Situasi persaingan yang semakin ketat, maka peran merek pun akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak cukup hanya menawarkan produk berkualitas tinggi untuk menarik perhatian konsumen, tetapi juga perlu meningkatkan kekuatan mereknya di pasar.

Beberapa tahun belakangan ini, kategori produk yang ramai dimasuki oleh perusahaan-perusahaan besar adalah kategori minuman ringan. Minuman ringan merupakan minuman yang memiliki rasa bermacam-macam dan menyegarkan, serta mengandung vitamin-vitamin yang menambah kesegaran pada peminumnya. Pada umumnya, kandungan dalam minuman ringan itu bermacam-macam. Tetapi, berbeda dengan pulpy orange, Komposisi dari Pulpy Orange adalah : Air, Gula, Bulir Jeruk (Orange Pulp), Konsentrat Jeruk, Perisa Jeruk, Pengatur Keasaman Asam Sitrat, Natrium Sitrat, Vitamin C dan Pewarna Beta Karoten Cl No.75130. Sumber : (http://www.scribd.com)


(16)

Tabel 1.1

Produsen Minuman Ringan

Merek Perusahaan Launching

(Tahun) Bentuk Kemasan Harga (Rp) Rasa Pulpy

Orange Coca Cola 2008

Botol Plastik (350 ml) Rp 4.500,- Jeruk dengan bulir jeruk asli Country choice PT. Sinar

Sosro Akhir 2008

Tetra pak

(250 ml) Rp 3.000,-

Guava, Mango, Orange, Apple pulp Buavita 2Go PT. Unilever Indonesia Tbk

Akhir 2010 Tetra pak

(300 ml) Rp 4.600,-

Apple passion,

Melon crush Sumber : http://www.scribd.com

Pada Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa Minute Maid Pulpy Orange adalah minuman ringan pertama berasa jeruk, yang benar-benar mengandung sari jeruk dan terdapat bulir jeruk asli di dalamnya. Minuman-minuman ringan rasa jeruk lainnya memang sudah banyak beredar di pasar, dan memang memperoleh keuntungan. Tetapi Pulpy Orange mempunyai keunggulan karena produknya yang pertama berasa jeruk yang mengandung bulir-bulir jeruk asli yang menyegarkan dan juga ditawarkan dengan harga yang terjangkau.

Pulpy Orange muncul sebagai pelopor minuman ringan berasa jeruk dengan bulir jeruk asli di Indonesia dan menjadi minuman ringan yang paling diminati masyarakat sehingga akhirnya menyandang status pionir dalam kategori minuman ringan berbulir jeruk asli. Kemudian Country Choice mengikutinya dengan mengeluarkan produk yang memiliki sari apel (apple pulp) pada akhir


(17)

tahun 2008. Dengan status pionir yang dimiliki Pulpy Orange, minuman ringan ini dipercaya penuh oleh konsumen. Konsumen yang sudah bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya.

Dalam memutuskan pembelian, konsumen tidak selalu menggunakan pemikiran yang logis, konsumen membeli dan mengkonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya. Keputusan pembelian adalah perilaku yang dilakukan oleh individu-individu yang berbeda. Dalam memutuskan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh berbagai variabel yang ada pada dirinya sendiri ataupun lingkungannya. Segala kelebihan yang dimiliki Pulpy Orange mampu memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Oleh sebab itu perlu dipahaminya prilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, karena dalam mengambil keputusan yang tepat banyak sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Konsumen mungkin dibebani oleh banyaknya pilihan dari merek minuman-minuman ringan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah status pionir dan kesadaran merek yang dapat membantu mempermudah konsumen dalam menyortir berbagai alternatif pilihan minuman ringan yang ada serta berbagai informasi mengenai minuman ringan yang akan dipilih.

Menurut Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61), status pionir sebuah merek (pioneer-status) adalah merek yang muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Keunggulan Pulpy Orange adalah merupakan minuman ringan yang


(18)

segar dan menyehatkan. Namun, yang membuat Pulpy menjadi status pionir adalah inovasi yang melekat di minuman Pulpy Orange ini, yaitu adanya kehadiran bulir-bulir jeruk dalam minumannya. Hal ini belum pernah terjadi dalam minuman rasa jeruk dan yang mengandung vitamin C lainnya. Keuntungan dengan hadirnya bulir-bulir jeruk ini adalah kesegaran. Alasan inilah yang membuat konsumen memilih untuk melakukan pembelian pada produk Pulpy.

Brand awareness (kesadaran akan merek) dari perusahaan tersebut, apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik dimata pelanggan maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan loyalitas tersendiri di dalam hati para pelanggannya, sehingga pelanggan akan melakukan pembelian secara berulang-ulang. Strategi yang dilakukan oleh Pulpy dalam menciptakan kesadaran merek salah satunya melalui iklan dengan menyisipkan tagline yang menarik dan mudah diingat yaitu , ‘Refreshingly Orange Suprisingly Pulpy’ dan ‘Where Is The Pulp’. Hal ini dapat mengundang rasa ingin tahu konsumen sehingga pada akhirnya mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Selain itu kemasan botol Pulpy yang menarik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembelian.

Pulpy berorientasi pada gaya hidup anak muda khususnya dengan target pasar usia 20-29 tahun, yang memiliki karakteristik selalu ingin gaya, energik, dan berbeda. Umumnya mahasiswa adalah salah satu golongan yang ingin dituju oleh Pulpy Orange. Pulpy Orange erat kaitannya dengan mahasiswa, karena mencerminkan gaya hidup yang konsumtif dan serba instan. Hal ini berhubungan dengan sisi psikologis mahasiswa yang memiliki perilaku yang dinamis.


(19)

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU merupakan populasi yang tepat untuk dijadikan objek penelitian ini karena karakteristik cuaca di kampus yang panas dan ditunjang dengan tidak adanya fasilitas pendingin ruangan di kelas yang kebanyakan dirasa oleh mahasiswa kurang memadai dan menyebabkan dehidrasi. Alasan ini menjadi jawaban atas meningkatnya intensitas pembelian minuman ringan Pulpy Orange.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang dapat diambilkan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh status pionir dan kesadaran merek minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh status pionir dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Bagi Departemen


(20)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai status pionir dan kesadaran merek produk minuman ringan di kalangan mahasiswa Depertemen Manajemen USU.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang akan datang, maupun untuk penelitian lanjutan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran. Khususnya yang berkaitan dengan status pionir suatu merek terhadap keputusan pembelian.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Merek

Menurut The American Marketing Association dalam Kotler (2000: 227), merek adalah sebuah nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi antar mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu atau sekelompok penjual, dan untuk mendiferensiasikan dari barang ke jasa pesaing. Berdasarkan berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan sesuatu yang dapat berupa tanda, gambar, simbol, nama, huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya untuk membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan tujuan untuk menjalin sebuah hubungan yang erat antara konsumen dan perusahaan melalui sebuah makna psikologis.

Pada suatu merek terdapat enam jenis makna (Kotler, 2001: 228), yaitu: a. Atribut

Merek pertama-tama membawa atribut-atribut tertentu ke dalam benak seseorang. Mercedes akan memberi kesan mahal, berancang bangun dan berteknologi tinggi, kuat dan tahan lama, sangat bergengsi, nilai jual kembali tinggi, gesit dan sebagainya. Perusahaan akan menggunakan satu atau beberapa dari atribut-atribut tersebut untuk mengiklankan mobilnya. Selama


(22)

bertahun-tahun Mercedes mengiklankan, “Direkayasa tidak seperti mobil-mobil lain di dunia.”

b. Manfaat

Sebuah merek lebih dari sekadar sekumpulan atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat.

c. Nilai-nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya, sehingga Mercedes berarti berkinerja tinggi, kemanan, gengsi, dan sebagainya. Pemasar merek harus menemukan kelompok pembeli mobil tertentu yang mencari nilai-nilai tersebut.

d. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, kualitas tinggi.

e. Kepribadian

Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau sebuah obyek, apa yang akan masuk ke dalam benak kita? Mercedes mungkin memberi kesan boss yang rasional (obyek). Kadang-kadang ia mengambil kepribadian dari seseorang yang terkenal atau seorang juru bicara.

f. Pemakai

Merek memberi kesan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut menyaksikan seorang sekretaris berusia sekitar 20 tahun mengendarai sebuah Mercedes. Sebaliknya kita akan berharap


(23)

melihat seorang eksekutif puncak berusia sekitar 55 tahun berada di belakang kemudi. Para penggunanya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian dari produk tertentu.

Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

a. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang. b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan

bentuk desain dan warna-warni yang menarik).

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan memperthankan loyalitas konsumen.

Menurut Tjiptono dan Diana (2000:42) agar suatu merek dapat mencermin kan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan:

a. Merek harus khas atau unik.

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaianya.

c. Merek harus menggaambarkan kualitas produk. d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.


(24)

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk baru yang mungkin ditambahkan ke lini produk.

2.1.1 Pengertian Merek Pionir

Menurut Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) pionir adalah merek yang muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Kalyanaram, Robinson, dan Urban dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan pionir sebagai merek yang pertama kali masuk ke sebuah pasar baru. Sementara itu, definisi lebih spesifik oleh Schnaars dalam Tjiptono (2005:61) yang merumuskan pionir sebagai merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa merek pionir adalah suatu merek baru dalam kategori produk baru dan sukses menjualnya di pasar serta tetap mempertahankannya sehingga membekas di benak konsumen.

2.1.2 Keunggulan dan Risiko Merek Pionir

Keunggulan dan risiko merek pionir menurut Tjiptono (2005:63):

a. Response lags antara pionir yang pertama memasuki pasar dan perusahaan kedua yang memasuki pasar memberikan kesempatan kepada pionir untuk menjadi monopolis temporer dan meraup pendapatan substansial.


(25)

b. Pionir berkesempatan untuk mencapai skala ekonomis sebelum later entrants masuk. Ini dikarenakan pionir cenderung memiliki pasar yang dilayani lebih luas dibandingkan para pesaingnya.

c. Pionir berpeluang membangun loyalitas merek dan switching cost (baik ekonomis maupun psikologis) terlebih dahulu, sehingga setiap pendatang baru harus bekerja keras guna meyakinkan pelanggan agar bersedia beralih ke produknya. Dengan demikian pionir bisa mendapatkan loyalitas dari konsumen-konsumen yang tergolong risk averse.

d. Pionir berpeluang mendapatkan citra dan reputasi positif atas daya inovasi dan keprogresifannya dalam membuka pasar.

e. Terciptanya hambatan masuk bagi para later entrants bila pionir mendapatkan perlindungan hak paten.

f. Pionir berkesempatan mendominasi jaringan distribusi dan periklanan, sehingga hanya akan tersedia tempat terbatas bagi para pendatang berikutnya. g. Pionir bisa menciptakan standar produk, standar industri, dan basis pelanggan

yang berguna untuk mendukung penyempurnaan produk selanjutnya.

h. Pionir berpeluang untuk mempercepat proses belajarnya dalam hal produksi dan teknologi dibandingkan para pesaingnya.

i. Pionir dapat mendominasi berbagai aset langka, seperti sumber daya alam, lokasi, dan rak pajangan di gerai ritel.

Implikasinya, pionir cenderung berhasil meraih pangsa pasar terbesar dalam industrinya. Namun Carpenter & Nakamoto dalam Tjiptono (2005:62) mengingatkan bahwa keunggulan pionir baru bisa tereliasasi apabila merek pionir


(26)

tersebut berhasil membentuk preferensi konsumen dengan jalan secara terus – menerus menyempurnakan dan mendiferensiasikan produknya dari para pesaing atau disebut later entrants.

Menurut Brown, Jain, dan Schnaars dalam Tjiptono (2005:70), tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh merek pionir diantaranya:

a. Pionir harus unggul dalam teknologi (untuk ini dibutuhkan investasi yang besar).

b. Resiko kegagalan dalam introduksi produk baru relatif besar. c. Biaya riset dan pengembangan produk sangat mahal.

d. Proses inovasi acapkali harus melewati tahapan – tahapan panjang yang tidak berguna dikarenakan kemajuan yang berlangsung lambat sehubungan dengan faktor trial and error.

e. Pionir harus “membuka jalan” dengan menciptakan dan mengembangkan permintaan primer serta mengedukasi pelanggan.

2.2 Kesadaran Merek (Brand Awereness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori tertentu (Durianto,dkk, 2001:54). Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. Menurut East (1997), “Brand awareness is the


(27)

recognition and recall of a brand and its differentiation from other brands in the field”. Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan. Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya. Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu :

1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

4. Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan


(28)

kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang palimjg disukai, tetapi dua factor bias berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua faktor situasional yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual. Dengan kata lain, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alas an rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa, (Tjiptono, 2005:179). Ada lima tahapan dalam pembelian, yaitu :

1. Pengenalan kebutuhan (pengenalan masalah)

Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya harus dipenuhi.kebutuhan ini disebabkan oleh ransangan internal seseorang yaitu misalnya rasa lapar meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua tingkatan, situasi pencarianyang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tahap ini konsumen akan mencari informasi tentang produkyang akan dibeli. Selanjutnya konsumen akan mencari informasi secara aktif tentang produk yang akan


(29)

dibelinya yang dapat dilakukannya dengan mencari bacaan, menelepon dan mempelajari tentang produk yang bersangkutan.

3. Evaluasi Alternatif

Pada evaluasi alternatif konsumen membentuk penilaian atas produk terutama kesadaran dan rasio. Beberapa konsep yang membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk senagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dan member manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah langkah konsumen setelah melakukan berbagai pertimbangan, pada akhirnya menentukan pembelian atau tidak berdasarkan yang telah diterima konsumen berdasarkan urutan yang telah disebutkan diatas.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.


(30)

2.4 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi acuan untuk penelitian ini, antara lain :

Wardayanti (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Pioneer- Status Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Dalam Kategori Produk Vitamin C 500mg. Penelitian ini menguji pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen dalam kategori produk tablet hisap vitamin C 500mg dengan membandingkan sikap konsumen terhadap Vitacimin sebagai merek pionir dan Xon-Ce sebagai merek pengikut. Pengaruh pengetahuan konsumen tentang status pionir merek Vitacimin diuji dengan membagi sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang tahu tentang status pionir(pioneer-status) merek Vitacimin (Kelompok 1) dan kelompok yang tidak tahu bahwa Vitacimin merupakan merek pionir (Kelompok 2). Hasil penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa konsumen mempunyai sikap yang lebih baik terhadap merek pionir daripada terhadap merek pengikut, namun penelitian ini gagal membuktikan bahwa pengetahuan konsumen tentang status pionir sebuah merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap kosumen.

Karina Tarigan (2010) yang berjudul : “Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan. Status pionir dan sikap konsumen adalah variabel yang digunakan dalam


(31)

penelitian ini. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang pernah mengkonsumsi Pocari Sweat paling sedikit tiga kali dalam jangka waktu satu bulan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa status pionir sebuah merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap sikap konsumen pada kategori kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian diajukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature (Kuncoro, 2003:44).

Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan status pionir sebuah merek adalah merek yang muncul pertama kali di dalam kategori produk baru. Schnaars dalam Tjiptono (2005:61), definisi status pionir adalah merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses. Konsumen yang sukses menggunakan merek pertama dalam suatu kategori produk baru cenderung akan lebih menyukai merek tersebut dibandingkan merek-merek lainnya yang masuk pasar belakangan (Tjiptono, 2005: 63).


(32)

Brand Awareness yaitu adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu (Tjiptono, 2005:40). Keputusan pembelian merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang didapat (Kotler, 2001:221)

Berdasarkan teori tersebut, dapat disusun skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Sumber: Tjiptono (2005), diolah (2011).

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah:

“Status pionir merek (X1) dan kesadaran merek (X2) minuman ringan

Minute Maid Pulpy Orange berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen

Manajemen USU”

Status Pionir merek (X1)

Kesadaran Merek (X2)

Keputusan Pembelian (Y)


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiono (2008:5), jenis-jenis penelitian secara umum dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian ini, termasuk dalam peneitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu variabel status pionir merek dan kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Manajemen USU Medan di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011- April 2011.

3.3 Batasan Operasional Variabel

a. Variabel Independen (X) yaitu Status Pionir Merek (X1) dan Kesadaran Merek (X2)


(34)

3.4 Definisi Operasional Variabel

a. Status Pionir Merek (Variabel X1)

Status pionir merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses.

b. Brand Awareness (Variabel X2)

Brand awareness adalah ukuran kesadaran akan suatu merek perusahaan oleh konsumen menggunakan faktor-faktor pendukung diantaranya mudah dikenal, berbeda, familiar dan memiliki sifat komitmen.

c. Pengambilan Keputusan Pembelian (Variabel Y)

Pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange.

Berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah diuraikan dibuatlah tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:


(35)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel

Skala Pengu kuran Status Pionir Merek (X1)

Status pionir merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses.

a. Pengetahuan akan status pionir.

b. Keberhasilan menembus pasar.

c. Kekuatan status pionir di benak konsumen. Skala Likert Kesadaran Merek (X2)

Sejauh mana sebuah merek dikenal atau tinggal

dibenak konsumen. a.Recall b.Recognition c.Purchase d.Consumption Skala Likert Keputusan Pembelian (Y) Tindakan pembelian dimana konsumen memilih merek mana yang lebih disukai. a.Faktor keunggulan b.Tindakan memilih c.Faktor kepuasan d.Faktor situasional Skala Likert Sumber: Tjiptono (2005) , Sumarwan (2002) dan Kotler(2009) diolah penulis (2011).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dilihat pada tabel berikut:


(36)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak

Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2006:86), diolah penulis (2010)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok elemen lengkap, yang biasanya berupa orang, objek transaksi, atau kejadian yang membuat kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitan (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU yang berjumlah 914 orang. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU yang mengkonsumsi minuman ringan Pulpy Orange jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

n = (Ζα)² (p) (q)

d² Keterangan:

n = Jumlah Sampel

(Zα)² = Nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikan tertentu (α), bila α = 0,05


(37)

p = Estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel q = Proporsi populasi tidak sesuai kriteria sampel (1 – p) d = Penyimpangan yang ditolerir

Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh penulis secara acak pada 30 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU di kantin FEMI tanggal 11 April 2011, ditemukan 27 orang pernah mengkonsumsi minuman ringan Pulpy Orange (90%) p = 0,9 dan 3 orang lainnya (10%) q = 0,1 belum pernah mengkonsumsi minuman ringan Pulpy Orange. Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat menghasilkan jumlah sampel sebagai berikut :

n = (Ζα)² (p) (q)

(1,67)² (0,9)(0,1)

(0,05)²

= 138,29 = 138 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Adapun kriteria yang telah ditentukan adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU yang telah mengkonsumsi minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange minimal satu kali dalam satu bulan. Selain metode purposive, penelitian ini juga menggunakan teknik accidental sampling.


(38)

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire) kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi baik dari buku, jurnal, majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu konsumen minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange untuk mendapatkan informasi.

b. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih yakni para konsumen minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange.


(39)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah, dan inforemasi dari internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Dalam penelitian ini

pengujian validitas dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU di luar sampel dengan metode accidental sampling. Pengujian validitas dlakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid

2) Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid


(40)

4) Nilai r tabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5 % adalah 0,361.

Pada tahap survei kuesioner berisikan 15 pertanyaan yang terdiri dari variabel bebas yaitu Status Pionir Merek dan Kesadaran Merek dan variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian pada minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange. Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Uji Validitas

Butir Pertanyaan

Corrected item-total corelation

r tabel Keterangan

Butir 1 0.670 0.361 Valid

Butir 2 0.702 0.361 Valid

Butir 3 0.590 0.361 Valid

Butir 4 0.592 0.361 Valid

Butir 5 0.782 0.361 Valid

Butir 6 0.810 0.361 Valid

Butir 7 0.483 0.361 Valid

Butir 8 0.725 0.361 Valid

Butir 9 0.653 0.361 Valid

Butir 10 0.419 0.361 Valid

Butir 11 0.577 0.361 Valid

Butir 12 0.479 0.361 Valid

Butir 13 0.656 0.361 Valid

Butir 14 0.632 0.361 Valid

Butir 15 0.585 0.361 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) 2011

Pada Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa ke 15 butir pertanyaan yang telah diuji valid semua dengan nilai r hitungnya > r tabel.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.


(41)

Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Ginting dan Situmorang (2008:75), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

r alpha / Cronbach alpha Instrumen Cronbach alpha

0.916 0.8 Sumber : hasil pengolahan data primer (kuesioner) 2007

Pada pengujian reliabilitas, nilai cronbach alpha harus lebih besar atau sama dengan nilai instrumen cronbach alpha maka dapat dikatakan reliabel. Dari Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0,916 > Instrumen Cronbach alpha sebesar 0,8 yang berarti bahwa instumen tersebut reliabel.

3.10 Teknik Analisis data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari


(42)

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode statistic yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah analisis regresi linear berganda, dengan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for windows. Regresi Linear berganda adalah metode yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel X1 (status pionir merek) dan variabel X2 (kesadaran merek) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) dengan rumus sebagai berikut :

Y=a+b1X1+b2X2+e Dimana :

Y = Keputusan pembelian X1 = Status Pionir Merek a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X2 = brand awareness b2 = koefisien Regresi X2 e = standart error

Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu:

a. Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh persepsi kualitas produk dan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian konsumen. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut :

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).


(43)

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1.X2)secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

b. Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% c. Koefisien Determinan (R²)

Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat hubungan variabel bebas (X1,X2) dan variabel terikat (Y) positif atau negative hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y)


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

The Coca Cola Company (NYSE: KO) adalah sebuah perusahaan internasional dalam bidang minuman yang bermarkas di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1892. Perusahaan ini memperkerjakan 55.000 pekerja pada tahun 2005. Produk minuman yang dihasilkan di industri ini Coca Cola, Fanta, dan Sprite. Produk-produk minuman yang diluncurkan oleh Coca Cola Company adalah :

1. Coca-Cola

Merupakan merek minuman ringan terpopuler dan paling laris dalam sejarah hingga saat ini. Diciptakan pertama kalinya di Atlanta, Georgia oleh Dr. John S. Pemberton, Coca-Cola pertama kami perkenalkan sebagai minuman fountain dengan mencampurkan sirup rasa Cola dan air berkarbonasi. Pertama kali terdaftar sebagai merek dagang di tahun 1887, di tahun 1895 Coca- Cola telah terjual di seluruh wilayah Amerika Serikat. Kini Coca-Cola telah tersedia di seluruh dunia.

2. Sprite

Pertama kali diperkenalkan di tahun 1960, Sprite adalah minuman ringan dengan aroma rasa lemon yang paling digemari. Sprite dijual di 190 negara di dunia dengan daya pikat yang sangat besar di kalangan generasi muda. Sprite


(45)

disukai karena rasanya yang dingin menyejukkan dan benar-benar dapat melepaskan dahaga. Sprite memiliki cita rasa khas yang membedakannya dari minuman ringan lainnya. Produk ini mendorong Anda untuk menjadi diri sendiri dan memuaskan rasa haus Anda.

3. Fanta

Merupakan merek dari The Coca-Cola Company untuk minuman ringan dengan rasa buah-buahan yang sangat menonjol. Pertama kali ditemukan di Jerman, nama Fanta sendiri berasal dari kata "Fantasie" yang artinya imajinasi atau khayalan. Semenjak tahun 1960an, Fanta telah dipasarkan diseluruh dunia dengan konsumen terbesar remaja berusia 12-19 tahun. Diseluruh dunia ada lebih dari 70 jenis rasa, dengan rasa jeruk (orange) sebagai volume terbesar. Di Indonesia, produk Fanta mulai dipasarkan pada tahun 1973 dan sejak itu Fanta telah melakukan berbagai inovasi rasa buah-buahan untuk terus menyesuaikan dengan target konsumennya. Hingga saat ini, Fanta memiliki tiga varian rasa mulai dari Strawberry, Orange, dan Blueberry sebagai inovasi paling terbaru dari Fanta. Konsumen di berbagai belahan dunia mengasosiasikan Fanta dengan keceriaan bersama teman dan keluarga. Asosiasi positif ini timbul oleh karena ciri khas merek Fanta yang selalu membawa keceriaan dengan warnanya yang cerah, rasa buahnya yang enak, dan karbonasi yang menyegarkan.

4. A&W

Pada tanggal 20 Juni 1919, Roy Allen membuka stand Root Beer pertama di Lodi, California yang menjual minuman miliknya yang terbuat dari resep


(46)

rahasia,terdiri dari 14 tumbuhan herba, rempah-rempah, kulit kayu dan beberapa jenis buah beri. Pada tahun 1922 Allen bekerjasama dengan salah satu pekerjanya, Frank Wright dan mendirikan tiga outlet baru di Houston. Mereka memberi nama minuman Root Beer-nya dengan menggabungkan inisial mereka, "A" untuk Allen dan "W" untuk Wright, sebagai nama resmi minuman "A&W Root Beer." Sejak saat itulah pertamakali nama "A&W" diperkenalkan sebagai merek minuman root beer. Satu hal yang tidak pernah berubah dalam perkembangannya selama 80 tahun ini adalah masyarakat diseluruh dunia menyukai A&W Root Beer yang kaya akan rasa, lembut, dan lapisan atasnya yang tebal.

5. Frestea

Produk inovatif minuman siap saji (RTD) yang secara khusus dirancang untuk memuaskan seluruh panca indera konsumen Indonesia. Merek ini dikembangkan secara lokal dan merupakan bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu perusahaan patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola Company dan Nestle, SA. Proporsi Frestea dikembangkan untuk menangkap pengalaman dalam menikmati teh tubruk, dengan rasa, aroma, dan warna menjadi faktor terpenting dimana konsumen bisa membedakan kualitas sebuah produk. Cita rasa tehnya yang sangat khas dan inovatif tercipta melalui sajian aroma melati yang menyenangkan dan rasa teh yang unggul. Botolnya yang unik menonjolkan kualitas rasa teh asli, dengan tekstur emboss dua elemen daun yang saling bersilang. Frestea diproduksi dengan menggunakan standar kualitas tinggi The Coca-Cola


(47)

Company, menggunakan teknologi tinggi dan didukung oleh proses produksi higienis, demi memastikan bahwa setiap botol Frestea memilki kualitas yang sama.

6. AdeS

Pada akhir tahun 2000, perusahaan Coca-Cola telah menjalin kemitraan jangka panjang dengan PT AdeS Alfindo Putrasetia Tbk dengan mengakuisisi merek dagang AdeS. Peluncuran AdeS baru dari The Coca-Cola Company ini menampilkan AdeS sebagai air minum dalam kemasan yang Murni, Aman dan Terpercaya, yang dijamin oleh The Coca-Cola Company

7. Minute Maid Pulpy Orange

Lahirnya produk minuman dari Minute Maid dimulai pada tahun 1945, ketika National Research Corporation (NRC) Boston mengembangkan minuman sari buah jeruk dalam bentuk bubuk dari buah jeruk asli untuk keperluan US Army selama perang. Setelah perang berakhir, Florida Foods Corporation yaitu anak perusahaan NRC mengembangkan inovasi produk agar produk tersebut dapat dipasarkan secara komersial. Produk ini diberi nama Minute Maid. Minute Maid berarti “cepat dan mudah disajikan”, Minute Maid mulai dipasarkan secara door to door dan dengan cepat menarik banyak konsumen. Beberapa tahun kemudian Florida Foods Corporation berubah nama menjadi The Minute Maid Company. Pada tahun 1960, Minute Maid dibeli oleh The Coca Cola Company. Saat ini berbagai produk Minute Maid sudah dijual di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Minute Maid mulai diperkenalkan di Indonesia dengan diluncurkannya Minute Maid Pulpy Orange ditahun 2008.


(48)

Minute Maid Pulpy Orange sendiri telah mencatat kesuksesan di berbagai Negara seperti China dan India, sebelum diperkenalkan di Indonesia.

Mengusung tagline “Refreshingly Orange, Suprisingly Pulpy”, Minute Maid merupakan minuman rasa buah dengan kandungan jus serta bulir jeruk asli dan memiliki kandungan vitamin c untuk kebutuhan tubuh sehari-hari. Hadirnya minuman ringan ini menjawab kebutuhan konsumen akan minuman siap saji yang sesuai dengan berkembangnya selera dan gaya hidup masyarakat. Di dunia, minuman dengan kandungan jus buah merupakan minuman terbesar ketiga.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Mereke memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk- produk Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.


(49)

Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company.

Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca- Cola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau.

Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang


(50)

dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidakmendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca- Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca- Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan


(51)

data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden. Dari kuesioner tersebut dapat dilihat gambaran umum mengenai karakteristik responden, antara lain berdasarkan stambuk, jenis kelamin, umur, frekwensi pembelian, yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Managemen USU dengan kriteria minimal 1(satu) kali pembelian produk minuman ringan Minute Maid Puly Orange. Di bawah ini dijelaskan data deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.1 Identitas Responden

No. Karakteristik Jumlah Responden

(mahasiswa)

%

1. Tahun Masuk 2007 18 13,04

2008 35 25,36

2009 40 28,99

2010 45 32,61

Jumlah 138 100

2. Umur (tahun) 18 53 38,41

>18 85 61,59

Jumlah 138 100

3. Jenis Kelamin Laki-laki 61 44.2

Perempuan 77 55.8

Jumlah 138 100

4. Frekuensi Pembelian

minuman ringan Minute Maid Pulpy

Orange

1 54 39,13

>1 84 60,87

Jumlah 138 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa :

a. Total responden adalah sebanyak 138 orang, berdasarkan tahun masuk kuliah bagi responden maka diperoleh responden yang masuk tahun 2007 adalah sebanyak 18 orang atau 13,04%; tahun 2008 sebanyak 35 orang atau 25,36%; tahun 2009 sebanyak 40 orang atau 28,99%; tahun 2010 sebanyak 45 orang


(52)

atau 32,61%. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari stambuk tahun 2010.

b. Berdasarkan umur dari responden diketahui bahwa 53 orang atau 38,41% responden berumur 18 tahun, sedangkan 85 orang atau 61,59% responden berumur lebih dari 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari responden yang berumur di atas 18 tahun.

c. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 61 orang atau 44.2% responden adalah laki-laki dan 77 orang atau 55,8% responden adalah wanita.

d. Berdasarkan frekuensi pembelian Minute Maid Pulpy Orange dapat diketahui 54 orang atau 39.13% responden melakukan pembelian Minute Maid Pulpy Orange sebanyak satu kali dan 84 orang atau 60,87% responden melakukan pembelian Minute Maid Pulpy Orange lebih dari satu kali.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Daftar pernyataan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan pelanggan terhadap nilai status pionir dan kesadaran merekterhadap keputusan pembelian pelanggan.


(53)

a. Jawaban Responden Atas Variabel Nilai Status Pionir

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Status Pionir

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % N % N % n % 1 15 10,9 65 47,1 48 34,8 10 7,2 - - 138 100

2 14 10,1 88 63,8 29 1,0 6 4,3 1 0,7 138 100

3 10 7,2 44 31,9 56 40,6 27 19,6 1 0,7 138 100

4 8 5,8 62 44,9 51 37,0 17 12,3 - - 138 100

5 8 5,8 35 25,4 58 42,0 36 26,1 1 0,7 138 100 Sumber: Hasil Peneliti, 2011 (Data Diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 138 orang responden untuk variabel status pionir pada tabel 4.2 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Pulpy Orange adalah minuman ringan berasa bulir jeruk asli yang pertama kali muncul di pasar.) sebanyak 15 orang atau 10,9% yang menyatakan sangat setuju, 65 orang atau 47,1% menyatakan setuju, 48 orang atau 34,8% menyatakan kurang setuju, 10 orang atau 7,2% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

b) Pada pernyataan kedua (Saya lebih menyukai Pulpy Orange dibanding minuman lainnya) sebanyak 14 orang atau 10,1% yang menyatakan sangat setuju, 88 orang atau 63,8% menyatakan setuju, 29 orang atau 21,0% menyatakan kurang setuju, 6 orang atau 4,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

c) Pada pernyataan ketiga (Pulpy Orange berbeda dari minuman ringan lainnya) sebanyak 10 orang atau 7,2% yang menyatakan sangat setuju, 44 orang atau


(54)

27 orang atau 19,6% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

d) Pada pernyataan keempat (Saya menyukai Pulpy Orange karena mengandung bulir di dalamnya) sebanyak 8 orang atau 5,8% yang menyatakan sangat setuju, 62 orang atau 44,9% menyatakan setuju, 51 orang atau 37,0% menyatakan kurang setuju, 17 orang atau 12,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

e) Pada pernyataan kelima (Saya memilih Pulpy Orange karena merupakan minuman yang menyehatkan) sebanyak 8 orang atau 5,8% yang menyatakan sangat setuju, 35 orang atau 25,4% menyatakan setuju, 58 orang atau 42,0% menyatakan kurang setuju, 36 orang atau 26,1% menyatakan tidak setuju dan 1 orang 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

b. Jawaban Responden Atas Variabel Nilai Kesadaran Merek Tabel 4.3

Jawaban Responden Atas Variabel Nilai Kesadaran Merek

Indikator Penelitian (Perny

ataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % N % n % N % 1 24 17,4 86 62,3 21 15,2 6 4,3 1 0,7 138 100

2 14 10,1 87 63 28 20,3 8 5,8 1 0,7 138 100

3 5 3,6 32 23,2 71 51,4 24 17,4 6 4,3 138 100

4 6 4,3 60 43,5 51 37 20 14,5 1 0,7 138 100

5 22 15,9 69 50 39 28,3 6 4,3 2 1,4 138 100 Sumber: Hasil Peneliti, 2011 (Data Diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 138 orang responden untuk variabel Kesadaran Merek pada tabel 4.3 yaitu:


(55)

a) Pada pernyataan pertama (Saya mengetahui Pulpy Orange memiliki ciri khas yaitu jus jeruk dengan bulir jeruk asli.) sebanyak 24 orang atau 17,4% yang menyatakan sangat setuju, 86 orang atau 62,3% menyatakan setuju, 21 orang atau 15,2% menyatakan kurang setuju, 6 orang atau 4,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

b) Pada pernyataan kedua (Saya lebih mudah mengingat nama dan logo Pulpy Orange dibandingkan minuman ringan lainnya) sebanyak 14 orang atau 10,1% yang menyatakan sangat setuju, 87 orang atau 63% menyatakan setuju, 28 orang atau 20,3% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 5,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

c) Pada pernyataan ketiga (Pulpy Orange mudah didapatkan di toko manapun yang saya kunjungi) sebanyak 5 orang atau 3,6% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 32 orang atau 23,2% menyatakan setuju, 71 orang atau 51,4% menyatakan kurang setuju, 24 orang atau 17,4% menyatakan tidak setuju dan 6 orang atau 4,3% menyatakan sangat tidak setuju.

d) Pada pernyataan keempat (Harga yang ditawarkan Pulpy Orange sesuai dengan kualitas yang dimiliki) sebanyak sebanyak 6 orang atau 4,3% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 60 orang atau 43,5% menyatakan setuju, 51 orang atau 37% menyatakan kurang setuju, 20 orang atau 14,5% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju

e) Pada pernyataan kelima (Saya mudah mengingat Pulpy Orange karena kemasan botolnya yang menarik) sebanyak 22 orang atau 15,9% yang


(56)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 69 orang atau 50% menyatakan setuju, 39 orang atau 28,3% menyatakan kurang setuju, 6 orang atau 4,3% menyatakan tidak setuju dan 2 orang atau 1,4% menyatakan sangat tidak setuju.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian Pelanggan.

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

N % N % N % N % n % N % 1 16 11,6 50 36,2 42 30,4 25 18,1 5 3,6 138 100

2 20 14,5 60 43,5 42 30,4 13 9,4 3 2,2 138 100

3 20 14,5 63 45,7 47 34,1 7 5,1 1 0,7 138 100

4 6 4,3 57 41,3 57 41,3 16 11,6 2 1,4 138 100

5 12 8,7 66 47,8 49 35,5 9 6,5 2 1,4 138 100 Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0(2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 138 orang responden untuk variabel Keputusan Pembelian pada tabel 4.4 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Saya membeli Pulpy Orange karena memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh saya) sebanyak 16 orang atau 11,6% yang menyatakan sangat setuju, 50 orang atau 36,2% menyatakan setuju, 42 orang atau 30,4% menyatakan kurang setuju, 25 orang atau 18,1 % menyatakan tidak setuju dan 5 orang atau 3,6 % menyatakan sangat tidak setuju.

b) Pada pernyataan kedua (Saya membeli Pulpy Orange karena mudah didapatkan di supermarket mana pun) sebanyak 20 orang atau 14,5% yang menyatakan sangat setuju, 60 orang atau 43,5% menyatakan setuju, 42 orang atau 30,4%


(57)

menyatakan kurang setuju, 13 orang atau 9,4% menyatakan tidak setuju dan 3 orang atau 2,2% menyatakan sangat tidak setuju.

c) Pada pernyataan ketiga (Saya lebih memilih membeli Pulpy Orange dibandingkan dengan minuman ringan lainnya) sebanyak 20 orang atau 14,5% yang menyatakan sangat setuju, 63 orang atau 45,7% menyatakan setuju, 47 orang atau 34,1% menyatakan kurang setuju, 7 orang atau 5,1% yang menyatakan tidak setuju , dan 1 orang atau 0,7% menyatakan sangat tidak setuju.

d) Pada pernyataan keempat (Saya membeli Pulpy Orange karena memberikan kepuasan bagi saya) sebanyak 6 orang atau 4,3% yang menyatakan sangat setuju, 57 orang atau 41,3% menyatakan setuju, 57 orang atau 41,3% menyatakan kurang setuju, 16 orang atau 11,6% yang menyatakan tidak setuju, dan 2 orang atau 1,4% menyatakan sangat tidak setuju.

e) Pada pernyataan kelima (Saya membeli Pulpy Orange karena memberikan kesegaran disaat cuaca panas) sebanyak 12 orang atau 8,7% yang menyatakan sangat setuju, 66 orang atau 47,8% menyatakan setuju, 49 orang atau 35,5% menyatakan kurang setuju, 9 orang atau 6,5% menyatakan tidak setuju, dan 2 orang atau 1,4% menyatakan sangat tidak setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :


(58)

1. Analisis Grafik

Menurut Sarwono (2005) dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sbb :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 Gambar .4.1 Grafik P-P Plot

Pada Gambar 4.1 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(59)

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 Gambar .4.2 Histogram Normalitas

2.Analisis Statistik

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Nugoroho (2005: 112) dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig. (2-tailed) > level of significant (α = 5%).

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 138

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.16429242 Most Extreme Differences

Absolute .061

Positive .047

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .719

Asymp. Sig. (2-tailed) .679

a. Test distribution is Normal.


(60)

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.5 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas angka 0.05 (0.679 > 0.05) dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Menurut Nugroho (2005: 58) untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 5 dan nilai Tolerance > 0,1.

Tabel 4.6 Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.689 1.407 1.911 .058

status_pionir .242 .105 .188 2.306 .023 .561 1.782 brand_awareness .599 .086 .565 6.928 .000 .561 1.782 a. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Sumber: hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0(2011)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 5 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi bebas gangguan multikolinieritas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan


(61)

dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki variance yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.

1. Model Grafik

Menurut Nugroho (2005) dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah sbb :

1) Jika ada pola tertentu , seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber : hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2011) Gambar 4.3 Normal Scatterplot


(62)

Pada Gambar 4.3 Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

2. Uji Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independent dengan persamaan regresi. Jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.7 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.416 .878 1.612 .109 status_pionir -.047 .065 -.082 -.720 .473 brand_awareness .060 .054 .128 1.118 .266 a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2011)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikan Status Pionir (0,473), Kesadaran Merek (0,266) > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.


(63)

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.689 1.407 1.911 .058 status_pionir (X1) .242 .105 .188 2.306 .023 brand_awareness (X2) .599 .086 .565 6.928 .000 a. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2011)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.8 pada kolom kedua (Unstandardized coeficient) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah :

Y = 2,689 +0,242X1 + 0,599X2 +e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 2,689. Ini mempunyai arti apabila variabel status pionir (X1), kesadaran merek (X2) dianggap konstan maka tingkat keputusan pembelian (Y) sebesar 2,689.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,242. Variabel status pionir terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,242. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi pengurangan variabel status pionir sebesar 1 satuan, maka pengambilan keputusan pembelian pada minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange akan menurun sebesar 0,242.


(64)

c. Koefisien X2 (b2) = 0,599 Variabel kesadaran merek terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,599. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi pengurangan variabel kesadaran merek sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian pada minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange akan menurun sebesar 0,599.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji - F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1, X2) berupa

status pionir merek dan kesadaran merek terhadap variabel terikat (Y) berupa keputusan pembelian minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange.

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak atau bersama-sama tidak terdapat

pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,) berupa status pionir

dan kesadaran merekterhadap variabel terikat (Y).

Hа : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak atau bersama-sama terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa status

pionirdan kesadaran merekterhadap variabel terikat (Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k


(65)

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 138 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 138-3 = 135

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α

= 5% (2:135) = 3,06 , dengan kriteria uji sebagai berikut: H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5% Tabel 4.9 Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square Fhitung Sig.

1 Regression 630.705 2 315.352 66.340 .000a

Residual 641.730 135 4.754

Total 1272.435 137

a. Predictors: (Constant), bra nd_awareness, status_pionir b. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 (2011)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 66,340

dengan tingkat signifikansi 0,000. sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%


(1)

VAR00013 Frequen cy Percen t Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

2 7 5.1 5.1 5.8

3 47 34.1 34.1 39.9

4 63 45.7 45.7 85.5

5 20 14.5 14.5 100.0

Total 138 100.0 100.0

VAR00015 Frequen cy Percen t Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 9 6.5 6.5 8.0

3 49 35.5 35.5 43.5

4 66 47.8 47.8 91.3

5 12 8.7 8.7 100.0

Total 138 100.0 100.0

VAR00014 Frequen cy Percen t Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 16 11.6 11.6 13.0

3 57 41.3 41.3 54.3

4 57 41.3 41.3 95.7

5 6 4.3 4.3 100.0


(2)

LAMPIRAN 6 UJI ASUMSI KLASIK

A.

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 138

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.16429242

Most Extreme Differences Absolute .061


(3)

B.

UJI MULTIKOLINERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.689 1.407 1.911 .058

status_pionir .242 .105 .188 2.306 .023 .561 1.782

brand_awareness .599 .086 .565 6.928 .000 .561 1.782

a. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Coefficient Correlationsa

Model brand_awareness status_pionir

1 Correlations brand_awareness 1.000 -.662

status_pionir -.662 1.000

Covariances brand_awareness .007 -.006

status_pionir -.006 .011

a. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) status_pionir brand_awareness

1 1 2.980 1.000 .00 .00 .00

2 .013 15.226 .79 .02 .43

3 .007 20.879 .20 .98 .57


(4)

C.

UJI HETEROSKEDASTISITAS

UJI GLEJSER

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 brand_awarenes

s, status_pionira . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: absut

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.316 2 1.158 .625 .537a

Residual 249.970 135 1.852

Total 252.286 137

a. Predictors: (Constant), brand_awareness, status_pionir

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .096a .009 -.005 1.36075

a. Predictors: (Constant), brand_awareness, status_pionir


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.416 .878 1.612 .109

status_pionir -.047 .065 -.082 -.720 .473

brand_awareness .060 .054 .128 1.118 .266


(6)

LAMPIRAN 7

UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 brand_awarenes

s, status_pionira . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keputusan_pembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 630.705 2 315.352 66.340 .000a

Residual 641.730 135 4.754

Total 1272.435 137

a. Predictors: (Constant), brand_awareness, status_pionir b. Dependent Variable: keputusan_pembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.689 1.407 1.911 .058

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .704a .496 .488 2.18027


Dokumen yang terkait

Pengaruh Merek Berbahasa Asing Terhadap Keputusan Membeli Pada Produk Minuman Minute Maid Pulpy Orange Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU Medan

3 72 72

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek, Promosi Penjualan dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange (Pada Pelanggan Minute Maid Pulpy Orange Pada Warga Kecamatan Ciputat Timur Kabupaten Tangerang Selatan)

2 10 140

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Dan Brand Image Produk Minute Maid Pulpy Orange” (Penelitian Pada Masyarakat Kecamatan Pedurungan Semarang Yang Membeli Produk Minute Maid Pulpy Orange

2 23 106

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

2 39 111

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 0 11

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 0 2

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 0 11

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 0 29

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 2 2

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minute Maid Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan

0 0 4