dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki variance yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y
observasi.
1. Model Grafik
Menurut Nugroho 2005 dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah sbb :
1 Jika ada pola tertentu , seperti titik- titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Gambar 4.3 Normal Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.3 Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independent
dengan persamaan regresi. Jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.7 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.416 .878
1.612 .109
status_pionir -.047
.065 -.082
-.720 .473
brand_awareness .060
.054 .128
1.118 .266
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai signifikan Status Pionir 0,473, Kesadaran Merek 0,266 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.689 1.407
1.911 .058
status_pionir X
1
.242 .105
.188 2.306
.023 brand_awareness X
2
.599 .086
.565 6.928
.000 a. Dependent Variable: keputusan_pembelian
Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.8 pada
kolom kedua Unstandardized coeficient bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah :
Y = 2,689 +0,242X
1
+ 0,599X
2
+e Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta a = 2,689. Ini mempunyai arti apabila variabel status pionir
X1, kesadaran merek X2 dianggap konstan maka tingkat keputusan pembelian Y sebesar 2,689.
b. Koefisien X
1
b
1
= 0,242 . Variabel status pionir terhadap keputusan
pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,242. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi pengurangan variabel status pionir sebesar 1 satuan, maka
pengambilan keputusan pembelian pada minuman ringan Minute Maid Pulpy Orange akan menurun sebesar 0,242.
Universitas Sumatera Utara