Sejarah Singkat Labuhan Batu

Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009

2.3 Sejarah Singkat Labuhan Batu

Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi empat masa pemerintahan di Indonesia, antara lain :

2.3.1 Sebelum Zaman Penjajahan Belanda

System Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhan Batu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari-hari semacam Perdana Menteri Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa Merangkap Kepala Polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan LautPanglima Perang. Di bawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat. Kemudian ada pula Bentara kanan bertugas sebagai ajudan Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Para Bangsawan. Kesultanankerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhan Batu pada waktu itu terdiri 4 kesultanan yaitu: 1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang. 2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir. 3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.

2.3.2 Zaman Penjajahan Belanda

Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhan Batu, dari berbagai keterangan yang dihimpun, diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhan Batu berkisar tahun 1825. Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhan Batu setelah selesai Perang Paderi berkisar tahun 1831 Pada tahun 1862 kesatuan angkatan Laut Belanda dibawah Pimpinan Bevel Hevee datang ke Kampung Labuhan Batu di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang melalui Sungai Barumun. Di Kampung Labuhan Batu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton. Lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratanpersinggahan kapal-kapal yang kemudian menjadi sebuah Kampung Desa yang lebih besar, namanya menjadi “Pelabuhan Batu”, akhirnya nama Pelabuhan Batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “Labuhan Batu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Labuhan Batu. Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintahan Kolonial Belanda secara Juridis Formal menetapkan Gouverment Bisluit Nomor 2 tahun 1867 tertanggal 30 September 1867 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang meliputi 3 Onder Afdeling yaitu: 1. Onder Afdeling batu Bara dengan Ibu Kota Labuhan Ruku. Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 2. Onder Afdeling asahan dengan Ibu Kota Tanjung Balai. 3. Onder Afdeling Labuhan Batu dengan Ibu Kota Kampung Labuhan Batu. Dengan demikian secara administrative pada mulanya Pemerintahan Wilayah . Labuhan Batu adalah merupakan bagian dari wilayah Afdeling Asahan. Pada masa itu Afdeling dipimpin oleh seorang Asisten Residen Bupati, sedangkan Onder Afdeling dipimpin oleh seorang Controleur Wedana. Controleur Labuhan Batu pertama kali berkedudukan di Kampung Labuhan Batu. Kemudian pada tahun 1895 dipindahkan ke Labuhan Bilik. Tahun 1924 dipindahkan ke Merbau. Tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batu dan pada tahun 1932 dipindahkan ke Rantau Prapat sampai Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945 kedudukan Controleur tetap di Rantau Prapat.

2.3.2 Zaman Penjajahan Jepang

Pada tahun 1942 bala tentara Dai Nippon Jepang menduduki seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 3 Maret 1942 tentara Jepang mendarat di Perupuk Tanjung Tiram. Dari Perupuk sebagian atentara Jepang tersebut melanjutkan gerakan Pasukan untuk merebut Kota Tebing Tinggi dan selanjutnya Kota Medan. Dan sebagian lagi ke Wilayah Tanjung Balai yang pada saat itu sebagai Pusst Pemerintahan Afdeling Asahan. Dari Asahan Tanjung Balai selanjutnya ke wilayah Labuahna Batu untuk merebut Kota Rantau Prapat. Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Pada masa penjajahan Jepang system Pemerintahan Hindia Belanda dilanjutkan dengan system Pemerintahan Zelf Bestuur dan kekuasaan SultanRaja berlangsung. Untuk memonitoring kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh SultanRaja, Pemerintahan Jepang membentuk Fuku Bunsyuco. Di samping itu istilah-istilah Pimpinan Tingkatan Pemerintahan Hindia Belanda diganti dari Bahasa Belanda ke Bahasa Jepang, antara lain: 1. Keresidenan diganti dengna Syuu dan Kepalanya disebut dengnan Syuu cookan. 2. Regenschap Kabupaten diganti dengan Ken dan Kepalanay disebut Ken-coo. 3. Stadgementhe Pemerintahan Kota diganti dengan Si dan Kepalanya disebut Si-coo. 4. KampungDesa disebut dengan Ku dan Kepalanya disebut Ku-coo.

2.3.4 Setelah Proklamasi

Kekalahan Jepang pada Perang Asia Timur Raya, yaitu Jepang menyerah pada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 telah memberikan kesempatan kepada Bangsa Indonesia untuk merdeka sebagai bangsa yang berdaulat. Kemudian dalam Sidangnya tnaggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI dicapai kesepakatan pembagian wilayah Republik Indonesia dalam 8 Propinsi masing-masing Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku. Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Propinsi dibagi dalam Keresidenan yang dikepalai oleh Residen, Gubernurdan Residen dibantu oleh Komite Nasional Daerah, sedangkan kedudukan kota Gemeente diteruskan. Pada tanggal 2 Oktober 1945, Mr. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatera, kemudian pada tanggal 3 Oktober 1945 Gubernur Sumatera mengabarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesi yang pada saat itu dihadiri oleh utusanwakil-wakil daerah. Sesampainya didaerah masing-masing utusan daerah tersebut mengadakan pertemuan dengan Pemuka-Pemuka Masyarakat untuk membentuk Komite Nasional Daerah KND.

2.5 Letak dan Geografis Labuhan Batu