Sejarah Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia

Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 BAB 2 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

2.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia

Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi empat masa pemerintahan di Indonesia, antara lain :

2.1.1 Masa Pemerintahan hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda ini, Kantor Statistik pertama didirikan oleh direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan Direktur Van Landbow Nijeverheid en Handle, pada bulan Pebruari 1920 dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistic. Pada bulan Maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk satistik yang merupakan anggotanya wakil tiap – tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam bidang statistic di Indonesia. Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Center Kantoor Voor de Statistiek CKS atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

2.1.2 Masa Pemerintah Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktfkan kembali kegiatan statistic yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini juga CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

2.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistic ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KPPURI Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun 1946, kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara ini pemerintah Belada NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Berdasarkan edaran kementrian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No.219S.C, KPPURI dan CKS dilebur menjasi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada mentri kemakuran. Dengan surat Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P44, lembaga KPS dibawah dan tanggung jawab kepada mentri perekonomian. Selanjutnya keputusan mentri perekonomian tanggal 24 September 1953 Nomor 18.099m KPS dibagi menjadi 2 dua bagian yaitu bagian reseach yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian perekonomian dipecah menjadi perdagangan dan kementrian perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistic yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana mentri.

2.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapat statistic yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi : 1. Peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang oranisasi BPS 2. Peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi BPS Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 3. Peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang oraganisasi BPS dan keputusan presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang – undang No. 16 tahun 1997 tentang statistic. 5. Keputusan presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS. 6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaaraan statistic. Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968, berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 ditiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistic propinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistic kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistic sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistic. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden republic Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

2.1.5 Program Pengembangan Statistik

Utuk mewujudkan pembangunan statistic, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 program yaitu : Fahresi Idris : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Labuhan Batu, 2008. USU Repository © 2009 a. Program penyempurnaan dan pengembangan statistic. b. Program penyempurnaan system informasi. c. Program pendidikan dan aparatur negara. d. Program peningkatan saran dan prasarana aparatur negara. Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistic sebagai tlang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat Statstik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistic pada penyediaan data statistic yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti, dan kegunaan statistic, dan pengemban ilmu pengetahuan statistic.

2.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik