Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Dapat dilihat bahwa kewajiban penerima Kredit Serbaguna Mikro Mandiri dalam perjanjian yang disediakan oleh pihak Bank Mandiri Kanwil I Medan telah
memenuhi syarat seperti dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 1763
dan 1764 KUHPerdata serta Pasal 1 Angka11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
C. Bentuk jaminan untuk memperoleh Kredit Serbaguna Mikro Mandiri pada Bank Mandiri Kanwil I Medan
Jaminan merupakan suatu pengamanan terhadap cara yang dikeluarkan oleh bank kepada calon debitur dalam bentuk kredit pada umumnya dalam praktek perbankan
jaminan berwujud dalam benda tertentu yang bernilai ekonomis guna dipakai sebagai penjamin atas pengunaan kredit jika sewaktu-waktu nasabah debitur tidak dapat
melakukan pelunasan atau cidera janji. Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang perbankan No. 10 tahun 1998 menyatakan
bahwa dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan
bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Dalam Pasal 8 dan Pasal 15 Undang-Undang perbankan menyatakan bahwa dalam memberikan kredit
atau menyatakan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas
itikad kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Dari Pasal tersebut jelas bahwa jaminan merupakan salah satu
pengaman terhadap dana yang dikeluarkan oleh bank kepada nasabah debitur yang merupakan salah satu ukuran bagi bank untuk memberikan kredit kepada calon nasabah
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
debitur. Pada umumnya dalam praktek perbankan jaminan berwujud benda yang bernilai ekonomis guna dipakai sebagai penjamin atas pelunasan kredit jika nasabah debitur
melakukan cidera janji atau wanprestasi. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Pasal 1131 KUHPerdata, yaitu segala kebendaan siterhutang, baik yang bergerak maupun
tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Barang-barang yang menjadi
jaminan yang dicantumkan dalam perjanjian kredit barang-barang jaminan tersebut berupa :
1. Benda bergerak Dalam hal benda bergerak ini dinyatakan dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu
kebendaan bergerak karena sifatnya adalah kebendaan yang dapat berpindah atau dipindahkan. Dalam jaminan benda bergerak dapat berupa kendaran berupa mobil, dalam
hal ini dapat semua jenis mobil yang menurut pihak bank mandiri masih di mungkinkan untuk menjadi jaminan.
2. Benda tidak bergerak Benda tidak bergerak adalah kebendaan yang karena sifatnya tidak dapat
berpindah atau dipindahkan karena peruntukan atau karena Undang-Undang. Dalam hal jaminan berupa benda tidak bergerak berupa tanah atau tanah yang dijadikan
jaminan harus memilih surat tanah seperti sertifikat hak milik. Sertifikat hak guna bangunan. Dalam hal surat tanah belum bersertifikat maka dimintakan ke nasabah debitur
untuk ditingkatkan untuk menjadi sertifikat dahulu. Bank mandiri menetapkan bahwa bahwa jumlah jaminan yang dijamiankan oleh nasabah debitur harus lebih besar 30 dari
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
jumlah limit kredit yang diberiakn oleh bank mandiri, dan benda yang dijadikan jaminan tersebut harus bebas dari segala tuntutan, sitaan, tidak sedang digadaikan, atau
dijaminkan kepada pihak lain atau pembebanan dalam bentuk hak apapun atau hak untuk menembus kembali dari nasabah debitur.
Apabila nasabah tidak menjalakan atau memenuhi salah satu ketentuan ditetapkan dalam perjanjian kredit, dan kelalaian tersebut terbukti dengan lewatnya waktu yang telah
ditentukan maka bank berhak untuk menjual dengan cara melepaskan harta kekayaan nasabah debitur atau penjamin yang merupakan jaminan dalam perjanjian kredit. Hasil
penjualan dari barang jaminan tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman kredit yang di berikan kepada nasabah debitur berikut biaya-biaya lainnya yang ditimbulkan oleh
proses kredit. Nasabah debitur tetap bertanggung jawab atas sisa kredit yang belum dibayar sampai seluruh kredit lunas. Mengenai ketentuan jumlah jaminan yang harus
lebih besar dari jumlah limit kredit yang diberikan oleh bank, hal ini dinilai terlalu memberatkan karena jangankan untuk menyediakan jaminan untuk mengembangkan
usahanya masyarakat sudah sangat kesulitan, sehingga dalam kenyataan dilapangan penyaluran kredit pada mulanya diperuntukan bagi pengusaha kecil tidak berjalan karena
banyak masyarakat yang ditolak permohonan kreditnya oleh pihak bank akibat dari tidak bisanya menyediakan jaminan yang memadai.
Perkreditan ini telah banyak disalurkan kepada pengusaha-pengusaha yang pada awalnya telah memiliki usaha yang maju dan mereka ingin mengembangkan usahanya
karena hanya mereka yang dinilai bisa memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan pihak bank.
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
D. Hal – hal yang Timbul dalam perjanjian Pemberian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri