Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Maksud dari ketentuan diatas adalah tempat penyerahan terhadap suatu barang yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian dapat ditentukan oleh masing – masing pihak,
tidak selalu menentukan tempat penyerahan. Hal ini mungkin terjadi oleh karena kesengajaan atau tanpa disengaja, maka penyerahan barang yang terjual tersebut adalah
tempat dimana barang tersebut dijual seperti yang telah ditentukan dalam Undang- Undang.
D. Sifat dan Jenis Perjanjian
1. Sifat hukum perjanjian Dalam sistem hukum barat, semua hak manusia dalam lapangan kekayaan harta
benda dibedakan antara hak – hak kebendaan dengan hak – hak perorangan Perbedaan ini berasal dari Hukum Romawi. Dalam Hukum Romawi tersebut dikatakan bahwa hak
kebendaan zakelijk recht memberi kekuasaan yang langsung atas suatu benda dan kekuasaan itu dapat dipertahankan pada setiap orang. Hak milik eigendom recht yang
terdapat dalam Buku II Titel Ketiga KUHPerdata, sedangkan hak yang bersifat perorangan persoonlijk recht, walaupun ada haknya juga memberikan kekuasaan
langsung terhadap suatu benda. Dalam hukum barat dipandang sebagai suatu hal yang berlaku bagi dua pihak saja yaitu pihak yang berhak dan yang lain wajib, tanpa adanya
campur tangan dari pihak ketiga. Hak – hak perorangan ini menurut sistem KUHPerdata pada umumnya dilahirkan pada suatu perjanjian.
Hukum perjanjian yang menjadi sumber hak – hak dari perorangan sebagian besar terdapat dalam buku III KUHPerdata. Perjanjian menurut KUHPerdata adalah bersifat
perorangan seperti yang telah diuraikan. Dengan kata lain sifat perorangan dari hukum
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
perjanjian mengandung pengertian bahwa perjanjian itu meskipun mengenai suatu benda, tetap merupakan perhubungan hukum antara orang dengan orang, atau orang tertentu
dengan orang lain tertentu. 2. Jenis-jenis Perjanjian
Didalam KUHPerdata dikenal beberapa macam atau jenis perjanjian yang dapat dibedakan menurut cara tertentu adalah sebagai berikut :
a. Dipandang dari segi prestasi, perjanjian dapat dibedakan atas :
1 Perjanjian Timbal Balik, merupakan perjanjian yang dilakukan menimbulkan
kewajiban pokok prestasi terhadap kedua belah pihak yang terikat dalam perjanjian itu.
2 Perjanjian Timbal balik Tidak sempurna onvolmaakt wederkerige of toevallig
wederkerige overeenskomst, maksudnya adalah bahwa dalam perjanjian ini pihak yang satu memenuhi kewajiban yang tidak seimbang dengan kewajiban pihak
pertama. 3
Perjanjian sepihak eenzidige overeenskomst , maksudnya adalah perjanjian yang dilakukan satu pihak mempunyai satu kewajiban atau prestasi.
b. Dipandang dari segi pembebanan, perjanjian dapat dibedakan atas:
1 Perjanjian Cuma-Cuma on niet, maksudnya adalah perjanjian yang dengan mana
pihak yang satu memberikan keunungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri.
2 Perjanjian atas beban onder bezwarenden maksudnya adalah perjanjian yang
mewajibkan pihak-pihak memberi atau berbuat sesuatu c.
Dipandang dari segi kesepakatan, perjanjian dapat dibedakan atas :
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1 Perjanjian konsensual maksudnya adalah suatu perjanjian yang tercipta dengan
tercapainya kata sepakat persetujuan yang merupakan para pihak yang mengadakan perjanjian.
2 Perjanjian riil, maksudnya adalah perjanjian yang baru tercipta apabila disamping
persetujuan antara para pihak secara obligatoir, diikuti pula dengan adanya penyerahan barang.
d. Dipandang dari segi hasil perjanjian dapat dibedakan atas :
1 Perjanjian kumutatif atau perjanjian membalas vergelden de overeenskomst,
maksudnya adalah perjanjian yang di dalamnya terdapat keuntungan yang dinikmati oleh yang berhak atau atas nama yang menjanjikan prestasi tersebut.
2 Perjanjian untung-untungan aletoir, maksudnya adalah perjanjian dalam suatu
prestasi yang dijanjikan dengan atau tanpa syarat, terdapat hanya suatu keuntungan dengan syarat, sedangkan dipenuhinya syarat itu tidak tergantung dari
pokok-pokok yang bersangkutan, perjanjian itu diadakan justru berhubungan dengan kemungkinan dipenuhinya syarat tersebut.
e. Dipandang dari segi pokok kelanjutan, perjanjian dapat dibedakan atas :
1 Perjanjian Principal
Misalnya dalam suatu perjanjian jual-beli, untuk menyerahkan barang tersebut. 2
Perjanjian Acessoir Misalnya dalam suatu perjanjian untuk menjamin cacat tersembunyi, perjanjian
hipotik, perjanjian gadai, dan penyerahan hak mili atas kepercayaan.
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PERJANJIAN KREDIT PADA BANK