Lahir dan Berakhirnya Suatu Perjanjian Kredit Akibat Hukum dari Perjanjian Kredit

Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008. USU Repository © 2009 debitur berhutang kepada debitur maka seluruh harta kekayaan debitur menjadi jaminan atas hutang debitur berlaku bagi seluruh debitur kreditur, artinya setiap debitur yang memberikan pinjaman hutang kepada debitur kepada maka secara otomatis seluruh kekayan debitur menjadi jaminan. Dalam hukum kreditur yang mempunyai kedudukan yang sama disebut sebagai kreditur kongkuren yang secara bersama-sama memperoleh jaminan umum yang diberikan oleh undang-undang 20 jaminan lahir karena perjanjian adalah jaminan ada karena diperjanjikan terlebih dahulu antara debitur dan kreditur, seprti hak tanggungan hipotek, fiducia dan gadai perwujudan dari jaminan yang lahir karena Undang-Undang ini adalah Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata B. jaminan yang lahir karena perjanjian 21 19 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung, Alfabeta, 2003,hal 144 20 Ibid hal 145 21 Rachmadi Usman op.cit hal 287 . contohnya bank mandiri memberikan kredit kepada debitur dengan jaminan berupa tanah berikut rumahnya dilokasi tertentu tanah berikut rumah yang ditunjuk khusua menjadi jaminan tersebut ada karena diperjanjikan terlebih dahulu antara debitur dan Bank mandiri selaku kreditur.

G. Lahir dan Berakhirnya Suatu Perjanjian Kredit

Persetujuan atau overeenkomst atau bisa juga disebut ”contract”, yang berarti suatu tindakanperbuatan seseorang atau lebih yang mengikatkan diri kepada seseorang lain atau lebih. Tindakanperbuatan handeling yang menciptakan persetujuan, berisi ”pernyataan kehendak” antara para pihak. Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008. USU Repository © 2009 Pernyataan kehendak dapat dinyatakan dengan lisan, tulisansurat, dan lain – lain. Pihak yang satu menawarkan atau mengajukan usulproposal serta pihak yang lain menerima atau menyetujui. Dengan adanya penawaran atau usul serta persetujuan pihak lain atas usul tersebut lahirlah ”persetujuan” atau ”kontrak” yang mengakibatkan ikatan hukum bagi para pihak. Suatu perjanjian dapat berakhir atas persetujuan kedua belah pihak dan karena oleh Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu. Dalam prakteknya, perjanjian kredit berakhirhapus karena : 1. Ditentukan oleh para pihak dalam perjanjian 2. Adanya pembatalan oleh salah satu pihak terhadap perjanjian tersebut. 3. Adanya pernyataan penghentian perjanjian secara sepihak oleh Bank. Ini biasanya dilakukan oleh pihak Bank untuk menghindari kerugian dari pemberian kredit tersebut. Penghentian perjanjian secara sepihak ini dilakukan oleh pihak Bank berdasarkan penilaian sendiri. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa seperti perjanjian pada umumnya, perjanjian kredit akan berakhir dengan sendirinya, apabila pihak debitor telah melaksanakan atau memenuhi kewajibannya yaitu membayar seluruh pinjaman serta bunga yang timbul akibat pinjaman tersebut. Dalam hal berakhirnya perjanjian kredit, sebenarnya tidak ada diatur secara jelas dalam KUHPerdata. Akan tetapi secara tersirat dapat dijumpai dalam Pasal 1381 KUHPerdata yang mengatur tentang cara hapusberakhirnya suatu perikatan.

H. Akibat Hukum dari Perjanjian Kredit

Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam setiap hubungan hukum perjanjian, akan melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak. Demikian juga dalam perjanjian kredit. 1. Hak dan kewajian Bank sebagai pemberi kredit. Dari Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dapat diketahui bahwa pihak pemberi kredit adalah Bank, sedangkan dalam ketentuan pasal 1754 KUHPerdata pihak pemberi kredit tidak ditentukan. Dalam KUHPerdata masalah kewajiban pihak pemberi kredit diatur dalam buku III, Bab XIII bagian kedua antara lain: Pasal 1759 : ”Orang yang meminjam tidak dapat meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya sebelum lewatnya waktu yang ditentukan dan persetujuan.” Pasal 1760 : ”Jika tidak telah ditetapkan sesuatu waktu, hakim berkuasa, apabila orang yang meminjamkan menuntut pengembalian pinjamannya menurut keadaan, memberi sekedar kelonggaran kepada si peminjam.” Setelah perjanjian kredit ditanda tangani, Bank wajib menyediakan dana debitur sewaktu-waktu dapat menarik kreditnya baik secara keseluruhan maupun untuk sebagian sesuai dengan syarat – syarat yang diatur dalam perjanjian tersebut. Untuk pinjaman uang yang jangka waktu pengembalian tidak ditentukan, maka hakim mempunyai kebijaksanaan untuk menentukan waktu yang patut bagi pengembalian pinjaman itu. 2. Hak dan kewajiban debitur sebagai penerima kredit. Dalam KUHPerdata masalah hak debitur sebagai penerima pinjaman diatur dalam buku III, Pasal 1755 yang berbunyi sebagai berikut : Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008. USU Repository © 2009 ”Berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam ini, pihak yang menerima pinjaman menjadi pemilik barang yang dipinjam; dan jika barang itu musnah dengan cara bagaimanapun, maka kemusnahan itu adalah atas tanggungannya.” Dari ketentuan diatas dapat diketahui bahwa si peminjam dapat menggunakan pinjamannya dan menanggung segala resiko yang timbul. Dalam perjanjian kredit bank, hak debitur ini dibatasi, debitur bebas menggunakan dana kreditnya sepanjang penggunaan kredit tersebut tidak menyimpang dari ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit. Kewajiban si peminjam oleh KUHPerdata diatur dalam Pasal 1764 adalah sebagai berikut : ”Jika tidak mampu memenuhi kewajiban itu, maka ia diwajibkan membayar harganya barang yang dipinjam dalam hal mana harus diperhatikan waktu dan tempat dimana barangnya, menurut persetujuan, sediaanya harus dikembalikan. Jika waktu dan tempat ini tidak telah ditentukan, pelunasannya harus dilakukan menurut harga barang pinjaman pada waktu dan tempat dimana pinjaman telah terjadi”. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 masalah kewajiban si penerima kredit tidak diatur secara tersendiri, akan tetapi hal tersebut dapat diketahui dari ketentuan Pasal 1 Angka 12 yang menyatakan bahwa pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu, dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

I. Kredit Mikro

Kredit mikro merupakan jumlah pinjaman yang relatif kecil dengan bunga yang rendah yang diberikan oleh Bank kepada nasabah yang tergolong pengusaha kecil. Sasaran utama kredit mikro diprioritaskan untuk keperluan investasi, untuk keperluan modal lancar usaha, untuk keperluan pengembangan dan peningkatan usaha mikro yang Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008. USU Repository © 2009 sudah ada. Kredit mikro berperan dalam membuka lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan laju peningkatan pendapatan, juga dapat meningkatkan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional. Dewasa ini kredit mikro ditinjau secara luas, kredit mikro tidak saja diberikan kepada nasabah dengan golongan pengusaha kecil, akan tetapi kredit mikro diberikan kepada nasabah dengan golongan karayawankaryawati perusahaan swasta atau Pegawai Negeri Sipil. Sasaran utama pemberian kredit mikro diorientasikan untuk kebutuhan sekunder dan tersier, seperti pembelian sepeda motor, pembelian Handphone, pengadaan komputer dan lain sebagainya. Perlu disadari bahwa kredit mikro memiliki peranan penting dalam menjawab tantangan pembangunan yaitu untuk perluasan lapangan kerja yang terus bertambah jumlahnya, peningkatan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan peningkatan eksport. Menurut mitzerg sektor usaha kecil dan menegah itu merupakan organisasi yang memiliki ciri antara lain ; struktur organsasi yang masih sangat sederhana, mempunyai karakter khas tanpa elaborasi biasanya tanpa staf yang berlebihan, pembagian kerja yang kendur dan memiiki hirarki manajer yang kecil. 22 A. Permohonan Kredit Mikro Mandiri

J. Prosedur pemberian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Graha Helvetia, Medan)

0 48 86

Tinjauan Hukum Tentang Pemberian Kredit dengan Jaminan Deposito (Studi Pada Bank Mandiri Medan)

0 35 111

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah oleh Bank Syariah Mandiri

8 78 125

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kredit Studi Pada Bank BRI Cabang Medan

9 97 109

Program CSR PT. Bank Mandiri, Tbk Dalam Menumbuhkan Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Program Seminar Wirausaha Mandiri dari PT. Bank Mandiri, Tbk Dalam Menumbuhkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Uta

2 40 171

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Bank Mandiri Kantor WilayaH I Medan

0 36 92

Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Kreditur dalam Penyelesaian Sengketa atas Kredit Macet yang Terjadi pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk cabang Medan)

0 44 121

Pengaruh Pemeriksaan Interen Terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri (Persero) TBK. Kantor Wilayah I Medan

0 49 134

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur/Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I (Persero) Tbk., Medan)

0 4 90

Tinjauan Yuridis terhadap Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Saat Terjadi Kredit Macet pada Bank Mandiri Medan (Studi pada Perum Jamkrindo Cabang Medan dan Kantor Wilayah I Bank Mandiri Medan)

0 8 162