Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh pihak lainnya. Perjanjian baku yang tidak setara ini perlu diwaspadai.
Sutan Remi Sjahdeini menyatakan bahwa berbeda dengan perjanjian – perjanjian baku pada lazimnya, dalam perjanjian kredit Bank bahwa Bank tidak hanya
mewakili dirinya sebagai perusahaan Bank saja akan tetapi juga mengemban tugas kepentingan masyarakat, yaitu masyarakat penyimpan dana dan selaku bagian dari sistem
moneter.
13
Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran suatu
utang. Oleh karena itu, dalam menentukan apakah suatu klausal ini memberatkan,
baik dalam bentuk klausal eksemsi atau dalam bentuk yang lain, perimbangannya sangat berbeda bila dibandingkan dengan menentukan klausal – klausal dalam perjanjian –
perjanjian baku, pada umumnya yang para pihaknya adalah perorangan atau perusahaan biasa. Atas dasar perimbangan inilah maka tidak dapat dianggap bertentangan dengan
ketertiban umum dan keadilan apabila di dalam perjanjian kredit dimuat klausal yang dimaksudkan justru untuk mempertahankan atau untuk melindungi eksistensi Bank atau
bertujuan untuk melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang moneter.
F. jaminan kredit 1. pengertian dan kegunaan jaminan Kredit
14
13
Sutan Remi Syahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank diIndonesia, hal 208
14
Thomas Suyitno,dkk Dasar-Dasar Perkreditan, Bandung, Armedia, 1992, hal 88
Jaminan merpakan salah satu elemen penting bagi bank dalam memberian kredit, baik itu perbankan konvensional, maupun perbankan syariah. Pentingnya jaminan ini
pada umumnya adalah disebabkan bank ingin kepastian bahwa kredit yang diberikan
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
kepada debitor dapat diterima kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama dengan kata lain adnya jaminan akan memberikan kekuasan pada bank untuk
mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan tersebut.
Selain itu jaminan juga berguna untuk memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali dana yang
sudah dipinjamkan kepadanya, agar barang yang dijaminkan tidak disita atau bahkan dilelang oleh bank sebagai pemenuhan perjanjian kreditnya. Dalam praktek perbankan di
indonesia pemberian kredit pada umumnya di ikuti penyediaan jaminan oleh pemohon kredit, sehingga pemohon kredit yang tidak bisa memberikan jaminan sulit untuk
memperoleh kredit dari bank. Persyaratan bagi pemohon kredit untuk menyediakan jaminan ini dapat menghambat pengembangan usaha bagi pemohon kredit karena
pengusaha kecil yang modal usahanya sangat terbatas tidak memiliki harta kekayaan yang memenuhi syarat untuk dijadikannya jaminan tersebut.
Dalam pengembanganya untuk membantu masyarakat memperoleh dengan mudah yang diharapkan mampu meningkatkan pembangunan nasional khususnya untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah melalui Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan tidak mewajibkan pemberian kredit harus di ikuti dengan
kewajiban pemohon kredit harus menyediakan jaminan. Dalam Pasal 8 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Undang-Undang tersebut wajib mempunyai keyakinan berdasarkan
analisis yang mendalam atau itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan hutangnya yang dimaksud sesuai
dengan yang diperjanjikan. Dari Pasal ini persyaratan adanya jaminan untuk memberikan
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
kredit tidak menjadi keharusan bank hanya diminta untuk menyakini berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad baik debitur dan kemampuan dari debitur. Ukuran itikad baik
ini tidak mudah untuk menentukanya sedangkan kemampuan dapat dianalisis dari pendapatan debitur dalam usaha atau pendapatan dari perkerjaanya seorang pemohon
kredit. Adapun yang dimaksud jaminan dalam pemberian kredit menurut Pasal 2
Ayat 1 surat keputusan direksi bank no 2369kepdir tanggal 28 februari tentang jaminan kredit bank yaitu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai
dengan yang diperjanjikan, sedangkan guna memperoleh jaminan tersebut maka bank belum memberikan kreditnya harus melakukan penelitian terhadap watak, kemampuan,
modal, agunan dan prospek usaha dari debitur.
15
Jaminan kredit adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran hutang debitur
berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat kreditur dengan debitur. Pentingnya jaminan ini dalam pemberian kredit pada dunia perbankan terlihat pada Pasal 8 Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998. menyatakan pentingnya kedudukan jaminan ini dimana Bank dalam memberikan kredit wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam
atas itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan kredit dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan
16
15
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan diIndonesia, Bandung, PT Cipta Aditia Bakti, 2000 hal. 393
16
lihat Pasal 8 Dan Penjelasan Undang-Undang No 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
. Dari
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Pasal tersebut dapat diketahui bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya Bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan
yang sehat untuk mengurangi resiko tersebut. Jaminan kredit itu lebih dititik beratkan kepada keyakinan atas pelunasan kredit oleh nasabah, sedangkan untuk memperoleh
keyakinan tersebut harus melalui penilaian terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur.
Adapun yang dimaksud dengan asas-asas perkreditan yang sehat adalah : A. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis.
B. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada usaha yang sejak semula telah diperhitungkan kurang sehat dan akan membawa kerugian.
C. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit untuk pembelian saham, modal kerja dalam rangka kegiatan jual beli saham
D. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit.
17
2. Jaminan agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usahanya atau proyeknya dengan
Kegunaan jaminan kredit adalah : 1. Memberikan hak dan kekuasaan pada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil
penjualan jaminan kredit tersebut apabila debitur melakukan cidera janji yaitu untuk membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
17
Muhamad Jumhana op.cit hal 392
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
merugikan diri sendiri atau perusahaanya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk berbuat demikian dapat diperkecil terjadinya.
3. memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit khusunya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar
ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank. Dapat disimpulkan bahwa jaminan kredit bank berfungsi untuk menjamin pelunasan
utang debitur apabila debitur cidera janji atau pailit jaminan kredit akan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak perbankan bahwa kreditnya akan tetap kembali
dengan cara mengeksekusi jaminan kredit perbankan. Rachmadi mengatakan bahwa karena lembaga jaminan mempunyai tugas melancar dan
mengamankan pemberian kredit maka jaminan yang baik adalah 1. yang dapat secara mudah membantu memperoleh kredit itu oleh pihak yang
memerlukan. 2. yang tidak melemahkan potensi kekuatan si pencari kredit untuk melakukan
meneruskan usahanya 3. yang memberikan kepastian kepada sipemberi kredit dalam arti bahwa barang
jaminan setiap waktu ia untuk dieksekusi, yaitu bila diperlukan dapat dengan mudah diuangkan untuk melunasi utang sipenerima mengambil kredit
18
jaminan yang lahir karena Undang-Undang karena jaminan yang adanya karena Undang-Undang, tidak perlu adanya perjanjian antara kreditur dan debitur
Jenis-jenis Jaminan Kredit:
A.jaminan yang lahir karena Undang-Undang
19
18
Rachmadi Usman op,cit hal 289
artinya bila
Zaki Alyamani : Tinjauan Hukum Atas Perjanjian Kredit Serbaguna Mikro Mandiri Studi Pada Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan, 2008.
USU Repository © 2009
debitur berhutang kepada debitur maka seluruh harta kekayaan debitur menjadi jaminan atas hutang debitur berlaku bagi seluruh debitur kreditur, artinya setiap debitur yang
memberikan pinjaman hutang kepada debitur kepada maka secara otomatis seluruh kekayan debitur menjadi jaminan. Dalam hukum kreditur yang mempunyai kedudukan
yang sama disebut sebagai kreditur kongkuren yang secara bersama-sama memperoleh jaminan umum yang diberikan oleh undang-undang
20
jaminan lahir karena perjanjian adalah jaminan ada karena diperjanjikan terlebih dahulu antara debitur dan kreditur, seprti hak tanggungan hipotek, fiducia dan gadai
perwujudan dari jaminan yang lahir karena Undang-Undang ini adalah Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata
B. jaminan yang lahir karena perjanjian
21
19
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung, Alfabeta, 2003,hal 144
20
Ibid hal 145
21
Rachmadi Usman op.cit hal 287
. contohnya bank mandiri memberikan kredit kepada debitur dengan jaminan berupa tanah
berikut rumahnya dilokasi tertentu tanah berikut rumah yang ditunjuk khusua menjadi jaminan tersebut ada karena diperjanjikan terlebih dahulu antara debitur dan Bank
mandiri selaku kreditur.
G. Lahir dan Berakhirnya Suatu Perjanjian Kredit