Definisi Uang Giral Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Kisaran

Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

B. Definisi dan Fungsi Uang Giral

1. Definisi Uang Giral

Uang giral adalah : “Uang yang diterbitkan oleh Bank Umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya uang tabungan, seperti cek, bilyet giro, wesel bank, kartu kredit. Uang giral digunakan dan berlaku dikalangan masyarakat tertentu seperti pengusaha, nasabah bank, ditulis sesuai dengan kebutuhan dan nominal yang tidak terbatas, dijamin oleh bank yang menerbitkannya, kepastian pembayaran bergantung pada lembaga keuangan yang menerbitkannya.” 37 Uang giral merupakan simpanan uang pada suatu bank yang dapat diambil setiap waktu dengan menulis cek yang merupakan perintah oleh pemilik simpanan giro tersebut kepada bank untuk membayar kepadanya atau kepada orangpihak lain yang ditunjuknya dan dituliskan pada cek tersebut. 38 Uang giral adalah nilai saldo rekening koran yang dimiliki masyarakat pada bank-bank umum. Uang giral sewaktu-waktu dapat diambil, dijadikan uang kartal dengan cek, atau dapat dilakukan pemindahan rekening dengan bilyet giro. 39 Terjadinya uang giral : 40 a. Seseorang menyetor uang tunai ke bank, kemudian bank mencatat dalam rekening koran atas nama penyetor. Saat itu terjadi perubahan uang kartal menjadi uang giral. Penyetor menerima buku blanko cek dari bank tersebut. Buku cek dapat digunakan sewaktu-waktu bila ingin mengambil uangnya di bank. 37 Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Loc. Cit. 38 Faried Wijaya, Perkreditan, Bank dan Lembaga Keuangan Edisi Pertama, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta, 1999, hal. 119 39 Maksum Habibi dan N.I. Earlyanti, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 2, Piranti Darma Kalokatama, Jakarta, 2005, hal. 82 40 Ibid. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 b. Seseorang telah memiliki rekening koran di bank, ia menerima piutang dari debiturnya melalui bank tersebut. Selanjutnya, oleh bank uang itu dimasukkan ke dalam rekening koran orang tersebut. c. Seseorang menjual surat-surat berharga ke bank, kemudian bank tidak membayar secara tunai tetapi dimasukkan ke dalam rekening koran si penjual. Fungsi uang giral adalah untuk menarik dan pemindahanbukuan tabungan dari rekening giro nasabah dan alat lalu lintas pembayaran modern. 41 Menurut Fress-Warren, cek adalah “suatu instrumen tertulis yang ditandatangani oleh penabung yang isinya menyuruh bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang dituju.” Menurut Lucas dikutip oleh Achmad Anwari, cek adalah “perintah pembayaran kepada bank dari orang yang

B. Bentuk-bentuk Uang Giral

Karena kemajuan perdagangan dan perekonomian, banyak transaksi yang nilainya cukup besar. Untuk pembayaran transaksi yang besar ini, jika dibayar dengan uang kartal kurang praktis dan kurang ekonomis, karena waktu, biaya dan resikonya besar. Untuk memenuhi pemabayaran yang praktis dan ekonomis, diciptakanlah uang giral sebagai pengganti subsitusi dari uang kartal. Uang giral ini tidak berlaku mutlak sebagai alat penukar karena dapat ditolak tanpa ada sanksi hukum. Uang giral ini antara lain adalah : 1. Cek Cheque 41 Malayu S.P.Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 7 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 menandatanganinya untuk membayar kepada orang yang membawanya atau orang yang namanya tersebut di atas cek itu sejumlah uang yang tertera di atasnya.” 42 42 Ibid. Menurut KUHD Bab 7 Bagian I , cek adalah “perintah tidak bersyarat dari pemegang rekening atau nasabah giro kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu. Jadi, cek merupakan surat perintah membayar tidak bersyarat yang merupakan pengganti alat pembayaran yang sah, yaitu uang.” Ketentuan CEK menurut KUHD Pasal 178-299 dan Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut : a. Ada kata cek, nomor seri cek, nama dan lambing bank ; b. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang ; c. Nama si tertarik atau nama bank ; d. Tempat dimana pembayaran harus dilakukan ; e. Tanggal dan tempat cek ditarik ; f. Tanda tangan si penarik ; g. Bermaterai sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia ; h. Ukurannya harus sama dengan ketentuan Bank Indonesia. Menurut KUHD Pasal 206, masa berlaku cek atau tenggang waktu penawaran cek adalah 70 hari. Apabila setelah 70 hari penarik tidak membatalkan maka cek tersebut dapat dibayarkan. Kadaluarsa cek adalah 70 hari ditambah 6 bulan 250 hari. Sesudah 250 hari bank tidak boleh membayar KUHD Pasal 229. Apabial cek lewat 70 hari kadaluarsa, dapat diputihkan atau diperpanjang masa berlakunya 70 hari lagi di kantor pos dengan menambah materainya, dicap, dan ditandatangani pejabat kantor pos. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Jenis-jenis cek antara lain adalah : a. Cek atas nama adalah cek yang nama pemiliknya dituliskan pada cek tersebut dan bank hanya akan membayar kepada orangbadan tersebut. b. Cek atas unjuk adalah cek yang tertera tulisan atas nama pembawanya. Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa tau menunjukkan dan menguangkan cek kepada bank. c. Cek tunai cash cheque adalah cek yang dapat dicairkan secara tunai kepada bank, baik cek atas nama nama maupun cek atas unjuk. d. Cek silang cross cheque adalah cek yang disilang dengan dua garis pada pojok kiri atas oleh penariknya drawer dengan tujuan cek tersebut hanya dapat dipindahbukukan. e. Cek mundur postdated cheque adalah cek yang tanggal jatuh temponya mundur atau diberi tanggal kemudian. f. Cek kosong adalah cek yang dananya kurang atau tidak ada dana yang dicairkan pada saat dicairkan atau dipindahbukukan. g. Cek fiat certified cheque adalah cek yang difiat oleh bank penerbit dengan maksud merupakan jaminan bahwa dananya telah disisihkan, tetapi penyisihan dana ini dilarang sehingga sering cek fiat itu kosong dan ada klaim dari pemegangnya. h. Cek kadaluarsa adalah cek yang masa berlakunya telah habis 70 hari dari tanggal jatuh temponya. i. Cek bank atau wesel cek adalah cek yang diterbitkan oleh bank untuk nasabah, baik atas nama maupun atas unjuk dan di bank mana akan dicairkan. Bank penerbit dan bank pencair harus merupakan bank yang sama antarkota. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 j. Cek pos adalah cek yang diterbitkan oleh kantor pos dan pencairannya di kantor pos tujuan nasabah. k. Cek perjalanan atau traveler cheque adalah cek khusus yang diterbitkan oleh suatu bank dalam bentuk yang sudah tercetak preprinted dalam jenis mata uang dan denominasi tertentu tiap lembarnya. 2. Bilyet Giro Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari 1972 melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 466680 UppbPb.b mengedarkan alat pembayaran baru, yaitu Bilyet Giro. Menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 28332KEP1 Juli 1995 tentang Bilyet Giro : “ Bilyet Giro adalah surat perintah nasabah yang telah standarisasikan bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima ang disebutkan namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya. Jadi, bilyet giro hanya dapat dipindahbukukan saja dan tidak dapat dicairkan secara tunai. ” 43 a. Nasabah yang telah menarik cek kosong atau bilyet giro kosong 3 tiga lembar atau lebih dalam jangka waktu 6 enam bulan atau menarik 1 satu lembar dengan nilai nominal Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah atau lebih, namanya dicantumkan dalam daftar hitam black list. Menurut Surat Edaran dan Surat Keputusan Bank Indonesia No.28137 UPG tanggal 5 Januari 1996 tentang Cek Kosong dan Bilyet Giro Kosong bahwa mulai 1 Maret 1996 ditetapkan : b. Sesuai dengan Pasal 1 di atas maka bank wajib menutup rekening nasabah tersebut. 43 Ibid., hal. 9 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Cek dan bilyet giro memiliki beberapa perbedaan diantaranya adalah :