Hak Dan Kewajiban Pihak Bank Dan Nasabah Dalam Penggunaan

Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

A. Aspek Hukum Kliring Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang

Kisaran Aspek hukum dari kliring dalam hal ini dimaksudkan segi-segi hukum yang berkaitan dengan kliring, dalam hal ini tentunya lebih ditekankan pada hukum perbankan dan hukum keperdataan secara luas.

1. Hak Dan Kewajiban Pihak Bank Dan Nasabah Dalam Penggunaan

Sarana Kliring Dari transaksi dan aktivitas kliring pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Kisaran dapat dilihat bahwa kewajiban Bank Rakyat Indonesia dalam penggunaan sarana kliring adalah : a. Menerima subjek hukum untuk membuka rekening tabungan atau rekening giro sesuai persyaratan yan telah ditentukan. b. Menata usahakan secara administrasi segala transaksi pada rekening, artinya apabila masuk bilyet giro dari nasabahnya, maka pihak Bank wajib menerima dan memindahbukukannya ke rekening nasabah tersebut. Sedangkan hak dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Kisaran dalam penggunaan sarana kliring adalah : a. Memeriksa keadaan usaha calon nasabah yang akan menggunakan cekbilyet giro dalam sarana kliring. b. Memperoleh pembayaran warkat yang ditarik oleh nasabah apabila saldonya tidak cukup dan warkat tidak sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia. b. Menerima uang jasa atas kerja yang telah dilakukannya atas sarana kliring. Pada sisi lain kewajiban nasabah adalah memenuhi persyaratan formil untuk pembukaan rekening giro maupun persyaratan materil penyetoran dana ke Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 rekening giro nasabah yang bersangkutan. Sedangkan hak dari nasabah adalah dapat melakukan penarikan dananya yang tersedia, pada jam kas di buka dengan mematuhi ketentuan yang berlaku. Hubungan hukum antara nasabah dengan bank merupakan suatu undang- undang yang mengikat keduanya sehingga sesuai dengan asas hukum bahwa perjanjian hanya mengikat pihak-pihak terkait, maka untuk itu pihak di luar harus menghormati perjanjian yang telah buat yakni perjanjian pembukaan rekening giro atau tabungan. Dari hak dan kewajiban dapat pula disebutkan bahwa tanggung jawab Bank atas suatu kliring yang dilakukannya adalah sejauh dana nasabah yang bersangkutan mencukupi sesuai dengan cekbilyet giro yang di keluarkannya. Jika dana tersebut tidak mencukupi maka tidak tertutup kemungkinan bahwa bank akan menetapkan sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian apabila ditinjau dari sisi perjanjian, penggunaan sarana kliring dapat dikatakan merupakan perjanjian yang mengikuti perjanjian penyimpanan dan penitipan uang. Perjanjian penyimpanan dan penitipan uang ini merupakan perjanjian pokok dan dari sini dapat dilahirkan perjanjian baru yakni perjanjian untuk melakukan kliring antar bank. Dengan demikian ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang perjanjian dan perikatan yang terdapat dalam KUHPerdata akan berlaku dengan sendirinya jika pihak Bank Rakyat Indonesia Cabang Kisaran tidak menentukan lain. Perjanjian untuk menggunakan sarana kliring dengan sendirinya akan hapus apabila perjanjian pokoknya yaitu penyimpanan dan penitipan uang telah berakhir. Oleh karena itu, sangatlah wajar Bank akan menolak untuk melakukan Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 kliring jika dana nasabah tidak ada lagi atau tidak mencukupi untuk dipindahbukukan kepada rekening tabungan nasabah lain. Jika hal ini dilakukan juga oleh Bank Rakyat Indonesia, tentunya akan merugikan pihak Bank itu sendiri. Selain itu, jika dilihat dari sistem hukum benda khususnya perihal penyerahan dan peralihan hak milik maka dapat disebutkan bahwa kliring termasuk penyerahan hak perpanjangan tangan, karena untuk membayar transaksi yang telah dilakukan para pihak menggunakan pihak ketiga yang iku campur dalam hal pembayaran. Walaupun pada awalnya terjadi pembayaran dan penyerahan secara langsung, tetapi untuk mendapatkan uang secara tunai harus menggunakan jasa pihak lain yaitu pihak bank. Perjanjian awal yang terjadi antara nasabah dengan nasabah lainnya sebenarnya telah berakhir dengan dilakukannya pembayaran menggunakan cekbilyet giro, tetapi cekbilyet giro bukanlah pembayaran uang tunai melainkan dalam bentuk giral dan diperlukan suatu sarana kliring yang dapat digunakan untuk mencairkan uang giral tersebut menjadi uang tunai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latar belakang timbulnya kliring adalah terjadinya transaksiperikatan antar nasabah bank, yang kemudian diikuti dengan adanya sarana kliring. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

2. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Oleh Nasabah Untuk Dapat