Jasa-jasa Perbankan Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Kisaran

Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

3. Jasa-jasa Perbankan

Sebagai mana telah dikemukan dalam bab-bab terdahulu, bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai usaha pokok menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain usaha pokok tersebut, bank juga memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Adapun jasa yang diberikan bank dalam rangka lalu lintas pembayaran dan peredaran uang antara lain mencakup : pengiriman uang transfer, inkaso, kliring, bank garansi, kotak pengaman simpanan, kartu kredit, kustodian, dan letter of kredit dalam transaksi perdagangan internasional dan dalam negeri. 1. Pengiriman Uang transfer Pengiriman Uang transfer adalah salah satu pelayanan bank kepada masyrakat dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun valuta asing yang ditujukan kepada pihak lain perusahaan, lembaga, atau perorangan di tempat lain baik di dalam maupun di luar negeri. 28 Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pengiriman uang transfer adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh bank untuk mengirim sejumlah uang yang ditujukan kepada pihak tertentu dan di tempat tertentu. Pengiriman uang transfer tersebut dilakukan atas permintaan nasabah atau untuk keperluan dari bank yang bersangkutan. Adapun cara 28 Hermansyah, Op. Cit., hal. 75 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 pengiriman tersebut dapat dilakukan dengan surat bukti pengiriman uang yang pemberitahuannya dapat melalui : 29 29 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 313 a. Surat atau pos mail transfer MT. b. Telekstelegram telegrafic tranfer TT atau kawat. c. Cara memberikan wesel tunjuk di antara sesama kantornya, tetapidapat pula dengan penarikan atas saldo kredit yang ada pada bank koresponden secara telegram, wesel tunjuk, atau dengan cek. d. Melalui sarana elektronik lainnya electronic funds transfer system seperti melalui ATM. Penggunaan saat ini telah banyak dilakukan tetapi terbatas oleh mereka yang mempunyai akses dalam penggunaan ATM, seperti nasabah yang mempunyai rekening tabungan pada bank tertentu. Transfer uang tak terbatas dalam suatu negara saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan melampaui batas-batas negara atau ke luar negeri. Dalam hal transfer uang ke luar negeri, maka bank menerima perintah dari nasabah di dalam negeri untuk mengirimkan sejumlah uang ke luar negeri. Sedangkan dalam hal transfer uang masuk dari luar negeri, maka bank menerima perintah dari pihak luar negeri untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak tertentu di dalam negeri. Dalam transfer uang tersebut dikenal Surat Bukti Pengirim Uang Dalam Negeri, yang menurut ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.4996UPPBPbB tanggal 13 Desember 1968, sekurang-kurangnya harus memuat: “a. Amanat pengiriman uang dari bank pemberi perintah kepada bank penerimapembayar transfer. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 b. Nama dan tempat bank yang memberi amanat pengiriman transfer. c. Nama dan tempat bank penerima transfer. d. Jumlah bersih uang yang dikirimkannya, atau yang harus dibayarkannya. e. Tanggal pengiriman uang. f. Tanggal pengeluaran Surat Bukti Pengiriman Transfer SBPT yang harus dilakukan oleh bank penerima transfer. g. Nomor urut pengiriman uang dari pihak bank pengirim. h. Tandatangan pejabat yang berwenang dari bank yang mengeluarkan Surat Bukti Pengiriman Transfer SBPT. i. Di samping syarat-syarat tersebut di atas, ketentuan-ketentuan lain perlu memperhatikan : 1. Formulir SBPT dapat dijadikan satu dengan formulir tanda pelunasan penerimaan kwitansi di halaman SBPT.” 2. Setelah penerima menandatangani kwitansi tersebut jumlah uang SBPT dapat diterima tunai atau disetorkan pada bank di mana yang bersangkutan memiliki rekening. 3. SBPT yang dikeluarkan oleh bank peserta kliring harus langsung dapat diterima sebagai bahan perhitungan kliring warkat kliring. 4. Tentang sistem cover yang baik, yakni pengaturan likuiditas antarkantor cabang dari bank yang bersangkutan apabila transfer tersebut dilakukan antarkantor cabang, diatur lebih lanjut oleh Bank Indonesia. 2. Inkaso Inkaso adalah “pemberian kuasa pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau memintakan persetujuan pembayaran akseptasi atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkut tertarik di tempat lain dalam atau luar negeri atas surat-surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel, cek, kwitansi, surat aksep promissory notes dan lain- lain.” Inkaso dapat dibedakan menjadi 2 dua macam, yaitu : 30 a. Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan itu disertai dilampirkan dengan dokumen-dokumen lain yang mewakili barang dagangan konosemen bill of loading, faktur, polis asuransi, dan lain-lain. 30 Ibid., hal. 77 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 b. Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat-surat berharga yang diinkasokan itu tidak disertai dokumen-dokumen yang mewakili barang. Setiap jasa yang diberikan oleh bank tentu mempunyai manfaat, baik bagi pengguna jasa nasabah maupun bagi bank yang bersangkutan. Manfaat Inkaso bagi nasabah adalah sebagai berikut : a. Nasabah pengirim tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak yang ditagih, yang berada ditempat lain cukup dengan menyerahkan surat tagihan tersebut kepada bank. b. Nasabah dapat menghemat tenaga dan biaya serta keamanan pun terjamin. Adapun yang menjadi objek inkaso adalah wesel, cek, surat undian, money order, kupon dan deviden, surat aksep, kwitansi, dan nota-nota tagihan lainnya. 3. Kliring Menurut kamus Perbankan yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah perhitungan utang piutang antara peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan. Dalam pengertian lain, kliring diartikan sebagai sarana perhitungan warkat antarbank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pemabayaran giral. 31 31 Ibid., hal. 79 Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral dan merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia antara bank-bank di suatu wilayah kliring yang disebut kliring lokal. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang memungkinkan kantor-kantor tersebut memperhitungkan warkat-warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan. Berkaitan dengan itu, untuk wilayah-wilayah yang tidak terdapat Kantor Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Tentu bank yang ditunjuk sebagai penyelenggara kliring harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: kemampuan administrasi, tenaga pimpinan dan pelaksana, ruangan kantor, peralatan komunikasi dan lain-lain. 4. Bank Garansi Kata garansi berasal dari bahasa Belanda garantie yang berarti jaminan. Bank garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank, dalam arti bank menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikat diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan. 32 Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa bank garansi adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank. Dalam arti bahwa, bank menjamin nasabah untuk memenuhi suatu kewajiban apabila nasabah yang bersangkutan di kemudian hari tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Bank garansi diberikan 32 Ibid., hal. 81 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 oleh bank kepada nasabah untuk tujuan membantu nasabah yang akan melakukan suatu transaksi tertentu yan tidak membutuhkan kredit dari bank. Jelaslah bahwa dalam suatu pemberian bank garansi terdapat 3 tiga pihak yang terkait, yaitu : a. Penjamin, yaitu bank sebagai pihak yang memberikan jaminan. b. Terjamin, yaitu pihak yang diberikan jaminan oleh bank. c. Penerima jaminan, yaitu pihak yang menerima jaminan dari bank. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR tentang Pemberian Garansi Bank tanggal 18 Maret 1991, bank garansi berbentuk : “a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin cedera janji wanprestasi. b. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila yang dijamin cedera janji wanprestasi. c. Garansi lainnya yang tejadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan kewajiban finansial bagi bank.” Berkaitan dengan penerbitan garansi tersebut, bank dapat memberikannya baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh bank yang menjalankan kegiatan pelayanan atau penerbitan garansi adalah : a. Penerbitan garansi terkena ketentuan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPKLegal Lending Limit dan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM dimana perhitungannya dilakukan secara gabungan sehuingga meliputi pemberian garansi oleh kantor baik di dalam amupun di luar negeri Pasal 7 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 b. Penerbitan garansi bank atau stand by LC atas permintaan bukan penduduk hanya diperkenankan apabila disertai kontrak garansi dari bank di luar negeri yang bonafide dalam pengertian bank tersebut tidak termasuk cabang dari bank yang bersangkutan diluar negeri atau setoran sebesar 100 seratus persen dari nilai garansi yang diberikan Pasal 8 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. c. Bank dilarang bertindak sebagai penjamin emisi efek Pasal 8 ayat 2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. Dalam kegiatan pelayanan jasa penerbitan garansi, maka bank penerbit akan menerima imbalan jasa dari si terjamin berupa provisi. Di samping pembebanan provisi, semua biaya yang timbul akibat pemberian bank garansi menjadi beban pihak yang diberi jaminan sebagaimana juga yang berlaku dalam pemberian kredit. Menurut Thomas Suyatno, tujuan pemberian bank garansi adalah sebagai berikut : 33 a. Untuk melaksanakan pembangunan proyek diadakan perjanjian antara pemborong dan pemberi pekerjaan pembanguna proyek. Pihak pemberi pekerjaan menginginkan adanya bak garansi untuk menutupi pekerjaan pembangunan proyek. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya resiko, yang terjadi akibat pemborong melakukan wanprestasi sebelum pembangunan proyek diselesaikannya. b. Untuk pembelian barang-barang. 33 Ibid., hal. 82 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 c. Untuk mendapatkan Keterangan Pemasukan Pabean KPP atas barang-barang yang LC-nya belum dibayar penuh oleh importir. 5. Kotak Pengaman Simpanan Safe Defosit Box Kotak Pengaman Simpanan Safe Defosit Box adalah salah satu pelayanan bank kepada masyarakat, dalam bentuk menyewakan boks dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang-barang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci boks pengaman tersebut. Kotak pengaman simpanan safe defosit box adalah simpanan tertutup, adalam arti pejabat bank tidak boleh memeriksamenyaksikan wujubbentuk barang yang disimpan. 34 Kartu kredit credit card adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Menurut Suryohadibroto dan Prakoso, kartu kredit adalah “alat Barang-barang yang diizinkan untuk disimpan dalam kotak pengaman adalah terbatas pada barang-barang sebagai berikut : a. Mata uang, barang-barang berharga, logam mulia. b. Kertas-kertas berharga, sertifikat, atau dokumen-dokumen penting lainnya. c. Barang-barang lain yang disetujui oleh bank secara tertulis. Safe defosit box memiliki dua anak kunci, yang satu berupa kunci cadangan safe guard key yang disimpan oleh bank dan kunci yang satu lagi disimpan oleh penyewa. Atas jasa yang diberikan oleh bank tersebut, mak pihak penyewa safe defosit box diwajibkan membayar uang sewa dan uang jaminan anak kunci. 6. Kartu Kredit Credit Card 34 Ibid., hal. 83 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkan pada tempat-tempat yang menerima kartu kredit atau bisa digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit atau jaringannya cash advance.” 35 a. Charge card, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dilakukan secara keseluruhan saat tagihan itu datang. Pemegang kartu diberi keleluasaan untuk memakainya tidak terbatas no Kartu kredit credit card diterbitkan oleh bank atau lembaga pengelola kartu kredit untuk kepentingan nasabahnya, dan dapat digunakan oleh pemegangnya sebagai alat pembayaran yang sah secara kredit. Pedagang menerima pembayaran dengan kartu kredit, kemudian ia menagih pembayarannya kepada bank atau lembaga pengelola kartu kredit tersebut. Selanjutnya bank atau lembaga pengelola kartu kredit tersebut akan menagih pembayaran dari pemegang kartu kredit atau mendebit secara langsung dari rekening nasabah yang bersangkutan. Pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan kartu kredit adalah pemegang kartu kredit card holder, penerima pembayaran dengan kartu kredit merchant dan penerbit kartu kredit issuer. Pemegang kartu kredit adalah pihak yang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit sehingga berhak memegang dan menggunakan kartu kredit tersebut. Penerima pembayaran dengan kartu kredit, biasanya pemilik tempat perbelanjaan dan hiburan, seperti pasar swalayan, hotel, restoran, dan perusahaan jasa lainnya. Sedangkan pihak penerbit Berdasarkan cara pembayarannya, jenis kartu kredit terdiri dari : 35 Ibid., hal. 84 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 limit, tetapi ia dibatasi dalam pelunasan tagihannya dalam jangka waktu tertentu sejak ia menggunakannya sampai tagihan datang. Bila pemegangkartu tidak dapat melunasi seluruh tagihan, atas sisa tagihan akan dikenakan denda penalty, tetapi ia masih tetap diharuskan untuk melunasinya dalam jangka waktu tertentu dan belum dibayar juga, maka kartu akan dibatalkan dan pemegangnya dicantumkan dalam daftar hitam. b. Credit card, yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara bertahap atau dicicil, dan kepada pemegang kartu kredit diberikan kredit yang jumlahnya dibatasi. Batas kredit credit limit biasanya bervariasi tergantung kepada kemampuan finansial pemegang kartu, dan kepercayaan pihak penerbit. Saat tagihan datang, pemegang kartu diwajibkan membayar jumlah tertentu minimum payment dan sisanya akan dikenakan bunga yang besarnya telah ditentukan oleh penerbit. Kartu kredit ini daya lakunya ada yang bersifat internasional dan ada juga yang hanya bersifat lokal, dalam arti daya lakunya atau penggunaannya terbatas di negara di mana kartu tersebut diterbitkan. Selain kedua jenis kartu di atas, sekarang juga berkembang yang disebut debit card, yaitu kartu yang berfungsi sebagai alat pembayaran yang praktis sebagai pengganti uang tunai, yang dapat dibelanjakan sebatas kredit yang diberikan, dimana setiap transaksi memotong secara otomatis rekening pemegang kartu. Sebagai contoh dari jenis debit card yaitu kartu debit dari BCA dan kartu Mandiri, dimana pemegang kartu tersebut mempunyai rekening misalnya berupa tabungan. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 7. Kustodian Dalam kegiatan pasar modal, salah satu lembaga penunjangnya adalah kustodian. Menurut ketentuan Pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan kustodian adalah “pihak yang memberikan jasa penitipan efek atau harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yangmenjadi nasabah.” Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal tersebut bahwa yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. 36 36 Ibid., hal. 87 Dari ketentuan di atas, menunjukkan bahwa sebagai lembaga penunjang pasar modal yang dinamakan kustodian tersebut dalam kegiatannya adalah mewakili pemegang rekening atau penanam modal yang menjadi nasabahnya dalam kegiatan pasar modal yang bekerja berdasarkan perintah dari nasabahnya tersebut. Berkaitan dengan itu, sebagaimana yang ditentukan dalam undang- undang bahwa bank umum dapat juga menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. Selanjutnya Bank Umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam disebut Bank Kustodian. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

B. Definisi dan Fungsi Uang Giral