Latar Belakang Timbulnya Lembaga Kliring

Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

BAB III TINJAUAN UMUM KLIRING SEBAGAI SALAH SATU BENTUK

JASA-JASA PERBANKAN

A. Latar Belakang Timbulnya Lembaga Kliring

Pendirian suatu lembaga tanpa mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sama halnya dengan bertindak sembarangan tanpa rencana yang dipikir masak- masak. Adanya suatu lembaga tidak lain merupakan perwujudan dari organisasi. Organisasi adalah segi formal dari administrasi, sekaligus mesin administrasi serta saluran untuk melewati segala rencana dan kebijaksanaan dilaksanakan. Sebagai alat administrasi, organisasi dapat ditinjau dari 2 dua sudut : 49 Mekanisme kliring timbul karena masing-masing bank mempunyai nasabah yang melakukan transaksi dengan nasabah bank yang lain. Transaksi tersebut dapat dilakukan secara tunai tetapi juga secara tidak tunai, yaitu dengan menggunakan: 1. Sebagai wadahwahana dimana kegiatan manajemen dijalankan. 2. Sebagai proses dimana terjadi hubungan antar orang-orangwakil yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. 50 49 Prathama Rahardja, Op. Cit., hal. 131 50 Rudy Tri Santoso, Mengenal Dunia Perbankan Cetakan Kedua, Edisi I, Yogyakarta, PT. Andi Offset, 1996, hal. 100 1. Cheque bank lain. 2. Bilyet giro bank lain. 3. Surat perintah membayar yang lain. 4. Penerbitan wesel dan lain-lain. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Kesemua warkat ini dinyatakan dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh face value serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan. Kliring merupakan perhitungan penyelesaian utang-piutang antar bank. Sebelum tercipta lembaga kliring, perhitungan penyelesaian utang-piutang yang menyangkut banyak bank akan memerlukan waktu yang cukup lama, biaya yang besar serta tenaga yang kurang efesien. Mengapa demikian? Oleh karena masing- masing bank akan berhubungan langsung dengan bank lain dalam menyelesaikan perhitunan utang-piutangnya. Inipun masih banyak dijumpai kesulitan, antara lain jam pertemuan, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sebagai contoh, bilamana bank A akan menyelesaikan utang piutang dengan bank-bank B, C, D, dan E maka bank A harus berhubungan langsung dengan bank-bank B, C, D, dan E. Demikian pula jika bank B akan menyelesaikan utang piutang dengan bank A, C, D, dan E maka bank B akan berhubungan langsung dengan bank-bank tersebut. 51 Perhitungan utang piutang antar bank akan mudah dilakukan dengan cepat apabila hanya menyangkut 2 dua bank, namun bila menyangkut banyak bank tentu akan sangat rumit dan memakan waktu yang lama. Dengan adanya pemikiran tersebut kemudian dirasa perlu adanya suatu lembaga atau badan yang dapat menjadi tempat untuk memperhitungkan utang piutang tersebut. Lembaga inilah yang disebut dengan lembaga kliring. 52 Lembaga kliring dibentuk Bank Indonesia pada tanggal 3 Maret 1967 dan merupakan suatu lembaga dari Bank Indonesia yang melakukan perhitungan utang piutang antarbank peserta kliring. Lembaga kliring ini menjadi tempat berkumpulnya semua anggota clearingmanclearinggirl dari bank anggotanya 51 Prathama Rahardja, Loc. Cit. 52 Rudy Try Santoso, Op. Cit., hal. 101 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 untuk perhitungan, pelunasan, dan pertukaran warkat-warkat kliringnya. Clearingmanclearinggirl adalah karyawanti suatu bank yang diberikan otoritas untuk menyerahkan dan menerima warkat-warkat kliring serta berhak menandatangani neraca kliring. Clearingmanclearinggirl harus diberitahukan secara formal kartu spesimennya diberikan kepada Bank Indonesia. 53 Dengan timbulnya aktivitas kliring yang penyelenggaraannya di laksanakan di lembaga kliring, di bawah pengelolaan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, maka masalah waktu pertemuan, tempat, siapa yang hadir,besarnya dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian utang-piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan telah terorganisir. Organisasi dalam bentuk kliring ini menunjukkan adanya koordinasi dari tugas dan fungsi dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang diinginkan dengan dibentuknya lembaga kliring antara lain adalah untuk memajukan atau memperlancar lalu lintas pembayaran giral serta pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Dengan demikian perhitungan utang-piutang diharapkan dapt dilakukan secara mudah, cepat, aman dan efesien. 54 Keuntungan dari adanya lembaga kliring ini adalah: 55 53 Malayu S.P. Hasibuan, Op. Cit, hal. 120 54 Prathama Rahardja, Op. Cit., hal. 132 52 Rudy Try Santoso, Loc. Cit. 1. Perhitungan utang piutang dapat dipusatkan disatu tempat, pada jamwaktu yang telah ditentukan. 2. Dapat menampung transaksi-transaksi dari semua bank peserta kliring. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

B. Fungsi dan Jenis-jenis Kliring