Cek Fungsi Kliring Jenis-jenis Kliring Syarat-syarat Peserta Kliring

Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Cek dan bilyet giro memiliki beberapa perbedaan diantaranya adalah :

1. Cek

a. Dapat dicairkan secara tunai. b. Tanggalnya hanya satu, yaitu tanggal jatuh tempo efektif. c. Dapat dicairkan sebelum tanggal efektif, jika dikliringkan. d. Alat pembayaran penukaran. e. Terdapat cek valas Traveller Cheque. f. Inkaso collection cek dapat dilakukan.

2. Bilyet Giro

a. Tidak dapat dicairkan secara tunai. b. Tangggalnya dua, yaitu tanggal penarikan dan tanggal jatuh tempo. c. Tidak dapat dicairkan sebelum tanggal efektif. d. Alat pemindahbukuaan saja. e. Tidak terdapat Giro Valas. f. Inkaso collection bilyet giri tidak ada. 3. Commersial Paper Commersial Paper CP adalah surat pengakuan utang tanpa jaminan aset. Penjualan surat berharga ini kepada publik tidak memerlukan izin Bapepam Badan Pengawas Pasar Modal dan tidak perlu adanya prospektus, bahkan relatif lebih mudah dibandingkan pengajuan kredit kepada bank. CP merupakan instrumen pasar uang untuk pinjaman jangka pendek maksimum 270 hari ±sembilan bulan. Dari segi likuiditas , bagi investor atau peminat CP ini kurang diminati karena dianggap sebagai liquidity reserves. Sedangkan bagi issue atau pencari dana, CP biasanya digunakan sebagai bridging atau untuk keperluan sementara saja sebelum pinjaman jangka panjang diperoleh, misalnya dengan Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 menjual obligasi. CP bakal marak jika kredit sulit diperoleh atau karena situasi tight money policy. 44 Dibuat dalam bentuk janji akan membayar to promise artinya menjanjikan, sedangkan wesel adalah bentuk perintah untuk membayar. Bagi perusahaan yang menerbitkan CP, mencari utang dengan cara ini relatif menguntungkan karena mendapatkan utang dengan bunga relatif rendah dibandingkan bunga kredit bank. Sebaliknya para investor juga senang karena tingkat bunganya lebih tinggi daripada deposito. CP ini tidak diperdagangkan di bursa, tetapi biasanya beredar di kalangan perbankan dan pasar uang. Namun CP mengandung bahaya jika digunakan untuk membiaya proyek jangka panjang karena CP adalah instrumen jangka pendek. Tahun 1996, pemerintah mulai menerbitkan CP dengan mengharuskan CP memperoleh peringkat terlebih dahulu dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan melarang bank untuk menjamin CP. Sejak saat itu perdagangan CP turun drastis. 4. Surat Promes 45 44 Ibid., hal. 10 45 Ibid., hal. 11 5. Draft LC Wesel adalah “perintah tertulis dari drawer penarik kepada draweetertarik untuk membayar sejumlah uang kepada penerima payee. Wesel LC adala surat perintah dari eksportir kepaad importir untuk melakukan pembayaran dengan sejumlah uang bearer wesel, jika persyaratannya telah dipenuhi.” Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Pada Wesel LC draft LC sering dituliskan singkatan-singkatan : 46 Kata garansi berasal dari bahasa Belanda garantie yang berarti jaminan. Bank garansi adalah “jaminan yang diberikan oleh bank, dalam arti bank menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikat diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu a. SD adalah sight draft wesel unjuk tanpa dokumen, jadi pembayaran wesek itu dilakukan begitu ditunjukkan kepada bank pembayaran tanpa disertai dokumen-dokumen. b. SDDP adalah sight draft dengan dokumen yang akan diserahkan kalau drawee telah membayar lunas wesel tersebut. c. DDDA adalah surat-surat wesel yang akan dibayar sekian hari setelah tanggal yang tercantum pada suratv wesel itu. d. SDDA adalah surat-surat wesel yang akan dibayar sekian hari setelah surat wesel ditunjukkan . Dokumen-dokumen akan diserahkan kalau drawee telah mengakseptasi surat wesel yang ditulis untuknya. e. DP Document against payment adalah apabila wesel itu memuat klausul DP, berarti penyerahan dokumen-dokumen kan dilakukan secara tunai. f. DA Document against acceptance adalah jika dalam wesel memuat klausul DA, berarti bahwa importir akan menerima dokumen–dokumen apabila penjual telah mengakseptasi wesel yang diterbitkan oleh penjual. Dalam hal ini berarti pula pembayaran naru akan dilakukan sesudah waktu tertentu. 6. Bank Garansi 46 Ibid. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 apabila dikemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan.” 47 Berkaitan dengan penerbitan garansi tersebut, bank dapat memberikannya baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. Sedangkan hal-hal yang Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa bank garansi adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank. Dalam arti bahwa, bank menjamin nasabah untuk memenuhi suatu kewajiban apabila nasabah yang bersangkutan di kemudian hari tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Bank garansi diberikan oleh bank kepada nasabah untuk tujuan membantu nasabah yang akan melakukan suatu transaksi tertentu yan tidak membutuhkan kredit dari bank. Jelaslah bahwa dalam suatu pemberian bank garansi terdapat 3 tiga pihak yang terkait, yaitu : a. Penjamin, yaitu bank sebagai pihak yang memberikan jaminan. b. Terjamin, yaitu pihak yang diberikan jaminan oleh bank. c. Penerima jaminan, yaitu pihak yang menerima jaminan dari bank. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR tentang Pemberian Garansi Bank tanggal 18 Maret 1991, bank garansi berbentuk : a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin cedera janji wanprestasi. b. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila yang dijamin cedera janji wanprestasi. c. Garansi lainnya yang tejadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan kewajiban finansial bagi bank.” 47 Hermanyah, Op. Cit., hal. 81 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 perlu diperhatikan oleh bank yang menjalankan kegiatan pelayanan atau penerbitan garansi adalah : a. Penerbitan garansi terkena ketentuan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPKLegal Lending Limit dan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM dimana perhitungannya dilakukan secara gabungan sehuingga meliputi pemberian garansi oleh kantor baik di dalam amupun di luar negeri Pasal 7 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. b. Penerbitan garansi bank atau stand by LC atas permintaan bukan penduduk hanya diperkenankan apabila disertai kontrak garansi dari bank di luar negeri yang bonafide dalam pengertian bank tersebut tidak termasuk cabang dari bank yang bersangkutan diluar negeri atau setoran sebesar 100 seratus persen dari nilai garansi yang diberikan Pasal 8 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. c. Bank dilarang bertindak sebagai penjamin emisi efek Pasal 8 ayat 2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2388KEPDIR. Dalam kegiatan pelayanan jasa penerbitan garansi, maka bank penerbit akan menerima imbalan jasa dari si terjamin berupa provisi. Di samping pembebanan provisi, semua biaya yang timbul akibat pemberian bank garansi menjadi beban pihak yang diberi jaminan sebagaimana juga yang berlaku dalam pemberian kredit. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Menurut Thomas Suyatno, tujuan pemberian bank garansi adalah sebagai berikut : 48 a. Untuk melaksanakan pembangunan proyek diadakan perjanjian antara pemborong dan pemberi pekerjaan pembanguna proyek. Pihak pemberi pekerjaan menginginkan adanya bak garansi untuk menutupi pekerjaan pembangunan proyek. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya resiko, yang terjadi akibat pemborong melakukan wanprestasi sebelum pembangunan proyek diselesaikannya. b. Untuk pembelian barang-barang. c. Untuk mendapatkan Keterangan Pemasukan Pabean KPP atas barang-barang yang LC-nya belum dibayar penuh oleh importir. 48 Ibid, hal. 83 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

BAB III TINJAUAN UMUM KLIRING SEBAGAI SALAH SATU BENTUK

JASA-JASA PERBANKAN

A. Latar Belakang Timbulnya Lembaga Kliring

Pendirian suatu lembaga tanpa mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sama halnya dengan bertindak sembarangan tanpa rencana yang dipikir masak- masak. Adanya suatu lembaga tidak lain merupakan perwujudan dari organisasi. Organisasi adalah segi formal dari administrasi, sekaligus mesin administrasi serta saluran untuk melewati segala rencana dan kebijaksanaan dilaksanakan. Sebagai alat administrasi, organisasi dapat ditinjau dari 2 dua sudut : 49 Mekanisme kliring timbul karena masing-masing bank mempunyai nasabah yang melakukan transaksi dengan nasabah bank yang lain. Transaksi tersebut dapat dilakukan secara tunai tetapi juga secara tidak tunai, yaitu dengan menggunakan: 1. Sebagai wadahwahana dimana kegiatan manajemen dijalankan. 2. Sebagai proses dimana terjadi hubungan antar orang-orangwakil yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. 50 49 Prathama Rahardja, Op. Cit., hal. 131 50 Rudy Tri Santoso, Mengenal Dunia Perbankan Cetakan Kedua, Edisi I, Yogyakarta, PT. Andi Offset, 1996, hal. 100 1. Cheque bank lain. 2. Bilyet giro bank lain. 3. Surat perintah membayar yang lain. 4. Penerbitan wesel dan lain-lain. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 Kesemua warkat ini dinyatakan dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh face value serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan. Kliring merupakan perhitungan penyelesaian utang-piutang antar bank. Sebelum tercipta lembaga kliring, perhitungan penyelesaian utang-piutang yang menyangkut banyak bank akan memerlukan waktu yang cukup lama, biaya yang besar serta tenaga yang kurang efesien. Mengapa demikian? Oleh karena masing- masing bank akan berhubungan langsung dengan bank lain dalam menyelesaikan perhitunan utang-piutangnya. Inipun masih banyak dijumpai kesulitan, antara lain jam pertemuan, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sebagai contoh, bilamana bank A akan menyelesaikan utang piutang dengan bank-bank B, C, D, dan E maka bank A harus berhubungan langsung dengan bank-bank B, C, D, dan E. Demikian pula jika bank B akan menyelesaikan utang piutang dengan bank A, C, D, dan E maka bank B akan berhubungan langsung dengan bank-bank tersebut. 51 Perhitungan utang piutang antar bank akan mudah dilakukan dengan cepat apabila hanya menyangkut 2 dua bank, namun bila menyangkut banyak bank tentu akan sangat rumit dan memakan waktu yang lama. Dengan adanya pemikiran tersebut kemudian dirasa perlu adanya suatu lembaga atau badan yang dapat menjadi tempat untuk memperhitungkan utang piutang tersebut. Lembaga inilah yang disebut dengan lembaga kliring. 52 Lembaga kliring dibentuk Bank Indonesia pada tanggal 3 Maret 1967 dan merupakan suatu lembaga dari Bank Indonesia yang melakukan perhitungan utang piutang antarbank peserta kliring. Lembaga kliring ini menjadi tempat berkumpulnya semua anggota clearingmanclearinggirl dari bank anggotanya 51 Prathama Rahardja, Loc. Cit. 52 Rudy Try Santoso, Op. Cit., hal. 101 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 untuk perhitungan, pelunasan, dan pertukaran warkat-warkat kliringnya. Clearingmanclearinggirl adalah karyawanti suatu bank yang diberikan otoritas untuk menyerahkan dan menerima warkat-warkat kliring serta berhak menandatangani neraca kliring. Clearingmanclearinggirl harus diberitahukan secara formal kartu spesimennya diberikan kepada Bank Indonesia. 53 Dengan timbulnya aktivitas kliring yang penyelenggaraannya di laksanakan di lembaga kliring, di bawah pengelolaan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, maka masalah waktu pertemuan, tempat, siapa yang hadir,besarnya dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian utang-piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan telah terorganisir. Organisasi dalam bentuk kliring ini menunjukkan adanya koordinasi dari tugas dan fungsi dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang diinginkan dengan dibentuknya lembaga kliring antara lain adalah untuk memajukan atau memperlancar lalu lintas pembayaran giral serta pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Dengan demikian perhitungan utang-piutang diharapkan dapt dilakukan secara mudah, cepat, aman dan efesien. 54 Keuntungan dari adanya lembaga kliring ini adalah: 55 53 Malayu S.P. Hasibuan, Op. Cit, hal. 120 54 Prathama Rahardja, Op. Cit., hal. 132 52 Rudy Try Santoso, Loc. Cit. 1. Perhitungan utang piutang dapat dipusatkan disatu tempat, pada jamwaktu yang telah ditentukan. 2. Dapat menampung transaksi-transaksi dari semua bank peserta kliring. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

B. Fungsi dan Jenis-jenis Kliring

1. Fungsi Kliring

Kliring merupakan suatu lembaga keuangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dalam pembayaran giral guna menyelesaikan rekening para nasabah bank, mempunyai fungsi antara lain : 56 a. Pemindahbukuan antar bank dalam bentuk cek dan giro, nota debit dan nota kredit serta transfer antar bank. b. Mempermudah, mempercepat, ekonomis, praktis dan aman bagi penyelesaian penagihan atau pembayaran antar nasabah bank. c. Bank peserta kliring akan mempermudah penarikan nasabah. d. Mempermudah penyelesaian inkaso, perhitungan, pertukaran warkat, dan pelunasan utang-piutang antar bank peserta.

2. Jenis-jenis Kliring

Di samping mempunyai fungsi yang telah dijelaskan di atas, kliring juga mempunyai beberapa jenis antara lain : 57 a. Kliring Umum, yaitu sarana perhitungan warkat antar bank yang pelaksanaannya diatur oleh Bank Indonesia. b. Kliring Lokal, yaitu sarana perhitungan warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring yang telah ditentukan. c. Kliring Antar Cabang, adalah sarana perhitungan warkat anatar kantor suatu bank peserta, biasanya berada dalam satu kota, melalui pengumpulan seluruh 56 Malayu S.P. Hasibuan, Loc. Cit. 57 Rudy Try Santoso, Loc. Cit. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 perhitungan dari suatu kantor cabang ke kantor cabang lain yang bersangkutan pada kantor induk.

C. Syarat-syarat Peserta Kliring dan Prosedur Setoran Kliring

1. Syarat-syarat Peserta Kliring

Penyelenggaraan kliring antarbank melalui lembaga kliring dengan maksud agar perhitungan utang-piutang dapat dilakukan dengan cara mudah, cepat, murah dan aman. Tidak setiap bank dapat melakukan kliring dalam lembaga kliring. Bank yang bersangkutan terlebih dahulu harus menjadi anggota lembaga kliring. Bank peserta kliring adalah Bank-bank Umum dan Bank-bank Pembangunan yang berada dalam wilayah kliring tertentu dikoordinasi oleh Bank Indonesia atau bank lain yang ditunjuk dalam wilayah itu. Ada 2 dua macam penyertaan dalam kliring yang dikenal, yaitu: 58 a. Penyertaan langsung yaitu memperhitungkan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung itu ialah Kantor Bank Indonesia, Kantor Pusat Bank Umum dan Bank Pembangunan serta kantor cabang kedua bank itu. b. Penyertaan tidak langsung yaitu memperhitungkan warkat dalam pertemuan kliring melalui kantor pusat atau salah satu kantor cabangnya yang menjadi peserta kliring, dan yang ikut serta dalam penyertaan tidak langsung ini ialah kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Bank yang ingin ikut serta sebagai anggota lembaga kliring, maka bank- bank tersebut sebelumnya harus mengadakan perjanjian antara bank-bank itu 58 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 73 Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 dengan Bank sentral sebagai pemimpin dari lembaga kliring, serta memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat lainnya yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Adapun syarat-syarat untuk menjadi anggota kliring menurut Faisal Afif dkk dalam buku Strategi dan Operasional Bank adalah sebagai berikut : 59 59 Faisal Afiff, dkk, Op. Cit., hal. 70. a. Setiap bank yang telah memperoleh izin usaha Bank Umum dan berkedudukan dikota dimana diadakan perhitungan kliring diwajibkan ikut serta dalam kliring. b. Bagi kantor pusat suatu bank, bank bersangkutan telah melakukan usaha dengan izin Menteri Keuangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Berdasarkan penilaian Bank Sentral dalam bidang administrasi, pimpinan dan keuangan bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban-kewajiban kliring serta simpanan giro masyarakat pad bank yang bersangkutan telah mencapai jumlah sekurang-kurangnya 20 dari modal minimum yang disyaratkan untuk disetor bagi pendirian bank baru di daerah yang bersangkutan. c. Bagi kantor cabang suatu bank yang berada di kota lain dari tempat kedudukan kantor pusat atau kantor cabang lainnya, simpanan masyarakat berupa giro pada kantor pusat dan seluruh cabang-cabang telah mencapai jumlah sekurang-kurangnya 20 dari modal minimal yang disyaratkan untuk disetor bagi pendirian bank baru di daerah-daerah tempat kantor pusat dan cabang-cabang bank yang bersangkutan berkedudukan. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 d. Bagi kantor cabang suatu bank yang berada di kota yang sama dengan kantor pusat atau cabang-cabang lainnya, ditetapkan syarat bahwa cabang yang bersangkutan telah memperoleh izin usaha dari Kementeri Keuangan. e. Sebelum mengikuti kegiatan kliring, suatu bank harus membuatmenandatangani pernyataan tunduk kepada peraturan yang ditetapkan Bank sentral dan akan memenuhi semua kewajiban-kewajiban yang timbul karena ikut serta dalam kliring. Bank peserta kliring senantiasa wajib mempertahankan usahanya sehingga tetap memenuhi persyaratan. Selanjutnya, menurut Thomas Suyatno, dalam buku Lembaga Perbankan, ada ketentuan khusus bagi bank penyelenggara kliring, yaitu : 60 Sedangkan persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia bagi suatu bank untuk dapat ikut serta dalam kliring adalah sebagai berikut : a. Berkewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan perundang-undangan ; b. Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersama-sama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang bersangkutan ; c. Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyedian uang kartal, maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada rekening bank pada Bank Indonesia. 61 60 Hermansyah, Op. Cit., hal. 78 61 Ibid., hal. 79 a. Bank-bank telah mendapat izin dari Menteri Keuangan dan mendapat persetujuan Bank Indonesia ; Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009 b. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 tiga bulan atas izin Menteri Keuangan ; c. Bank tersebut telah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat baik ditinjau di bidang administrasi, pimpinan maupun keuangan ; d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang-kurangnya 20 dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru di wilayahnya ; e. Bank peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank Indonesia ; f. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta kliring dapat ikut serta secara tidak langsung melalui pengikutsertaannya dengan bank lain peserta. Penyertaan tidak langsung tersebut bisa terjadi karena bank kemungkinan menghadapi masalah keuangan, jarak antara bank yang bersangkutan dengan penyelenggara kliring, dan lain-lain ; g. Menyetor jaminan kliring sebesar 50 rata-rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40 rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiabn tersebut hanya berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta kliring tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring ; h. Bank peserta menentukan anggotanya sebagai wakil tetap pada lembaga kliring dan memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Wulan Anggraeni Zega : Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Kliring Sebagai Pengatur Arus Pembayaran Uang Giral Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Kisaran, 2007. USU Repository © 2009

2. Prosedur Setoran Kliring