Pembatasan dan Perumusan Masalah

10

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari masa ke masa pemilu selalu dilakukan, akan tetapi persoalan pemilu selalu ada dan sangat luas permasalahannya. Maka sudah barang tentu penelitian tentang pemilu tidak bisa diuraikan dalam penelitian yang sederhana. Agar pembahasan ini tidak meluas, maka penulis terfokus pada pemilu secara normatif dari segi Islam. Maka dari uraian latar belakang masalah di atas, skripsi ini menetapkan pokok masalah yaitu: Bagaimanakah sistem pemilu di Indonesia dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 menurut perspektif Islam? Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang, dan tentunya agar penelitian ini terarah dan terfokus pada satu masalah kajian, maka penulis membatasi batasan bahasan sekitar: 1. Bagaimana konsep dasar doktrin pemilu dalam fiqh siyasah yang berkaitan dengan asas proporsionalitas dan keadilan dalam UU No. 10 tahun 2008? 2. Bagaimana sistem pemilihan umum pemilu di Indonesia yang diatur oleh UU No. 10 Tahun 2008, khususnya yang berkaitan dengan 3 pasal yang dianggap kontroversial yaitu pasal 205 ayat 4, pasal 211 ayat 3, dan pasal 212 ayat 3 ? 3. Bagaimana relasi antara hukum Islam pemilu dalam Islam dengan sistem pemilihan umum pemilu di Indonesia dalam UU No. 10 tahun 2008? Untuk lebih fokus pada pembahasan mengenai Undang-Undang No.10 Tahun 2008, maka penulis membatasi lingkup penelitian pada beberapa pasal yang dianggap kontroversial seperti : 11 1. Pasal 205 ayat 4 yang berbunyi “Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan perolehan kursi tahap kedua dengan cara membagikan jumlah sisa kursi yang belum terbagi kepada Partai Politik Peserta Pemilu yang memperoleh suara sekurang-kurangnya 50 lima puluh perseratus dari BPP DPR.” 2. Pasal 211 ayat 3 yang berbunyi: “Dalam hal masih terdapat sisa kursi setelah dialokasikan berdasarkan BPP DPRD, maka perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi berdasarkan sisa suara terbanyak satu persatu sampai habis.” 3. Pasal 212 ayat 3 yang berbunyi: “Dalam hal masih terdapat sisa kursi setelah dialokasikan berdasarkan BPP DPRD, maka perolehan kursi partai politik peserta pemilu dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi berdasarkan sisa suara terbanyak satu persatu sampai habis.”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian