Substansi UU No. 10 Tahun 2008

50 yang benar dari media massa. Jika tidak, publik berhak menggunakan hak jawab dan hak koreksi, sebagaimana ketentuan Undang-Undang Pers No. 401999. Media massa punya parameter dalam pemberitaan yaitu news value. Berita apa pun juga harus mengacu pada nilai berita, apakah berita kriminalitas, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, social, dan lain-lain. Kalau nilai beritanya tinggi media massa pasti akan memuatnya, sebaliknya jika nilai beritanya rendah, apalagi jenis berita kampanye mengenai Pilkada, Pemilu, dan Pilpres yang cenderung membodohi rakyat dengan kampanye lips service dan jual kecap maka media massa berhak tidak memuatnya. Kalau ada pihak yang memaksakan kemauannya, jelas hal itu melanggar undang-undang dan kebebasan pers. 37

C. Substansi UU No. 10 Tahun 2008

Undang-Undang pemilu dan partai politik di Indonesia terangkum dalam UU No 10 tahun 2008 38 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD. Di dalam nya terdapat sekitar 24 bab dan 320 pasal yang mengatur secara detail sistem pemilu di tanah air. Dalam skripsi ini, tentunya penulis tidak mungkin membahas semua bab dan pasal dalam undang-undang tersebut. Yang akan penulis angkat adalah beberapa pasal yang mengundang kontroversi yaitu pasal 205 ayat 4, pasal 211 ayat 3, dan pasal 212 ayat 3. 37 Waspada Online edisi Selasa, 29 April 2008 15:27, Opini, UU Pemilu No 10 2008 Kebiri Kebebasan Pers, http:www.waspada.co.idindex2.php?option=com_contentdo pdf=1id=173, diakses 3 Mei 2010 38 Undang-Undang Pemilu dan Partai Politik 2008, Yogyakarta: Gradein Mediatama, 2008 51 Berdasarkan ketetapan Mahkamah Konstitusi MK, esensi dari pasal 205 ayat 4 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 adalah konstitusional bersyarat. 39 Artinya, konstitusional sepanjang dimaknai bahwa penghitungan tahap kedua untuk penetapan perolehan kursi DPR bagi partai politik peserta pemilu dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menentukan kesetaraan 50 persen suara sah dari angka bilangan pembagi pemilih BPP di setiap daerah pemilihan dapil anggota DPR. 2. Membagikan sisa kursi pada setiap pemilihan anggota DPR kepada parpol peserta pemilu anggota DPR dengan ketentuan: a. Apabila suara sah atau sisa suara parpol atau peserta pemilu anggota DPR mencapai sekurang-kurangnya 50 persen dari angka BPP, maka partai politik terrsebut memperoleh satu kursi. b. Apabila suara sah atau sisa suara partai politik peserta pemilu anggota DPR tidak mencapai sekurang-kurangnya 50 persen dari angka BPP dan masih terdapat sisa kursi, maka: 1 Suara sah partai politik yang bersangkutan dikategorikan sebagai sisa suara yang diperhitungkan kursi tahap ketiga. 2 Sisa suara parpol yang bersangkutan diperhitungkan dalam penghitungan kursi tahap ketiga. 39 KPU edisi Sabtu, 08 Agustus 2009, “Sebagian Uji Materi UU Pemilu dikabulkan MK,” http:mediacenter.kpu.go.idberita825-sebagian-uji-materi-uu-pemilu-dikabulkanmk. html, diakses 3 Mei 2010 52 Sedangkan untuk pasal 211 ayat 3 dinyatakan konstitusional bersyarat 40 . Artinya, konstitusional sepanjang dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah sisa kursi yang belum terbagi, yaitu dengan cara mengurangi jumlah alokasi kursi di daerah pemilihan Anggota DPRD Provinsi tersebut dengan jumlah kursi yang telah terbagi berdasarkan penghitungan tahap pertama. 2. Menentukan jumlah sisa suara sah partai politik peserta pemilu anggota DPRD Provinsi tersebut, dengan cara: a. Bagi partai politik yang memperoleh kursi pada penghitungan tahap pertama, jumlah suara sah parpol tersebut dikurangi dengan hasil perkalian jumlah kursi yang diperoleh parpol pada tahap pertama dengan angka BPP. b. Bagi partai politik yang tidak memperoleh kursi pada penghitungan tahap pertama, suara sah yang diperoleh partai politik tersebut dikategorikan sisa suara. c. Menetapkan perolehan kursi parpol peserta pemilu Anggota DPRD Provinsi, dengan cara membagikan sisa kursi kepada partai politik peserta pemilu anggota PDRD satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh partai politik. Pasal 212 ayat 3 Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 2008, juga berlaku konstitusional bersyarat 41 , artinya konstitusional sepanjang dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 40 KPU edisi Sabtu, 08 Agustus 2009, “Sebagian Uji Materi UU Pemilu dikabulkan MK,” http:mediacenter.kpu.go.idberita825-sebagian-uji-materi-uu-pemilu-dikabulkanmk. html, diakses 3 Mei 2010 41 KPU edisi Sabtu, 08 Agustus 2009, “Sebagian Uji Materi UU Pemilu dikabulkan MK,” http:mediacenter.kpu.go.idberita825-sebagian-uji-materi-uu-pemilu-dikabulkanmk. html, diakses 3 Mei 2010 53 1. Menentukan jumlah sisa kursi yang belum terbagi, yaitu dengan cara mengurangi jumlah alokasi kursi di daerah pemilihan Anggota DPRD KabupatenKota tersebut dengan jumlah kursi yang telah terbagi berdasarkan penghitungan tahap pertama. 2. Menentukan jumlah sisa suara sah partai politik peserta pemilu Anggota DPRD KabupatenKota tersebut dengan cara: a. Bagi partai politik yang memperoleh kursi pada penghitungan tahap pertama, jumlah suara sah parpol tersebut dikurangi dengan hasil perkalian jumlah kursi yang diperoleh partai politik pada tahap pertama dengan angka BPP. b. Bagi partai politik yang tidak memperoleh kursi pada penghitungan tahap pertama, suara sah yang diperoleh partai politik tersebut dikategorikan sebagai sisa suara. c. Menetapkan perolehan kursi partai politik peserta pemilu Anggota DPRD KabupatenKota, dengan cara membagikan sisa kursi kepada partai politik peserta pemilu Anggota DPRD KabupatenKota satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh partai politik. 54

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP