22
dalam contoh di atas, website menunjuk pada luasan tanah dan bentuk bangunan. Sedang blog menunjuk pada penataan rumah huniannya. Muncul beragam
perusahaan penyedia informasi provider yang tidak hanya menawarkan website saja tetapi juga blog-nya.
Bentuk-bentuk iklan dalam website sepenuhnya bergantung pada kemampuan penyedia blog dalam mendesain iklan. Oleh karena itu dalam satu
website dapat muncul beragam blog. Dalam satu blog juga dapat muncul beragam
iklan. Suatu iklan dapat muncul dalam bentuk teks, suara, grafik, foto dan video, baik elemen-elemen tersebut berdiri sendiri maupun secara bersama-sama.
Artinya suatu iklan e-commersial mungkin dapat berbentuk teks semata sebagaimana iklan-iklan tradisional. Sebaliknya iklan e-commersial dapat terdiri
dari dua elemen atau kesemua elemen tersebut secara serentak.
4. Analisis Isi
Menurut Berelson dan Kerlinger dalam Kriyantono, 2007:228, analisis isi content analysis merupakan suatu metode untuk mempelajari dan
menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan menurut Budd dalam Kriyantono, 2007:228-
229, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi
perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Dari dua definisi tersebut tampak bahwa analisis isi terhadap komunikasi yang diobservasi
bersifat yang terbuka dan apa yang tampak. Dengan demikian analisis isi, menurut
23
dua definisi tersebut, tidak memfokuskan pada isi komunikasi yang tersirat. Yang dianalisis adalah yang tampak atau yang tersurat. Teknik analisis isi ini dikenal
sebagai pendekatan analisis isi yang tampak. Ciri-ciri yang dapat dijadikan rujukan untuk menunjuk pendekatan analisis
isi kuantitatif Kriyantono, 2007:229 adalah: 1.
Prinsip yang sistematik. 2.
Prinsip yang objektif. 3.
Prinsip kuantitatif. 4.
Prinsip isi yang nyata. Sebagaimana yang diuraikan dalam analisis isi kuantitatif, di antaranya
bercirikan pada prinsip kuantitatif dan isi yang nyata. Kedua ciri ini tidak dapat dijadikan landasan untuk menganalisis isi yang tersirat dari suatu komunikasi.
Untuk memfokuskan analisis isi terhadap komunikasi yang tersirat dikenal dengan nama pendekatan kualitatif. Altheide dalam Kriyantono, 2007:247 mengatakan
bahwa analisis isi kualitatif disebut pula sebagai Ethnographic Content Analysis ECA, yaitu perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Definisi
ini menekankan adanya observasi partisipan. Artinya peneliti yang melakukan analisis isi harus melakukan observasi keterlibatan atau partisipasi terhadap objek
yang dianalisis. Menurut Kriyantono 2007:248 ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam menganalisis isi komunikasi secara kualitatif, yaitu:
24
1. Isi. Peneliti harus mempertimbangkan isi content atau situasi sosial seputar
komunikasi yang diteliti dapat berupa pesan verbal maupun nonverbal seperti teks dan iklan
2. Proses. Bagaimana suatu komunikasi dikreasikan secara aktual dan
diorganisasikan secara bersama. 3.
Tahapan. Pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi peneliti.
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang tampak atau tersurat melalui pendekatan kualitatif.
G. Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual