2.4.8 Bahaya Rokok
Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dan penyakit yang ditimbulkan
akibat rokok:
1. Penyakit paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar dan
kelenjar mukus bertambah banyak hiperplasia. Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan
lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli cabang dari paru.
2. Penyakit Jantung Koroner
Disebakan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam rokok, yakni nikotin dan karbonmonoksida. Dimana nikotin dapat mengganggu irama jantung
dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan CO menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan dengan
Hb darah.
3. Impotensi
Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh termasuk organ reproduksi. Zat ini akan menggangu proses spermatogenesis sehingga
kualitas sperma menjadi buruk. merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi faktor resiko gangguan fungsi seksual terutama gangguan disfungsi ereksi DE.
Dalam penelitiannya, sekitar seperlima dari penderita DE disebabkan oleh karena kebiasaan merokok.
4. Kanker Kulit, Mulut, Bibir dan Kerongkongan.
Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir dimulut, bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun merubah sifat sel-sel normal
menjadi sel ganas yang menyebakan kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir ini juga dapat disebabkan karena panas dari asap.
5. Merusak otak
Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak juga disebabkan karena penyempitan pembuluh darah otak yang diakibatkan karena
efek nikotin terhadap pembuluh darah dan supply oksigen yang menurun terhadap organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya. Sehingga sebetulnya nikotin ini
dapat mengganggu seluruh sistem tubuh.
2.5 Promosi Kesehatan
Menurut green dan Ottoson promosi kesehatan adalah kombinsai berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya Syafrudin, 2009.
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan menurut Notoatmodjo, 2005 adalah :
1. Metode Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan
suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Metode Diskusi Kelompok adalah merupakan pembicaraan yang direncanakan
dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta sasaran dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana
setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing–masing peserta, dan evaluasi atas pendapat–pendapat
tadi dilakukan kemudian. 4.
Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang pemimpin. 5.
Metode Bermain Peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. 6.
Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan merupakan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok
yang tidak terlalu besar jumlahnya. 7.
Metode Simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode Seminar adalah merupakan suatu cara dimana sekelompok orang
berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.
2.6 Media 2.6.1 Definisi Media
Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara. Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Media menurut Heinich
1982 mengemukakan bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima. Gagne dan Briggs 1975 mengatakan bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran Setiawati, 2008.
Menurut Santrock model dasar dari proses informasi berjalan dari kejadian, perhatian, penyandian, memori, proses berpikir, hingga ke respons.
Proses tersebut akan dijelakan secara umum sebagai berikut :
Gambar 2.1: Alur Penyampaian Informasi
Alur informasi diawali dengan kejadian-kejadian yang diperoleh dari lingkungan maupun media. Kejadian ini biasanya terklasifikasi menjadi dua
bentuk-bentuk dasar dari informasi yaitu kata-kata dan gambar. Bentuk-bentuk dasar informasi tersebut akan diterima oleh sensory memory melalui indra
penglihatan dan pendengaran. Indra tersebut akan memilah kata yang berbentuk
KEJADIAN PERHATIAN
MEMORI PROSES
BERPKIR RESPONS
suara maupun cetak dan gambar yang berbentuk cetak. Keberadaan indra mempunyai implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus memberikan
perhatian pada informasi kalau mereka ingin mengingatnya. Kedua, diperlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat ke
dalam kesadaran. Pemilahan pada sensory memory akan diteruskan ke memori kerja. Proses
perpindahan dari sensori memori inilah terjadinya persepsi. Persepsi merupakan penafsiran seseorang tentang rangsangan. Pada memori kerja informasi akan
dipilah menjadi yang berbentuk suara dan gambar. Informasi yang berbentuk suara mengorganisir kata menjadi model verbal sedangkan informasi yang
berbentuk gambar langsung diorganisir menjadi model pictorial. Kedua model ini akan berintegrasi. Dilakukan penyimpanan jika diperlukan pada memori jangka
panjang. Manfaat media dalam pembelajaran menurut Levie Lentz antara lain :
1. Fungsi atensi yaitu bahwa media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian
peserta didik. 2.
Fungsi afektif yaitu bahwa media mempengaruhi sikap dan emosi peserta didik.
3. Fungsi kognitif yaitu bahwa gambar atau simbol-simbol lain yang digunakan
dalam sebuh media akan mudah mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran, mengingat lambang yang jelas akan mempermudah proses
pikir penerima pesan.
4. Fungsi kompesatori yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi
informasi. Media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima isi pesan yang disajikan melalui teks atau
disajikan verbal Setiawati, 2008.
2.6.2. Macam-macam media