Sesudah Penyuluhan
Kesehatan Leaflet 8,30
0,001 37
Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah
7,03. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 8,30. Perbedaan sesudah diberi penyuluhan kesehatan
menunjukkan terdapat perbedaan antara mean pengetahuan sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok.
Berdasarkan analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata- rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media
leaflet menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakana secara ststistik. Hal ini menandakan bahwa media
penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan responden.
4.4.2 Gambaran Sikap Responden pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet
Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap responden yang diberi perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat diketahui gambaran
variabel sikap responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet tentang Bahaya
Rokok
No Indikator Sikap
Sebelum Penyuluhan Kesehatan
Total Sesudah Penyuluhan
Kesehatan Total
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Tidak Setuju
n n
n n
n n
1 Saya akan tetap merokok
walaupun ada orang yang terganggu dengan asap
rokok saya 37
100 -
- 37
100,0 -
- 37
100 37
100,0
2 Saya merasa lebih percaya
diri jika sedang merokok 26
70,3 11
29,7 37
100,0 3
8,1 34
91,9 37
100,0
Tabel 4.12 Lanjutan
No Indikator Sikap
Sebelum Penyuluhan Kesehatan
Total Sesudah Penyuluhan
Kesehatan Total
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Tidak Setuju
n n
n n
n n
3 Menghirup udara yang
bebas asap
rokok merupakan
hak asasi
manusia 30
81,1 7
18,9 37
100,0 35
93,6 2
5,4 37
100,0
4 Pemberlakuan
larangan merokok ditempat umum,
sekolah, dan
tempat ibadah
16 43,2
21 56,8
37 100,0
27 73,0
10 27,0
37 100,0
5 Jika
kamu merokok,
temanmu akan
menjauhimu 10
27,0 27
73,0 37
100,0 31
83,8 6
16,2 37
100,0
6 Jika
ada salah
satu anggota keluarga yang
merokok di dalam rumah, anggota keluarga yang
lain akan membiarkan 13
35,1 24
64,9 37
100,0 7
18,9 30
81,1 37
100,0
7 Perilaku
merokok merupakan suatu karakter
kejantanan pada pria 21
56,8 16
43,2 37
100,0 10
27,0 27
73,0 37
100,0
8 Jika
kamu merokok,
temanmu akan
ikut merokok
22 59,5
15 40,5
37 100,0
5 13,5
32 86,5
37 100,0
9 Merokok
dapat mempererat
pergaulan 19
51,4 18
48,6 37
100,0 8
21,6 29
78,4 37
100,0
saat berkumpul 10
Saya merasa terganggu apabila
ada merokok
disebelah saya 7
18,9 30
81,1 37
100,0 37
100 -
- 37
100,0
Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa sikap responden sebelum mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media poster yang peduli setuju bahwa
menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu sebanyak 30 orang 81,1 dan sebanyak 24 orang 64,9 tidak akan
membiarkan anggota keluarganya merokok di dalam rumah. Sebanyak 37 orang 100,0 tidak peduli dengan keadaan orang lain, mereka tetap merokok
walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokoknya. Sebanyak 21 orang 56,8 tidak setuju dengan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah
dan tempat ibadah. Sikap responden sesudah mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan
dengan media poster maka pernyataan yang paling banyak disetujui adalah menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu
sebanyak 35 orang 93,6 dan terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada pernyataan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah
menjadi 27 orang 73,0. Hasil analisa data pada kelompok remaja yang diberi penyuluhan
kesehatan dengan media leaflet memperlihatkan bahwa perubahan sikap responden tentang bahaya rokok dari sebelum sampai dengan sesudah intervensi
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan
dengan Media Leaflet di SMA Negeri2 Rantau Selatan Tahun 2015
Kategori Sikap
Sebelum Penyuluhan Kesehatan Leaflet
Setelah Penyuluhan Kesehatan Leaflet
Jumlah Jumlah
Baik 12
32,4 37
100,0 Kurang
25 67,6
- -
Total 37
100 37
100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap siswa sebelum penyuluhan pada kategori kurang yaitu 25 orang 67,6 dan sesudah
penyuluhan kesehatan mayoritas siswa memiliki sikap baik yaitu sebanyak 37 orang 100,0 dan tidak ada lagi yang memiliki sikap kurang.
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test Rata-rata Sikap Responden Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media
Leaflet
Sikap Mean
p-value n
Sebelum Penyuluhan
Kesehatan Leaflet 3,97
0,001 37
Sesudah Penyuluhan
Kesehatan Leaflet 8,62
37
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas didapatkan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah
3,97. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan sikap responden tentang bahaya rokok adalah 8,62. Perbedaan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan
terdapat perbedaan rata-rata sikap responden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang bahaya rokok.
Berdasarkan analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata- rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media
elektronik video menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna secara ststistik. Hal ini menandakan bahwa media
penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat meningkatkan sikap responden.
Tabel 4.15 Distribusi Mean Pengetahuan dan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Rokok
Menggunakan Media Poster dan Leaflet
Media Mean
Sebelum Intervensi
Sesudah Intervensi
Difference Poster
- Pengetahuan
6,70 7,92
-1,216 -
Sikap 3,11
8,70 -5,595
Leaflet
- Pengetahuan
7,03 8,30
-1,270 -
Sikap 3,97
8,62 -4,649
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa mean pengetahuan dengan media poster sebelum intervensi adalah 6,70 dan mengalami peningkatan setelah
intervensi menjadi 7,92 dengan mean difference sebesar -1,216 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 1,216 setelah diberikan
penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media poster.
Mean sikap dengan media poster sebelum intervensi adalah 3,11 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,70 dengan mean difference
sebesar -5,595 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 5,595 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media poster. Mean
difference sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media poster lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dari pada pengetahuan
siswa tentang bahaya rokok. Berdasarkan Tabel 4.15 juga diketahui bahwa mean pengetahuan dengan
media leaflet sebelum intervensi adalah 7,03 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,30 dengan mean difference sebesar -1,270 yang berarti
bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 1,270 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media leaflet.
Mean sikap dengan media poster sebelum intervensi adalah 3,97 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,62 dengan mean difference
sebesar -4,649 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 4,649 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media leaflet. Mean
difference sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media leaflet lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dari pada pengetahuan
siswa tentang bahaya rokok.
BAB V PEMBAHASAN
Rantau Prapat belum memiliki Perda Peraturan Daerah tentang kawasan bebas asap rokok di tempat-tempat umum seperti sekolah dan tempat ibadah.
Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku merokok adalah adanya iklan rokok, melihat iklan rokok di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut
Mari Juniarti, 1991. Merokok memiliki dampak di masa mendatang, beberapa diantaranya yaitu dapat menyebabkan penyakit paru, penyakit jantung koroner,
impotensi, kanker mulut, kanker bibir, kanker kerongkongan dan merusak otak.
5.1 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Tentang Bahaya Rokok di
SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto
dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker, pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan
yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah
pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat mensimulasi efek suara, dan efek gerak, serta mudah terlipat.
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar
dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik dan bertindak pada sesuatu. Poster biasanya di tempelkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan banyak
dilalui orang Mubarak, 2012.Poster berguna untuk memberikan peringatan, memberikan informasi, memberikan anjuran, mengingatkan kembali dan
memberikan informasi tentang dampak. Pada penelitian ini poster digunakan untuk memberikan informasi tentang bahaya rokok, mengingatkan kembali bahwa
merokok tidak baik untuk kesehatan dan memberikan informasi tentang dampak merokok pada masa mendatang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan, diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media poster
pengetahuan responden meningkat, yaitu dari 16 orang 43,2 yang berpengetahuan baik menjadi 26 orang 70,3.
Item jawaban pada variabel pengetahuan yang tidak berubah sesudah diberi penyuluhan dengan media poster adalah item jawaban bahaya merokok
adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak dan media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada
penerima. Diperoleh rata- rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum
penyuluhan kesehatan dengan media poster adalah 6,70. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 7,92
sehingga diperoleh mean difference sebesar -1,216 yang merupakan selisih rata- rata sebelum dan sesudah perlakuan yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan
setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster meningkat sebesar
1,216. Hal ini menunjukkan bahwa media poster efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok.
Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pelayanan kesehatan dengan media poster menunjukkan
hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan
dengan media poster.Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media poster dapat merubahpengetahuan responden tentang bahaya rokok.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel sikap, diperoleh bahwa terjadi peningkatan terhadap sikap responden setelah penyuluhan
kesehatan dengan media poster yaitu jumlah responden yang bersikap baik meningkat menjadi 37 orang 100,0 dan tidak ada lagi yang memiliki sikap
kategori kurang. Seluruh item jawaban pada masing-masing pernyataan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan dengan media poster.
Didapatkan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum pelayanan kesehatan dengan media poster adalah 3,11. Sesudah diberi pelayanan
kesehatan sikap responden tentang bahaya rokok adalah 8,70 sehingga diperoleh mean difference sebesar -5,59 yang merupakan selisih rata-rata sebelum dan
sesudah perlakuanyang berarti bahwa rata-rata sikap setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster meningkat sebesar 5,59. Hal ini menunjukkan
bahwa media poster efektif untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok.
Nilai mean difference sikap lebih tinggi dari pada pengetahuan 5,59
sikap
1,216
pengetahuan
berarti bahwa penyuluhan kesehatan dengan media poster lebih baik digunakan untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya
rokok dari pada pengetahuan siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015. Hasil analisis statistik terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan dengan media poster menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang
bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media poster.Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan
kesehatan dengan media poster dapat merubahsikap responden tentang bahaya rokok.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati 2011 yang menyebutkan bahwa peningkatan rerata pengetahuan dan
sikap signifikan pada ketiga kelompok penelitian yaitu kelompok poster partisipatori, poster tempel dan tanpa poster. Peningkatan tertinggi pada variabel
pengetahuan terjadi pada kelompok poster partisipatori dan peningkatan yang tertinggi pada sikap terjadi pada kelompok poster tempel p 0,05.
5.2 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Tentang Bahaya Rokokdi
SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat- kalimat singkat, padat, mudah di mengerti, dan gambar-gambar yang sederhana.
leaflet sering di sebut pamflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran
leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata dan disajikan secara berlipat. Salah satu kegunaan leaflet adalah untuk mengingat kembali tentang hal-
hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan karena leaflet dapat dibawa kemana-mana.
Media leaflet dalam penelitian ini merupakan lembaran kertas dilipat yang berisikan materi-materi tentang bahaya rokok yang dikemas dengan menarik
dilengkapi gambar-gambar berwarna. Jika ada materi tidak tersampai oleh penyampai atau tidak mengerti dapat diulang lagi dengan membaca leaflet
tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan,
diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet terjadi peningkatan pengetahuan setelah dilakukan post-test pada responden
menjadi 32 orang 86,5 yang berpengetahuan baik. Seluruh item jawaban pada masing-masing pertanyaan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan
dengan media leaflet. Diperoleh rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum
penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 7,03. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 8,30
sehingga diperoleh mean difference sebesar -1,27 yang merupakan selisih rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan setelah
diberi penyuluhan dengan menggunakan media leaflet meningkat sebesar 1,27. Hal ini menunjukkan bahwa media leaflet efektif untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok.
Berdasarkan analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan hasil p
0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat merubah pengetahuan
responden tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang 2010 di SLTP Negeri Limbangan Kendal yang
menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan setelah diberikan penyuluhan tentang bahwa rokok yaitu rata-rata pre-test 5,6 menjadi rata-rata
post-test 8,75. Hasil penelitian mengenai sikap sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan adanya peningkatan terhadap sikap responden setelah penyuluhan kesehatan dengan media Leaflet
yaitu sikap kategori baik menjadi 37 orang 100,0. Seluruh item jawaban pada masing-masing pernyataan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan
dengan media leaflet. Berdasarkan hasil statistik sikap responden pada kelompok ini diperoleh
mean difference sebesar -4,56 yang diperoleh dari perbedaan rata-rata sebelum perlakuan yaitu 3,97 dan sesudah perlakuan 8,62 yang berarti bahwa rata-rata
sikap setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media leaflet meningkat sebesar 4,56. Hal ini menunjukkan bahwa media leaflet efektif untuk
meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok.
Nilai mean difference sikap lebih tinggi daripada pengetahuan 4,56
sikap
1,27
pengetahuan
berarti bahwa penyuluhan kesehatan dengan media leaflet lebih baik digunakan untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya
rokok. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan hasilp 0,001 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah
diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat
merubahsikap responden tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Veri 2014
yaitu terjadi peningkatan sikap responden setelah promosi kesehatan dengan media Leaflet yaitu jumlah responden yang bersikap baik berubah dari 4 orang
20,0 menjadi 20 orang 100. Dan berdasarkan statistik sikap didapat mean difference sebesar -7,55, nilai ini diperoleh dari perbedaan rata-rata sebelum
perlakuan yaitu 38,20 dan sesudah perlakuan 45,75. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan hasil p=0,000 p0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna
pada sikap responden sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan