Deskripsi Lokasi Penelitian Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan, jalan Kancil Sigambal Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu dengan nomor statistik 301070709020,kode pos 21461. SMA Negeri 2 Rantau Selatan mulai beroperasi pada tahun 1991. Adapun batas SMA Negeri 2 Rantau Selatan adalah: - Sebelah Utara berbatasan dengan Jln. Kancil Sigambal - Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan warga Sigambal - Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan warga Rojo Mulyo Sigambal - Sebelah Barat berbatasan dengan kebun sawit Danau Balai C Sigambal Visi dari sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan adalah “Berprestasi, Beriman dan Mandiri serta Mencintai Lingkungan. Adapun misi sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan antara lain “Mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran, Melaksanakan inovasi sesuai kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, Mengaktifkan kegiatan pengembangan diri dan ekstrakulikuler, Menumbuhkembangkan budaya santun dalam kehidupan sehari-hari, Menciptakan warga sekolah yang mencintai lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan, Meningkatkan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari- hari, Membudayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan berdasarkan prinsip sekolah sebagai bagian dari masyarakat”. Adapun jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Siswa dalam 3 Tahun Terakhir di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kelas Jumlah Siswa 20112012 20122013 20142015 X 192 Orang 285 Orang 252 Orang XI IPA 115 Orang 97 Orang 175 Orang XI IPS 82 Orang 79 Orang 112 Orang XII IPA 104 Orang 115 Orang 162 Orang XII IPS 71 Orang 71 Orang 82 Orang Jumlah 564 Orang 647 Orang 783 Orang

4.2 Karakteristik Responden

Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 74 orang siswa SMA Negeri 2 Rantau Selatan yang diberi perlakuan penyuluhan tentang bahaya rokok dengan media poster pada Kelompok I dan diberi perlakuan penyuluhan tentang bahaya rokok dengan media leaflet pada Kelompok II. Gambaran umum responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015 Umur Tahun Kelompok Poster Kelompok Leaflet Jumlah Persentase Jumlah Persentase 13 – 15 23 62,2 19 51,4 16 – 19 14 37,8 18 48,6 Total 37 100,0 37 100,0 Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa gambaran karakteristik responden berdasarkan umur pada Kelompok Poster mayoritas pada kelompok umur 13 – 15 tahun yaitu sebanyak 23 orang 62,2, demikian pula pada Kelompok Leaflet mayoritas pada kelompok umur 13 – 15 tahun yaitu sebanyak 19 orang 51,4. 4.3 Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Rokok Melalui Media Posterdi SMA Negeri 2 Rantau Selatan 4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Bahaya RokokPada Kelompok Perlakuan dengan Media Poster Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 37 orang responden yang diberi perlakuan dengan media poster dapat diketahui terdapat peningkatan pada variabel pengetahuan responden. Hal ini dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahaya RokokPada Kelompok Perlakuan dengan Media Poster No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Sesudah Intervensi Total Benar Salah Benar Salah n n n n n n 1 Rokok adalah bahan kimia yang mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia 37 100 - - 37 100,0 37 100 - - 37 100,0 2 Bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak 14 37,8 23 62,2 37 100,0 23 62,2 14 37,8 37 100,0 3 Media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada 14 37,8 23 62,2 37 100,0 23 62,2 14 37,8 37 100,0 penerima 4 Media cetak adalah media statis yang dan menggutamakan pesan visual 23 62,2 14 37,8 37 100,0 26 70,3 11 29,7 37 100,0 5 Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada didekat orang yang sedang merokok dan ikut menghirup asap rokok 31 83,8 6 16,2 37 100,0 33 89,2 4 10,8 37 100,0 6 Zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah tar, karbon monoksida, nikotin 17 45,9 20 54,1 37 100,0 25 67,6 12 32,4 37 100,0 7 Kelebihan utama dari media cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman 29 78,4 8 21,6 37 100,0 34 91,9 3 8,1 37 100,0 8 Mengetahui bahaya rokok melalui media massa 32 86,5 5 13,5 37 100,0 32 86,5 5 13,5 37 100,0 Tabel 4.3 Lanjutan No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Sesudah Intervensi Total Benar Salah Benar Salah n n n n n n 9 Pesan yang disampaikan media cetak menggunakan bahasakata-kata yang singkat, padat, dan jelas, gambarnya sangat menarik 28 75,7 9 24,3 37 100,0 28 75,7 9 24,3 37 100,0 10 Zat didalam rokok yang dapat membuat kecanduan adalah nikotin 23 62,2 14 37,8 37 100,0 32 86,5 5 13,5 37 100,0 Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dengan media poster sebelum intervensi mayoritas tidak tahu bahwa bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak yaitu sebanyak 23 orang 62,2 dan terjadi penurunan menjadi 14 orang 37,8 setelah intervensi, sebelum intervensi mayoritas tidak tahu bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima yaitu sebanyak 23 orang 62,2 dan terjadi penurunan menjadi 14 orang 37,8 setelah intervensi, sebelum intervensi mayoritas tidak tahu bahwa zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah tar, karbon monoksida dan nikotin yaitu sebanyak 20 orang 54,1 dan terjadi penurunan menjadi 12 orang 32,4 setelah intervensi. Hasil analisa data pada kelompok perlakuan dengan media poster memperlihatkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan responden tentang bahaya rokok pada remaja siswa SMA Negeri 2 Rantau Selatan pada pre-test dengan post-test yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Perlakuan Media Poster di SMA Negeri2 Rantau Selatan Tahun 2015 Kategori Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan Poster Setelah Penyuluhan Kesehatan Poster Jumlah Jumlah Baik 13 35,1 26 70,3 Sedang 24 64,9 11 29,7 Total 37 100,0 37 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa sebelum diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan poster memiliki pengetahuan sedang yaitu 24 orang 62,2, kemudian setelah diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan poster terjadi peningkatan pengetahuan yaitu mayoritas siswa berpengetahuan baik sebanyak 26 orang 70,3 dan hanya 11 orang 29,7 yang berpengetahuan sedang. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Rokok Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Pengetahuan Mean p-value n Sebelum Penyuluhan Kesehatan Poster 6,70 0,001 37 Sesudah Penyuluhan Kesehatan Poster 7,92 37 Berdasarkan Tabel 4.5 diatas didapatkan rata- rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media poster adalah 6,70. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 7,92. Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi pelayanan kesehatan menunjukkan adanya peningkatan antara mean pengetahuan sebelum dan sesudah pelayanan kesehatan tentang bahaya rokok. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan Paired-Samples T Testterhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pelayanan kesehatan dengan media poster menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media poster. 4.3.2 Gambaran Sikap Responden pada Kelompok Perlakuan Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 37 responden yang diberi perlakuan pelayanan kesehatan dengan media poster dapat diketahui gambaran variabel sikap responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster tentang Bahaya Rokok No Indikator Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Total Sesudah Penyuluhan Kesehatan Total Setuju Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n n 1 Saya akan tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokok saya 37 100, - - 37 100,0 2 5,4 35 94,6 37 100,0 2 Saya merasa lebih percaya diri jika sedang merokok 23 62,2 14 37,8 37 100,0 11 29,7 26 70,3 37 100,0 3 Menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia 29 78,4 8 21,6 37 100,0 30 81,1 7 8,9 37 100,0 4 Pemberlakuan larangan merokok ditempat umum, sekolah, dan tempat ibadah 9 24,3 28 75,7 37 100,0 29 78,4 8 21,6 37 100,0 5 Jika kamu merokok, temanmu akan menjauhimu 8 21,6 29 78,4 37 100,0 32 86,5 5 13,5 37 100,0 6 Jika ada salah satu anggota keluarga yang 10 27,0 27 73,0 37 100,0 6 16,2 31 83,8 37 100,0 merokok di dalam rumah, anggota keluarga yang lain akan membiarkan Tabel 4.6 Lanjutan No Indikator Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Total Sesudah Penyuluhan Kesehatan Total Setuju Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n n 7 Perilaku merokok merupakan suatu karakter kejantanan pada pria 30 81,1 7 18,9 37 100,0 5 13,5 32 86,5 37 100,0 8 Jika kamu merokok, temanmu akan ikut merokok 30 81,1 7 18,9 37 100,0 1 2,7 36 97,3 37 100,0 9 Merokok dapat mempererat pergaulan saat berkumpul 29 78,4 8 21,6 37 100,0 2 5,4 35 94,6 37 100,0 10 Saya merasa terganggu apabila ada merokok disebelah saya 6 16,2 31 83,8 37 100,0 34 91,9 3 8,1 37 100,0 Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa sikap responden sebelum mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media poster yang peduli setuju bahwa menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu sebanyak 29 orang 78,4 dan sebanyak 27 orang 73,0 tidak akan membiarkan anggota keluarganya merokok di dalam rumah. Sebanyak 37 orang 100,0 tidak peduli dengan keadaan orang lain, mereka tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokoknya. Sebanyak 28 orang 75,7 tidak setuju dengan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah. Dari Tabel 4.6 diatas juga diketahui bahwa sikap responden sesudah mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media poster maka pernyataan yang paling banyak disetujui adalah menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu sebanyak 30 orang 81,1 dan terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada pernyataan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah menjadi 29 orang 78,4. Berdasarkan analisa data pada kelompok remaja diberi penyuluhan kesehatan dengan media poster memperlihatkan bahwa terdapat perubahan sikap responden tentang bahaya rokok dari sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media poster yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster di SMA Negeri2 Rantau Selatan Tahun 2015 Kategori Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Poster Sesudah Penyuluhan Kesehatan Poster Jumlah Jumlah Baik 5 13,5 37 100,0 Kurang 32 86,5 - - Total 37 100,0 37 100,0 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan terhadap sikap responden setelah penyuluhan kesehatan dengan media poster yaitu jumlah responden yang bersikap baik meningkat menjadi 37 orang 100,0 dan tidak ada lagi yang memiliki sikap kategori kurang. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test Rata-rata Sikap Responden Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Sikap Mean p - value n Sebelum Penyuluhan Kesehatan Poster 3,11 0,001 37 Sesudah Penyuluhan Kesehatan Poster 8,70 37 Berdasarkan Tabel 4.8 diatas didapatkan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum pelayanan kesehatan dengan media poster adalah 3,11. Sesudah diberi pelayanan kesehatan sikap responden tentang bahaya rokok adalah 8,70. Perbedaan nilai mean sebelum dan sesudah diberi pelayanan kesehatan menunjukkan peningkatan antara mean sikap sebelum dan sesudah pelayanan kesehatan tentang bahaya rokok. Berdasarkan analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata- rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media poster menunjukkan hasil p0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata- rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan. 4.4 Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Rokok Melalui Media Leafletdi SMA Negeri 2 Rantau Selatan 4.4.1 Gambaran Pengetahuan Responden pada Kelompok Perlakuan Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 37 orang responden yang diberi perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat diketahui terdapat peningkatan pada variabel pengetahuan responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet tentang Bahaya Rokok No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Sesudah Intervensi Total Benar Salah Benar Salah n n n n n n 1 Rokok adalah bahan kimia yang mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia 34 91,9 3 8,1 37 100,0 36 97,3 1 2,7 37 100,0 2 Bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak 14 37,8 23 62,2 37 100,0 29 78,4 8 21,6 37 100,0 3 Media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima 26 70,3 11 29,7 37 100,0 28 75,7 9 24,3 37 100,0 4 Media cetak adalah media statis yang dan mengutamakan pesan visual 23 62,2 14 37,8 37 100,0 25 67,6 12 32,4 37 100,0 Tabel 4.9 Lanjutan No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Sesudah Intervensi Total Benar Salah Benar Salah n n n n n n 5 Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada didekat orang yang sedang merokok dan ikut menghirup asap rokok 37 100 - - 37 100,0 37 100 - - 37 100,0 6 Zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah tar, 15 40,5 22 59,5 37 100,0 26 70,3 11 29,7 37 100,0 karbon monoksida, nikotin 7 Kelebihan utama dari media cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman 19 51,4 18 48,6 37 100,0 29 78,4 8 21,6 37 100,0 8 Mengetahui bahaya rokok melalui media massa 35 94,6 2 5,4 37 100,0 35 94,6 2 5,4 37 100,0 9 Pesan yang disampaikan media cetak menggunakan bahasakata-kata yang singkat, padat, dan jelas, gambarnya sangat menarik 31 83,8 6 16,2 37 100,0 31 83,8 6 16,2 37 100,0 10 Zat didalam rokok yang dapat membuat kecanduan adalah nikotin 26 70,3 11 29,7 37 100,0 31 83,8 6 16,2 37 100,0 Dari Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dengan media leaflet sebelum intervensi mayoritas tidak tahu bahwa bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak yaitu sebanyak 23 orang 62,2, zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah tar, karbon monoksida dan nikotin yaitu sebanyak 22 orang 59,5. Sesudah dilakukan perlakuan dengan media leaflet ditemukan adanya perubahan jumlah responden yang tidak mengetahui bahwa bahwa bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otakmenjadi 8 orang 21,6 dan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah tar, karbon monoksida dan nikotin menjadi 11 orang 29,7. Hasil analisa data pada kelompok remaja yang diberi penyuluhan kesehatan dengan media leaflet terdapat perubahan pengetahuan responden tentang bahaya rokok dari awal sebelum dengan sesudah intervensi, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum Intervensi dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet di SMA Negeri2 Rantau Selatan Tahun 2015 Kategori Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kesehatan Leaflet Setelah Penyuluhan Kesehatan Leaflet Jumlah Jumlah Baik 12 32,4 32 86,5 Sedang 23 62,2 5 13,5 Kurang 2 5,4 - - Total 37 100,0 37 100,0 Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa sebelum diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan leaflet memiliki pengetahuan sedang yaitu 23 orang 62,2, kemudian setelah diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan leaflet terjadi peningkatan pengetahuan yaitu mayoritas siswa berpengetahuan baik sebanyak 32 orang 86,5, hanya 5 orang 13,5 yang berpengetahuan sedang dan tidak ada lagi siswa yang memiliki pengetahuan kurang. Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Pengetahuan Mean p-value n Sebelum Penyuluhan Kesehatan Leaflet 7,03 37 Sesudah Penyuluhan Kesehatan Leaflet 8,30 0,001 37 Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 7,03. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 8,30. Perbedaan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan terdapat perbedaan antara mean pengetahuan sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok. Berdasarkan analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata- rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakana secara ststistik. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan responden.

4.4.2 Gambaran Sikap Responden pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet

Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap responden yang diberi perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat diketahui gambaran variabel sikap responden yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet tentang Bahaya Rokok No Indikator Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Total Sesudah Penyuluhan Kesehatan Total Setuju Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n n 1 Saya akan tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokok saya 37 100 - - 37 100,0 - - 37 100 37 100,0 2 Saya merasa lebih percaya diri jika sedang merokok 26 70,3 11 29,7 37 100,0 3 8,1 34 91,9 37 100,0 Tabel 4.12 Lanjutan No Indikator Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Total Sesudah Penyuluhan Kesehatan Total Setuju Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju n n n n n n 3 Menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia 30 81,1 7 18,9 37 100,0 35 93,6 2 5,4 37 100,0 4 Pemberlakuan larangan merokok ditempat umum, sekolah, dan tempat ibadah 16 43,2 21 56,8 37 100,0 27 73,0 10 27,0 37 100,0 5 Jika kamu merokok, temanmu akan menjauhimu 10 27,0 27 73,0 37 100,0 31 83,8 6 16,2 37 100,0 6 Jika ada salah satu anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, anggota keluarga yang lain akan membiarkan 13 35,1 24 64,9 37 100,0 7 18,9 30 81,1 37 100,0 7 Perilaku merokok merupakan suatu karakter kejantanan pada pria 21 56,8 16 43,2 37 100,0 10 27,0 27 73,0 37 100,0 8 Jika kamu merokok, temanmu akan ikut merokok 22 59,5 15 40,5 37 100,0 5 13,5 32 86,5 37 100,0 9 Merokok dapat mempererat pergaulan 19 51,4 18 48,6 37 100,0 8 21,6 29 78,4 37 100,0 saat berkumpul 10 Saya merasa terganggu apabila ada merokok disebelah saya 7 18,9 30 81,1 37 100,0 37 100 - - 37 100,0 Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa sikap responden sebelum mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media poster yang peduli setuju bahwa menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu sebanyak 30 orang 81,1 dan sebanyak 24 orang 64,9 tidak akan membiarkan anggota keluarganya merokok di dalam rumah. Sebanyak 37 orang 100,0 tidak peduli dengan keadaan orang lain, mereka tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokoknya. Sebanyak 21 orang 56,8 tidak setuju dengan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah. Sikap responden sesudah mendapat perlakuan penyuluhan kesehatan dengan media poster maka pernyataan yang paling banyak disetujui adalah menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia yaitu sebanyak 35 orang 93,6 dan terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada pernyataan adanya larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah menjadi 27 orang 73,0. Hasil analisa data pada kelompok remaja yang diberi penyuluhan kesehatan dengan media leaflet memperlihatkan bahwa perubahan sikap responden tentang bahaya rokok dari sebelum sampai dengan sesudah intervensi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet di SMA Negeri2 Rantau Selatan Tahun 2015 Kategori Sikap Sebelum Penyuluhan Kesehatan Leaflet Setelah Penyuluhan Kesehatan Leaflet Jumlah Jumlah Baik 12 32,4 37 100,0 Kurang 25 67,6 - - Total 37 100 37 100,0 Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap siswa sebelum penyuluhan pada kategori kurang yaitu 25 orang 67,6 dan sesudah penyuluhan kesehatan mayoritas siswa memiliki sikap baik yaitu sebanyak 37 orang 100,0 dan tidak ada lagi yang memiliki sikap kurang. Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test Rata-rata Sikap Responden Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Sikap Mean p-value n Sebelum Penyuluhan Kesehatan Leaflet 3,97 0,001 37 Sesudah Penyuluhan Kesehatan Leaflet 8,62 37 Berdasarkan Tabel 4.14 diatas didapatkan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 3,97. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan sikap responden tentang bahaya rokok adalah 8,62. Perbedaan sesudah diberi penyuluhan kesehatan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata sikap responden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang bahaya rokok. Berdasarkan analisis statistik dengan Paired-Samples T Test terhadap rata- rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media elektronik video menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna secara ststistik. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat meningkatkan sikap responden. Tabel 4.15 Distribusi Mean Pengetahuan dan Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Rokok Menggunakan Media Poster dan Leaflet Media Mean Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Difference Poster - Pengetahuan 6,70 7,92 -1,216 - Sikap 3,11 8,70 -5,595 Leaflet - Pengetahuan 7,03 8,30 -1,270 - Sikap 3,97 8,62 -4,649 Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa mean pengetahuan dengan media poster sebelum intervensi adalah 6,70 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 7,92 dengan mean difference sebesar -1,216 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 1,216 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media poster. Mean sikap dengan media poster sebelum intervensi adalah 3,11 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,70 dengan mean difference sebesar -5,595 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 5,595 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media poster. Mean difference sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media poster lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dari pada pengetahuan siswa tentang bahaya rokok. Berdasarkan Tabel 4.15 juga diketahui bahwa mean pengetahuan dengan media leaflet sebelum intervensi adalah 7,03 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,30 dengan mean difference sebesar -1,270 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan siswa meningkat sebesar 1,270 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media leaflet. Mean sikap dengan media poster sebelum intervensi adalah 3,97 dan mengalami peningkatan setelah intervensi menjadi 8,62 dengan mean difference sebesar -4,649 yang berarti bahwa rata-rata sikap siswa meningkat sebesar 4,649 setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya rokok dengan media leaflet. Mean difference sikap lebih besar dari pada pengetahuan, ini berarti bahwa media leaflet lebih efektif digunakan untuk meningkatkan sikap siswa dari pada pengetahuan siswa tentang bahaya rokok.

BAB V PEMBAHASAN

Rantau Prapat belum memiliki Perda Peraturan Daerah tentang kawasan bebas asap rokok di tempat-tempat umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku merokok adalah adanya iklan rokok, melihat iklan rokok di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut Mari Juniarti, 1991. Merokok memiliki dampak di masa mendatang, beberapa diantaranya yaitu dapat menyebabkan penyakit paru, penyakit jantung koroner, impotensi, kanker mulut, kanker bibir, kanker kerongkongan dan merusak otak. 5.1 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Tentang Bahaya Rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015 Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker, pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat mensimulasi efek suara, dan efek gerak, serta mudah terlipat. Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik dan bertindak pada sesuatu. Poster biasanya di tempelkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang Mubarak, 2012.Poster berguna untuk memberikan peringatan, memberikan informasi, memberikan anjuran, mengingatkan kembali dan memberikan informasi tentang dampak. Pada penelitian ini poster digunakan untuk memberikan informasi tentang bahaya rokok, mengingatkan kembali bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan memberikan informasi tentang dampak merokok pada masa mendatang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan, diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media poster pengetahuan responden meningkat, yaitu dari 16 orang 43,2 yang berpengetahuan baik menjadi 26 orang 70,3. Item jawaban pada variabel pengetahuan yang tidak berubah sesudah diberi penyuluhan dengan media poster adalah item jawaban bahaya merokok adalah dapat menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak otak dan media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima. Diperoleh rata- rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media poster adalah 6,70. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 7,92 sehingga diperoleh mean difference sebesar -1,216 yang merupakan selisih rata- rata sebelum dan sesudah perlakuan yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster meningkat sebesar 1,216. Hal ini menunjukkan bahwa media poster efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok. Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pelayanan kesehatan dengan media poster menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan media poster.Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media poster dapat merubahpengetahuan responden tentang bahaya rokok. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel sikap, diperoleh bahwa terjadi peningkatan terhadap sikap responden setelah penyuluhan kesehatan dengan media poster yaitu jumlah responden yang bersikap baik meningkat menjadi 37 orang 100,0 dan tidak ada lagi yang memiliki sikap kategori kurang. Seluruh item jawaban pada masing-masing pernyataan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan dengan media poster. Didapatkan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum pelayanan kesehatan dengan media poster adalah 3,11. Sesudah diberi pelayanan kesehatan sikap responden tentang bahaya rokok adalah 8,70 sehingga diperoleh mean difference sebesar -5,59 yang merupakan selisih rata-rata sebelum dan sesudah perlakuanyang berarti bahwa rata-rata sikap setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster meningkat sebesar 5,59. Hal ini menunjukkan bahwa media poster efektif untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok. Nilai mean difference sikap lebih tinggi dari pada pengetahuan 5,59 sikap 1,216 pengetahuan berarti bahwa penyuluhan kesehatan dengan media poster lebih baik digunakan untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok dari pada pengetahuan siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015. Hasil analisis statistik terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media poster menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media poster.Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media poster dapat merubahsikap responden tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati 2011 yang menyebutkan bahwa peningkatan rerata pengetahuan dan sikap signifikan pada ketiga kelompok penelitian yaitu kelompok poster partisipatori, poster tempel dan tanpa poster. Peningkatan tertinggi pada variabel pengetahuan terjadi pada kelompok poster partisipatori dan peningkatan yang tertinggi pada sikap terjadi pada kelompok poster tempel p 0,05. 5.2 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Tentang Bahaya Rokokdi SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015 Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat- kalimat singkat, padat, mudah di mengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. leaflet sering di sebut pamflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata dan disajikan secara berlipat. Salah satu kegunaan leaflet adalah untuk mengingat kembali tentang hal- hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan karena leaflet dapat dibawa kemana-mana. Media leaflet dalam penelitian ini merupakan lembaran kertas dilipat yang berisikan materi-materi tentang bahaya rokok yang dikemas dengan menarik dilengkapi gambar-gambar berwarna. Jika ada materi tidak tersampai oleh penyampai atau tidak mengerti dapat diulang lagi dengan membaca leaflet tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada variabel pengetahuan, diperoleh bahwa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet terjadi peningkatan pengetahuan setelah dilakukan post-test pada responden menjadi 32 orang 86,5 yang berpengetahuan baik. Seluruh item jawaban pada masing-masing pertanyaan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan dengan media leaflet. Diperoleh rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum penyuluhan kesehatan dengan media leaflet adalah 7,03. Sesudah diberi penyuluhan kesehatan pengetahuan responden tentang bahaya rokok adalah 8,30 sehingga diperoleh mean difference sebesar -1,27 yang merupakan selisih rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media leaflet meningkat sebesar 1,27. Hal ini menunjukkan bahwa media leaflet efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok. Berdasarkan analisis statistik terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan hasil p 0,001 dengan α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat merubah pengetahuan responden tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang 2010 di SLTP Negeri Limbangan Kendal yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan setelah diberikan penyuluhan tentang bahwa rokok yaitu rata-rata pre-test 5,6 menjadi rata-rata post-test 8,75. Hasil penelitian mengenai sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet menunjukkan adanya peningkatan terhadap sikap responden setelah penyuluhan kesehatan dengan media Leaflet yaitu sikap kategori baik menjadi 37 orang 100,0. Seluruh item jawaban pada masing-masing pernyataan mengalami perubahan setelah diberikan penyuluhan dengan media leaflet. Berdasarkan hasil statistik sikap responden pada kelompok ini diperoleh mean difference sebesar -4,56 yang diperoleh dari perbedaan rata-rata sebelum perlakuan yaitu 3,97 dan sesudah perlakuan 8,62 yang berarti bahwa rata-rata sikap setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan media leaflet meningkat sebesar 4,56. Hal ini menunjukkan bahwa media leaflet efektif untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok. Nilai mean difference sikap lebih tinggi daripada pengetahuan 4,56 sikap 1,27 pengetahuan berarti bahwa penyuluhan kesehatan dengan media leaflet lebih baik digunakan untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan hasilp 0,001 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata sikap responden tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Hal ini menandakan bahwa media penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat merubahsikap responden tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Veri 2014 yaitu terjadi peningkatan sikap responden setelah promosi kesehatan dengan media Leaflet yaitu jumlah responden yang bersikap baik berubah dari 4 orang 20,0 menjadi 20 orang 100. Dan berdasarkan statistik sikap didapat mean difference sebesar -7,55, nilai ini diperoleh dari perbedaan rata-rata sebelum perlakuan yaitu 38,20 dan sesudah perlakuan 45,75. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan hasil p=0,000 p0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada sikap responden sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penyuluhan kesehatan dengan media poster dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja remaja tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015. 2. Penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja remaja tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015. 3. Penyuluhan kesehatan dengan media poster dan leaflet lebih baik digunakan untuk meningkatkan sikap siswa tentang bahaya rokok dari pada pengetahuan siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015. 6.2 Saran 1. Kepada Pemerintah Rantau Prapat diharapkan untuk membuat Perda Peraturan Daerah tentang kawasan bebas asap rokok di tempat-tempat umum seperti sekolah dan tempat ibadah. 2. Pemerintah Rantau Prapat juga diharapkan dapat membuat poster yang menarik dan diletakkan di tempat-tempat umum. 3. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk menjadikan sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan sebagai kawasan bebas asap rokok dan diharapkan pula agar penyuluhan kesehatan terutama mengenai bahaya rokok tidak hanya sebatas penelitian ini saja, namun dapat dilanjutkan meskipun penelitian telah selesai dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan kompetisi pembuatan poster dan leaflet yang menarik mengenai bahaya rokok yang nantinya dapat diletakkan di tempat-tempat tertentu di lingkungan sekolah. 4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dan Kepala Puskesmas setempat diharapkan dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan terutama dalam pemilihan media yang efektif pada kegiatan penyuluhan tentang bahaya rokok termasuk media poster dan leaflet. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Y. 2011. Rokok dan Kesehatan. Universitas Indonesia, Jakarta. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta. _______________ 1997. Reabilitas dan Validitas. Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta Bambang, W. 2010. Peningkatan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa SLTP Negeri Limbangan Kendal , http:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd= 1cad=rjauact=8ved=0CB8QFjAAurl=http3A2F2Fjournal. unnes.ac.id2Fnju2Findex.php2Frekayasa2Farticle2Fdownloa d2F2992F287ei=qcJOVfPIDdCUuATTnIDgDAusg=AFQjCNF NClS3I64HYhYEqu7vV60jfnAJIAsig2=t7IablSNVOFeqHgNYXCM XAbvm=bv.92885102,d.c2E Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Jakarta Fatmawati. 2006. Materi Bahaya Rokok untuk Kurikulum Sekolah , http:www.sinarharapan.co.idberita060915opi01.html, Fatmawati. M. 2011. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Melalui Poster dengan Partisipasi Siswa di Kabupaten Gorontalo , http:etd.repository.ugm.ac.idindex.php? mod=penelitian_detailsub=PenelitianDetailact=viewtyp=htmlbu ku_id=51354 Hawari, D. 2009. Siapa Bilang Merokok Makruh. Penerbit Bhuana ilmu populer, Jakarta Harian Republika. 2004. Lagi-Lagi Bahaya Merokok, Hal 4. Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Paradigma Kuantitatif, Health Book Publishing. Surabaya Kemenkes. 2011,https:www.google.comsearch?q=peraturan+pemerintah+ka wasan+tanpa+rokokie=utf-8oe=utf-8aq=trls=org.mozilla:en- US:officialclient=firefox-beta Lemeshow, S.,et.al., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Alih Bahasa Pramono,D., Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Machfoedz, I. 2009. Panduan Penyusunan Karya Tulis IlmiahBidang Kesehatan Menggunakan Metode Penelitian Ilmiah . Penerbit Cita Pustaka Media Perintis, bandung. ___________. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Kesehatan Masyarakat . Penerbit Fitramaya, Yogyakarta. Menkes RI. 2011. Pedoman Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta Mubarak, I. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta. Muchtar. 2009. Siapa Bilang Merokok Makruh.Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Mulyadi, S. 2007. Remaja dan Rokok. http:www.e-psikologi.com, diakses 6 Agustus 2007. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan danPerilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. ____________. 2005.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Rineka cipta, Jakarta. Pratomo, H, dan Sudarti. 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakar . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta. Roan. 1979. Ilmu kedokteran jiwa. PT Rajawali Press.Jakarta. Sadiman, A. s, dkk. 2003. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santrock, W. dkk. 2007. Remaja. Erlangga. Jakarta Setianingsih, D. 2010. Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua : Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Setiawati S, dkk. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Trans Info Media, Jakarta-Timur Sitepoe, M. 2000. Kekhususan rokok di indonesia. PT Grasindo, Jakarta. Simbolon, D. 2009. Pengaruh Iklan Rokok Ditelevisi Terhadap Perilaku Merokok Remaja Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan. Skripsi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto,Jakarta Suryo, S. 2007. Filosofi Rokok, Sehat, Tanpa Berhenti Merokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher Syafrudin, dkk. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan, Trans Infomedia, Jakarta. Tarmizi. 2010. PolaAsuh Orang Tua dalam Mengarahkan Perilaku Anak :http:esmartschool.co.idindex.php?option=com_contenttask=view id=363Itemid=54 ;diunduhtanggal 12 November 2013. Veri Rers. 2014. Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak Leaflet dan Media Elektronik Video di SMA N 1 Bagan Sinembah Tahun 2014. Skripsi FKM USU, Medan. Wahid Iqbal et-all, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan , Graha Duta, Yogyakarta. World Health Organization. 2013. http:www.who.intnmhpublicationsncd profiles report.pdf. World Health Organization. 2008. http:www.who.inttobaccoglobal_report 2011enindex.html. Widjaja, H.A.W. 2008. Komunikasi Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta Widyastuti Y, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya, Yogyakarta. Yumaria. 2012. Bye bye Smoke, Buku Panduan Ampuh Untuk Berhenti Merokok, Nexx Media, Jakarta Zul Salasa. 2013. Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Tentang PHBS di Sekolah Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan . Skripsi FKM USU, Medan DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Surat Izin Survey Pendahuluan Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Lampiran 4. Surat Izin Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhan Batu Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian SMA Negeri 2 Rantau Selatan Lampiran 6. Dokumentasi Lampiran 7. Poster dan Leaflet KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA POSTER DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG BAHAYA ROKOK DI SMA NEGERI 2 RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2015

A. KarakteristikResponden

1. Nama : 2. Umur : 3. Apakah Anda Merokok : Ya Tidak 4. Berapa Banyak : B. PengetahuanRemajaTentang Rokok Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang X pada jawaban yang anda pilih. 1. Apakah yang dimaksud dengan rokok? a. Bahan kimia yang mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia b. Sesuatu zat yang baik untuk dikonsumsi. c. Zat yang banyak manfaat untuk kesehatan d. Zat kimia yang menguntungkan. 2. Sebutkan apa saja bahaya merokok ?

a. menyebabkan penyakit paru, jantung koroner, impotensi, merusak

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA Efektivitas Penggunaan Media Video Dan Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Napza Di Smp Negeri 3 Mojosongo Boyolal

0 1 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA Efektivitas Penggunaan Media Video Dan Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Napza Di Smp Negeri 3 Mojosongo Boyolal

0 1 16

MANAJEMEN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHAN BATU (STUDI KUALITATIF PADA SMA NEGERI 2 RANTAU UTARA KAB. LABUHAN BATU).

0 0 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHAN BATU.

0 1 30

Pengaruh Media Leaflet Dan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015

1 2 18

Pengaruh Media Leaflet Dan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015

0 0 39

Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015

0 4 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015

0 2 7

1 PENGARUH MEDIA POSTER DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWATENTANG BAHAYA ROKOK DI SMANEGERI 2 RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015

0 1 14