Latar belakang Analisis Cemaran Daging Babi Pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia dengan penduduk yang mayoritas muslim membutuhkan jaminan kehalalan produk pangan untuk dikonsumsi. MUI dengan LP-POM MUI berusaha memberikan ketenangan kepada masyarakat muslim Indonesia dalam hal konsumsi pangan dengan menerapkan adanya sertifikasi halal MUI. Pada dasarnya, Islam mengajarkan bahwa asal sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satupun yang haram, kecuali ada nas yang sah dan tegas dari syar’i untuk mengharamkannya. Jika tidak ada nas yang sah misalnya karena ada sebagian hadits lemah atau tidak ada nas yang tegas yang menunjukkan haram, maka hal tersebut tetap sebagaimana asalnya, yaitu mubah Qordowi, 1993. Sejumlah produk telah disertifikasi halal oleh MUI, termasuk produk pangan daging. Akan tetapi, masyarakat muslim masih merasakan ketidaktenangan dalam hal kehalalan produk daging yang biasa dikonsumsi, karena beberapa produsen berusaha meraih keuntungan yang lebih besar dengan menggunakan daging babi dalam produk yang tercantum dikemasannya sebagai daging sapi. Beberapa kasus adanya pencampuran daging babi terhadap daging sapi baik dalam daging mentah maupun dalam produk olahan terjadi di Indonesia. Pada tahun 2009, adanya pencampuran daging babi dalam daging sapi ditemukan di pasar tradisional Ibuh, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat Sholeh, 2009, di Semarang dan Jawa Tengah. Kandungan daging babi juga ditemukan dalam dendeng sapi di kota Malang, Jawa Timur Irawati, 2009. Beberapa metode analisis telah dikembangkan untuk mengidentifikasi perbedaan kandungan daging dalam suatu produk. Teknik analisis kimia instrumen dengan menggunakan FTIR telah digunakan dalam analisis kandungan asam lemak Harahap, 2008. Saeed et al. 1989 telah melakukan analisis trigliserida jenuh babi menggunakan kromatografi cair dengan sistem reverse phase column dan deteksi Ultra Violet UV. Disamping itu, analisis perbedaan kandungan daging juga dilakukan dengan menggunakan imunoelektroforesis Necidova et al., 2002 dan imunoassay ELISA. Teknik lainnya untuk mengidentifikasi kandungan daging yang berbeda dalam suatu produk adalah dengan menggunakan metode identifikasi molekular yang berdasarkan pada analisis DNA. Sejumlah teknik analisis DNA telah dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan komposisi DNA pada makanan daging olahan. Random Amplified Polymorphic DNA-Polymerase Chain Reaction RAPD-PCR merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam membedakan spesies yang dikandung dalam produk daging olahan Calvo et al., 2001. Teknik tersebut merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mendeteksi DNA pada satu jenis makhluk hidup dan kurang tepat jika digunakan untuk mendeteksi produk makanan komersial yang terdiri dari campuran beberapa jenis daging Novianingsih, 2008. Metode lainnya adalah dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism PCR-RFLP Ong et al., 2007; Novianingsih, 2008; Lenstra et al., 2001 dan dengan menggunakan primer spesifik DNA terhadap informasi genetik dari suatu spesies tertentu Ilhak et al., 2006; Abdullah, 2008; Kesmen et al., 2009; Calvo et al., 2001; Walker et al., 2002. Metode analisis dengan menggunakan DNA memiliki beberapa keuntungan, yaitu pertama, DNA dapat ditemukan di semua tipe sel pada suatu individu dengan informasi genetik yang identik. Kedua, DNA merupakan molekul yang stabil dalam proses ekstraksi dan analisis DNA sangat mungkin dikerjakan dari beberapa tipe sampel yang berbeda Jain, 2004. Analisis PCR menggunakan primer spesifik DNA dengan memanfaatkan urutan DNA mitokondria merupakan metode yang umum digunakan saat ini untuk mengidentifikasi spesies tertentu Abdullah et al., 2008; Kesmen et al., 2009; Calvo et al., 2001; Ilhak et al., 2001. Penggunaan DNA mitokondria dalam analisis PCR dapat meningkatkan sensitifitas, karena setiap sel memiliki sekitar seribu mitokondria dan setiap mitokondria memiliki sepuluh salinan DNA. Sehingga, terdapat sekitar sepuluh ribu salinan DNA mitokondria dalam sel Jain, 2004. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terdapat tidaknya kandungan daging babi dalam produk kornet yang dijual di wilayah Ciputat menggunakan teknik PCR dengan primer spesifik DNA yang didasarkan pada informasi DNA mitokondria. Dengan menggunakan primer spesifik DNA, DNA yang diisolasi dari sampel kornet akan diamplifikasi secara in vitro dengan menggunakan mesin PCR, hasil amplifikasi diidentifikasi dengan menggunakan elektroforesis gel, sehingga akan terlihat pita DNA sesuai dengan ukuran panjang DNA yang diamplifikasi. Pita ini dibandingkan dengan pita DNA dari daging babi dan daging sapi sebagai pembanding.

1.2 Rumusan masalah