Pengumpulan sampel Gel documentation Amplifikasi PCR Uji spesifikasi primer

dan tabung penyimpanan bahan 50 ml, 100 ml, 250 ml 500 ml [Schott-DURAN].

4.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging babi, daging sapi dan produk kornet sapi yang dijual di wilayah Ciputat. Bahan lain yang digunakan yaitu TE Tris-Cl EDTA pH 8,0, etanol 70, isopropanol, NaCl 5 M, DNase-free RNase, Proteinase K, buffer PCR Fast Star Taq DNA Polymerase Roche, agarosa, buffer 1xTAE, sybr safe 1x, loading dye dan ddH 2

4.3. Tahapan Penelitian

O. 1. Pengumpulan sampel 2. Isolasi DNA sampel dan pembanding 3. Amplifikasi DNA 4. Pembuatan gel agarosa dan elektroforesis 5. Identifikasi hasil PCR dengan menggunakan elektroforesis 6. Dokumentasi gel

4.4. Prosedur Kerja

4.4.1. Pengumpulan sampel

Sampel kornet sapi dikumpulkan dari semua merek yang beredar di wilayah Ciputat dengan jumlah sampel sebanyak 6 merek produk kornet sapi dengan produsen yang berbeda.

4.4.2. Isolasi DNA

Proses isolasi DNA pada daging berbeda antara isolasi DNA pada daging segar dengan isolasi DNA pada daging kornet. Hal ini disebabkan adanya senyawa tambahan pada daging kornet sehingga memerlukan proses optimasi.

4.4.2.1. Isolasi DNA pada daging segar

DNA pada daging segar diisolasi dari daging sapi, daging babi dan campuran daging babi dan daging sapi. Campuran daging sapi dan daging babi ini digunakan untuk menguji sensitifitas primer spesifik babi. Proses isolasi DNA pada daging segar adalah sebagai berikut: Sebanyak 500 mg daging dihaluskan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 15 ml, ditambahkan 8 ml cell lysis buffer Tris-EDTA pH 8 dan SDS 1 wv, ditambahkan 5 µl proteinase K dan diinkubasi pada suhu 55 C selama 16-18 jam. Selanjutnya, campuran ditambahkan 5 µl RNAse, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C. Sebanyak 750 µl dari campuran tersebut dipindahkan ke dalam tabung sentrifugasi 1,5 ml dan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk ditambahkan 300 µl natrium klorida 5 M yang kemudian dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk dipisahkan kemudian ditambah dengan 750 µl kloroform-isoamilalkohol 24:1, kemudian dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Setelah itu supernatan dipisahkan dan ditambahkan isopropanol equal volume, diinkubasi semalam pada suhu -20 C. Selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm, supernatan yang terbentuk dibuang, pelet ditambahkan dengan 600 µl etanol 70, dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk dibuang, DNA dikeringkan dalam desikator selama 10 menit kemudian ditambahkan buffer TE 30 µl. Keberadaan DNA dicek dengan menggunakan elektroforesis dan konsentrasinya dicek dengan menggunakan spektrofotometri nanodrop 1000. DNA yang telah dilarutkan buffer TE disimpan pada suhu -20

4.4.2.2. Isolasi DNA pada kornet

C untuk PCR. • Preparasi sampel Untuk mendapatkan DNA dari daging kornet, diperlukan preparasi pada sampel, sehingga senyawa tambahan yang terdapat di dalam produk kornet tidak mengganggu proses isolasi DNA. Proses preparasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan pencucian dan pemanasan. Proses ini merupakan serangkaian cara untuk memisahkan senyawa tambahan, yang nantinya hanya akan digunakan satu proses preparasi terbaik sebagai metode terpilih dan digunakan dalam proses isolasi DNA pada sampel. - Pencucian Masing-masing sebanyak 1 gr daging kornet dimasukan ke dalam 2 tabung sentrifugasi 15 ml yang berbeda, kemudian ditambahkan dengan pelarut yang berbeda kepolarannya untuk setiap tabung. Pelarut yang digunakan yaitu pelarut polar air pada tabung pertama dan pelarut non polar n-heksan pada tabung kedua. Daging ditiriskan, kemudian masing-masing dihaluskan. Daging yang sudah halus hasil pencucian kemudian ditambahkan cell lysis buffer untuk isolasi DNA. - Pemanasan Sebanyak 1 gr daging kornet dihaluskan, kemudian diletakan di atas kertas saring dengan diameter 10 cm. Daging tersebut dipanaskan pada suhu ± 70 • Isolasi DNA C selama 15 menit. Dengan pemanasan ini diharapkan lemak akan mencair dan terserap oleh kertas saring. Hasil pemanasan ini kemudian ditambahkan cell lysis buffer untuk isolasi DNA. Masing-masing sebanyak 1 gr daging kornet dari hasil perlakuan pencucian dan pemanasan dimasukan ke dalam tabung sentrifugasi 15 ml dan ditambahkan 8 ml cell lysis buffer Tris-EDTA pH 8 dan SDS 1 wv, kemudian ditambahkan 5 µl proteinase K dan diinkubasi pada suhu 55 C selama 16-18 jam. Selanjutnya ditambahkan 5 µl RNAse, diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C dan disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 10 menit, supernatan yang terbentuk ditambahkan 4 ml natrium klorida 5 M, dihomogenkan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang didapat dipisahkan dan ditambahkan dengan 4 ml kloroform-isoamilalkohol 24:1, dihomogenkan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya supernatan dipisahkan dan ditambahkan dengan isopropanol equal volume, dihomogenkan dan diinkubasi selama semalam pada suhu -20 C. Campuran disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm, kemudian supernatan dibuang, pelet ditambahkan dengan 500 µl buffer TE. Larutan DNA yang didapatkan dipindahkan ke dalam tube 1,5 ml, kemudian ditambahkan dengan 400 µl kloroform-isoamilalkohol 24:1 dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Penambahan kloroform-isoamilalkohol ini diulangi sebanyak 2 kali, setelah itu supernatan yang dihasilkan ditambahkan dengan isopropanol equal volume, diinkubasi selama 30 menit dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm, pelet yang dihasilkan ditambah dengan 200 µl etanol 70, dihomogenkan dan disentrifugasi pada 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang, DNA dikeringkan dalam desikator selama 10 menit dan ditambahkan dengan buffer TE sebanyak 30 µl. Keberadaan DNA dicek dengan menggunakan elektroforesis dan konsentrasinya dicek dengan menggunakan spektrofotometri nanodrop 1000. DNA yang telah dilarutkan TE disimpan pada suhu -20 • Pemilihan metode terbaik C untuk PCR. Dari hasil isolasi dengan menggunakan berbagai perlakuan tersebut, kemudian dipilih hasil yang terbaik berdasarkan konsentrasi, kemurnian, pita genom dan hasil amplifikasi dengan menggunakan PCR.

4.4.3. Pembuatan Gel Agarosa dan Elektroforesis

4.4.3.1. Pembuatan gel agarosa

Gel agarosa 1,2 dibuat dengan menambahkan 0,36 gr agarosa dalam 30 ml buffer TAE 1x, dipanaskan hingga larut 1 menit 20 detik dalam microwave, Larutan agarosa didinginkan hingga suhu 40

4.4.3.2. Elektroforesis

C dan ditambah dengan sybr safe 0,3 μl, dituang ke dalam tray, Agarosa didinginkan hingga membeku selama 30-45 menit. Gel diangkat dari cetakan dan dimasukan ke dalam chamber elektroforesis kemudian ditambahkan buffer TAE 1x sehingga gel terendam kira-kira 1 mm. Sebanyak 10 µl sampel DNA dicampur dengan 2 µl loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur gel. Alat elektroforesis dinyalakan diberi arus listrik selama 30 menit. DNA akan bergerak menuju muatan positif. Hasil elektroforesis dilihat dengan menggunakan dokumentasi gel gel documentation.

4.4.4. Gel documentation

Komputer dan kamera digital dinyalakan. Gel agarosa hasil dari elektroforesis dimasukan ke dalam UV transiluminator. UV transiluminator dinyalakan dan pita DNA akan berpendar saat terkena sinar UV. Hasil gel agarosa saat disinari UV didokumentasikan dalam komputer.

4.4.5. Amplifikasi PCR

Campuran reaksi total PCR dibuat dalam volume 50 µl pada tabung 0,2 ml. Amplifikasi menggunakan dua jenis primer yaitu primer spesifik untuk babi; forward: 5’- CAT TCG CCT CAC TCA CAT TAA CC -3’, reverse: 5’- AAG AGA GAG TTC TAC GGT CTG TAG- 3’ Kesmen et al., 2009 dan primer spesifik untuk sapi; forward: 5’- GCC ATA TAC TCT CCT TGG TGA CA - 3’, dan reverse: 5’- GTA GGC TTG GGA ATA GTA CGA - 3’ Ilhak, 2006. Campuran reaksi dibuat dengan menggunakan Fast star Taq DNA Polymerase dan kemudian larutan dihomogenkan lampiran 4. Mesin thermal cycler dice diprogram dengan kondisi denaturasi awal pada suhu 94 C selama 5 menit, denaturasi pada suhu 94 C selama 45 detik, annealing pada suhu 61 C selama 45 detik, elongasi 72 C selama 90 detik, elongasi akhir pada suhu 72 C selama 5 menit dan suhu penyimpanan 4 C [ ∞]. Amplifikasi DNA pada daging segar dan daging kornet menggunakan program PCR yang sama, yang membedakan adalah jumlah siklus yang digunakan. Pada proses amplifikasi daging segar, untuk menghasilkan amplikon yang jelas terbaca pada saat elektroforeis cukup dengan menggunakan 30 siklus, sedangkan pada daging kornet membutuhkan 35 siklus.

4.4.6. Uji spesifikasi primer

Masing-masing primer yang digunakan diuji spesifikasinya dengan menggunakan PCR. Primer spesifik DNA babi digunakan untuk mengamplifiksi DNA dari daging babi dan DNA dari daging sapi. Begitu juga primer spesifik DNA sapi digunakan untuk mengamplifikasi DNA dari daging sapi dan DNA dari daging babi. Hasil PCR kemudian dielektroforesis dan dibandingkan. Primer spesifik DNA sapi dikatakan spesifik jika hanya mengamplifikasi DNA dari daging sapi, tetapi tidak dapat mengampifikasi DNA dari daging babi. Begitu juga primer spesifik DNA babi dikatakan spesifik jika hanya mengamplifikasi DNA dari daging babi dan tidak dapat mengamplifikasi DNA dari daging sapi.

4.4.7. Uji sensitifitas primer spesifik DNA babi