Isolasi DNA pada daging segar Isolasi DNA pada kornet

disebabkan adanya senyawa tambahan pada daging kornet sehingga memerlukan proses optimasi.

4.4.2.1. Isolasi DNA pada daging segar

DNA pada daging segar diisolasi dari daging sapi, daging babi dan campuran daging babi dan daging sapi. Campuran daging sapi dan daging babi ini digunakan untuk menguji sensitifitas primer spesifik babi. Proses isolasi DNA pada daging segar adalah sebagai berikut: Sebanyak 500 mg daging dihaluskan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 15 ml, ditambahkan 8 ml cell lysis buffer Tris-EDTA pH 8 dan SDS 1 wv, ditambahkan 5 µl proteinase K dan diinkubasi pada suhu 55 C selama 16-18 jam. Selanjutnya, campuran ditambahkan 5 µl RNAse, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C. Sebanyak 750 µl dari campuran tersebut dipindahkan ke dalam tabung sentrifugasi 1,5 ml dan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk ditambahkan 300 µl natrium klorida 5 M yang kemudian dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk dipisahkan kemudian ditambah dengan 750 µl kloroform-isoamilalkohol 24:1, kemudian dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Setelah itu supernatan dipisahkan dan ditambahkan isopropanol equal volume, diinkubasi semalam pada suhu -20 C. Selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm, supernatan yang terbentuk dibuang, pelet ditambahkan dengan 600 µl etanol 70, dihomogenkan dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang terbentuk dibuang, DNA dikeringkan dalam desikator selama 10 menit kemudian ditambahkan buffer TE 30 µl. Keberadaan DNA dicek dengan menggunakan elektroforesis dan konsentrasinya dicek dengan menggunakan spektrofotometri nanodrop 1000. DNA yang telah dilarutkan buffer TE disimpan pada suhu -20

4.4.2.2. Isolasi DNA pada kornet

C untuk PCR. • Preparasi sampel Untuk mendapatkan DNA dari daging kornet, diperlukan preparasi pada sampel, sehingga senyawa tambahan yang terdapat di dalam produk kornet tidak mengganggu proses isolasi DNA. Proses preparasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan pencucian dan pemanasan. Proses ini merupakan serangkaian cara untuk memisahkan senyawa tambahan, yang nantinya hanya akan digunakan satu proses preparasi terbaik sebagai metode terpilih dan digunakan dalam proses isolasi DNA pada sampel. - Pencucian Masing-masing sebanyak 1 gr daging kornet dimasukan ke dalam 2 tabung sentrifugasi 15 ml yang berbeda, kemudian ditambahkan dengan pelarut yang berbeda kepolarannya untuk setiap tabung. Pelarut yang digunakan yaitu pelarut polar air pada tabung pertama dan pelarut non polar n-heksan pada tabung kedua. Daging ditiriskan, kemudian masing-masing dihaluskan. Daging yang sudah halus hasil pencucian kemudian ditambahkan cell lysis buffer untuk isolasi DNA. - Pemanasan Sebanyak 1 gr daging kornet dihaluskan, kemudian diletakan di atas kertas saring dengan diameter 10 cm. Daging tersebut dipanaskan pada suhu ± 70 • Isolasi DNA C selama 15 menit. Dengan pemanasan ini diharapkan lemak akan mencair dan terserap oleh kertas saring. Hasil pemanasan ini kemudian ditambahkan cell lysis buffer untuk isolasi DNA. Masing-masing sebanyak 1 gr daging kornet dari hasil perlakuan pencucian dan pemanasan dimasukan ke dalam tabung sentrifugasi 15 ml dan ditambahkan 8 ml cell lysis buffer Tris-EDTA pH 8 dan SDS 1 wv, kemudian ditambahkan 5 µl proteinase K dan diinkubasi pada suhu 55 C selama 16-18 jam. Selanjutnya ditambahkan 5 µl RNAse, diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C dan disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 10 menit, supernatan yang terbentuk ditambahkan 4 ml natrium klorida 5 M, dihomogenkan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang didapat dipisahkan dan ditambahkan dengan 4 ml kloroform-isoamilalkohol 24:1, dihomogenkan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya supernatan dipisahkan dan ditambahkan dengan isopropanol equal volume, dihomogenkan dan diinkubasi selama semalam pada suhu -20 C. Campuran disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm, kemudian supernatan dibuang, pelet ditambahkan dengan 500 µl buffer TE. Larutan DNA yang didapatkan dipindahkan ke dalam tube 1,5 ml, kemudian ditambahkan dengan 400 µl kloroform-isoamilalkohol 24:1 dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Penambahan kloroform-isoamilalkohol ini diulangi sebanyak 2 kali, setelah itu supernatan yang dihasilkan ditambahkan dengan isopropanol equal volume, diinkubasi selama 30 menit dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm, pelet yang dihasilkan ditambah dengan 200 µl etanol 70, dihomogenkan dan disentrifugasi pada 12000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang, DNA dikeringkan dalam desikator selama 10 menit dan ditambahkan dengan buffer TE sebanyak 30 µl. Keberadaan DNA dicek dengan menggunakan elektroforesis dan konsentrasinya dicek dengan menggunakan spektrofotometri nanodrop 1000. DNA yang telah dilarutkan TE disimpan pada suhu -20 • Pemilihan metode terbaik C untuk PCR. Dari hasil isolasi dengan menggunakan berbagai perlakuan tersebut, kemudian dipilih hasil yang terbaik berdasarkan konsentrasi, kemurnian, pita genom dan hasil amplifikasi dengan menggunakan PCR.

4.4.3. Pembuatan Gel Agarosa dan Elektroforesis