Tujuan perkawinan PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM

Yaitu suatu pernikahan yang dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu, jika waktu yang ditentukan sudah habis maka siwanita atau istri dinyatakan terlepas dari ikatan pernikahannya dan dia berhak menerima mutah dari suaminya. 45 Menurut Asrorun Niam Sholeh nikah mutah ialah nikah yg diniatkan untuk bersenang-senang, yang diniatkan dan hanya untuk jangka waktu tertentu saja, misalnya jangka waktu seminggu, sebulan, setahun, dan seterusnya. Nikah mutah pada mulanya dibolehkan oleh Rasulullah Saw, yaitu pada saat sedang meninggalkan istrinya dimedan perang. Dengan pertimbangan jangan sampai para sahabat jatuh pada perubuatan mesum zina, maka pada waktu itu Rasulullah membolehkan nikah mutah karena di anggap darurat sementara saja. 46 Para sahabat mutlak mengharamkan nikah jenis ini dan perbedaan ada pada diri sahabat ibnu Abbas yang membolehkan pernikahan ini dengan alasan dalam kondisi darurat. Akan tetapi Ibnu Abbas kemudian mencabut fatwanya karena telah digampangkan oleh orang-orang yang mengikuti fatwanya. 47 Sebagaimana sabda Nabi: 45 Muhammad Zuhaili, Almu‟tamad fi fiqhi as syafi‟I ahwalus syakhsiyah jilid 4 cet ke-2 ,Damasqus: Darul Qalam, 2010, h. 56. 46 Asrorun Niam Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: Elsas, 2008, h. 34. 47 Muhammad Zuhaili, Almu‟tamad fi fiqhi as syafi‟I ahwalus syakhsiyah , h. 56. Artinya : Dari Rabi bin Sabrah dari ayahnya ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya aku pernah mengizinkan kalian untuk menikahi perempuan secara mutah. Sekarang Allah Swt mengharamkan hal itu sampai hari kiamat . kemudian siapa siapa yang mempunyai istri hasil nikah mutah hendaklah ia malepaskannya dan janganlah kalian mengambil sesuatu yang telah kalian berikan kepada mereka HR. Muslim, Abu Dawud, ibnu Majah Ahmad dan Ibnu Hibban. Beberapa golongan S yi‟ah membenarkan tentang adanya perkawinan mutah ini. Golongan syiah imamiyah membolehkan kawin mutah dengan syarat- syarat; kalimat yang digunakan untuk perkawinan itu adalah zawwajtuka. 49

2. Nikah Shighar

Yaitu suatu pernikahan yang dilakukan dengan cara tukar menukar anak perempuannya untuk dijadikan istrinya masing-masing tanpa mas kawin, seperti seorang laki-laki berkata kepada laki-laki lain : 48 Imam Muhyiddin Annawawi, Shahih Muslim, h.177 49 Zakiah Darajat, Ilmu Fiqh , jilid II, Yogyakarta: Dana Bhakti Waqaf, 1995.