1. Wajib, bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk
kawin dan dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan zina seandainya tidak kawin maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut
adalah wajib. 2.
Sunnat, bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melangsungkan perkawinan, tetapi kalau tidak kawin tidak
dikhawatirkan akan berbuat zina, maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah sunnat.
3. Haram, bagi orang yang mem[unyai keinginan dan tidak mempunyai
kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban- kewajiban daalm rumah tangga sehingga apabila melangsungkan
perkawinan bagi orang tersebut adalah haram. 4.
Makruh, bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perkawinan juga cukup mempunyai kemampuan untuk menahan diri
sehingga tidak memungkinkan dirinya tergelincir berbuat zina sekiranya tidak kawin.
5. Mubah, bagi orang yang mempunyain kemampuan untuk melakukan
perkawinan bila seseorangkawin dengan
30
C. Rukun dan Syarat Perkawinan
Jumhur ulama sepakat bahwa rukun perkawinan itu terdiri atas:
30
Abd. Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 18-21.
a. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan.
b. Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita.
c. Adanya dua orang saksi.
d. Sighat akad nikah, yaitu ijab qabul yang di ucapkan oleh wali atau akilnya
dar pihak wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki.
31
Tentang jumlah rukun nikah, para ulama berbeda pendapat: Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:
Wali dari pihak perempuan
Mahar maskawin
Calon pengantin lakil-laki
Calon pengantin perempuan
Sighat akad nikah
Imam Malik berkata bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:
Calon pengantin laki-laki
Calon pengantin perempuan
Wali
Dua orang saksi
Sighat akad nikah
32
31
Abd. Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 46-48
32
Abd. Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 48.
Menurut ulama Hanafiyah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja
yaitu akad yang dilakukan oelh pihak wali perempuan dan calon pengantin laki-laki. Sedangkan menurut golongan yang lain rukun nikahb itu ada empat
macam, yaitu:
Sighat ijab qabul
Calon pengantin perempuan
Calon pengantin laki-laki
Wali dari pihak calon pengantin perempuan
33
Pendapat yang mengatakan bahwa rukun nikah itu ada empat, karena calon pengantin laki-laki dan calon pengantin permpuan digabung menjadi satu
rukun. Rukunnya adalah: a.
Dua orang yang saling melakukan akad perkawinan yakini mempelai laki- laki dan mempelai perempuan.
b. Adanya wali
c. Adanya dua orang saksi
d. Dilakukan dengan sighat tertentu
34
Syarat Sahnya Perkawinan
33
Abd. Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h. 48.
34
Abd. Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, h.48-49.