POTRET NAGARI JAWI-JAWI SUMATERA BARAT

dinagari Jawi-jawi yang di pimpin oleh Ninik Mamak nan Ampek Jinih di masing-masing suku yang dibantu oleh suku nan Babuah Paruik. 70 DAFTAR GELAR NINIK MAMAK NAN AMPEK JINIH SEBAGAI PIMPINAN SUKU DI NAGARI JAWI-JAWI:

1. Suku Melayu

Gelar Penghulunya : Dt. Rj Nan Putih Gelar Malinya : Dt. Marajo Gelar Mantinya : Malin Suleman Gelar Dubalangnya : Dt. Rajo diulu

2. Suku Caniago

Gelar Penghulunya : Dt. Sati Gelar Malinya : Malin Batuah Gelar Mantinya : Dt. Rj. Gamuyang Gelar Dubalangnya : Pasak Nagari

3. Suku Supanjang

Gelar Penghulunya : Dt. Rj. Alam Gelar Malinya : Malin Mangkuto Gelar Mantinya : Dt. Rj. Managangan Gelar Dubalangnya : Nago Basa

4. Suku Sinapa

Gelar Penghulunya : Dt. Sampono Kayo 70 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 april 2011. Gelar Malinya : Malin Marajo Gelar Mantinya : Dt. Rajo nan Gadang Gelar Dubalangnya : Dt Matuh

2. Geografis dan Luas wilayah

Nagari jawi-jawi merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Gunung Talang kabupaten Solok Sumatera Barat. Mengenai demografis Nagari Jawi-Jawi, bahwa Kelurahan ini memiliki luas wilayah 24.00 Ha. Menganai batas-batas wilayah, jika disesuaikan dengan arah mata angin bahwa Kelurahan Jawi-jawi benrbatasan dengan: 71  Sebelah Utara : Nagari CupakGantung Ciri  Sebelah Selatan : Nagari Koto Gadang Guguk  Sebelah Barat : Nagari Hutan Rimba Padang  Sebelah Timur : Nagari Talang Jumlah penduduk berdasarkan data yang peneliti ambil dari kantor Wali Nagari Jawi-Jawi adalah sebagai berikut: 72 Table 1 Jumlah penduduk Nagari Jawi-jawi 71 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 April 2011. 72 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 April 2011. No. Kependudukan Jumlah 1. Laki-laki 1510 2. Perempuan 1570 Jumlah 3080 Sumber: Dari Kantor Wali Nagari Jawi-jawi Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan kepala nagari perekonomian penduduk nagarai jawi-jawi berada dalam tingakatan menengah kebawah, sehingga banyak masyarakatnya yang mengalami putus sekolah, mayoritas pekerjaan penduduk adalah sebagai petani, buruh tani, pedagang, peternak, dan tukang kayu. Kondisi yang seperti ini berpengaruh pada perkembangan sosial budaya. 73

3. Agama dan Pendidikan Masyarakat

Secara faktual kehidupan agama dikecamatan di Nagari Jawi-jawi berjalan dengan lancar. Hal ini dapat di perhatikan dalam realita kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. Dalam masalah agama didaerah ini adalah mayoritas beragama Islam, sedangkan yang agam lain tidak ada. Masyarakat Jawi-jawi termasuk penganut agama yang taat, hal ini dapat dilihat bahwa hamper setiap kampong atau nagari mempunyai masjid dan mushalla yang dijadikan sebagi tempat ibadah dan upacara keagamaan lainnya. 73 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 april 2011. Masjid dan mushola juga berfungsi sebagai tempat pertemuan dan musyawarah membicarakan perbaikan kampong setempat. jumlah masjid dan mushalla di nagari jawi-jawi dapat dilihat pada table berikut: 74 Tabel 2 Jumlah Masjid dan Mushalla di Nagari Jawi-jawi No. Tempat Ibadah Jumlah 1. Masjid 4 2. Mushola 10 Sumber: Dari Kantor Wali Nagari Jawi-jawi Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi Bangsa dan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pendidikan merupakan factor yang sangat penting untuk ditingkatkan, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat secara keseluruhan. Sarana pendidikan yang tersedia di daerah ini adalah dapat dilihat dari table di bawah ini: 75 Table 2 Jumlah sarana pendidikan di Nagari Jawi-jawi No. Sekolah Jumlah 1. PAUD 4 2. TK 1 74 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 april 2011. 75 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 april 2011. 3. SD 3 Sumber: Dari Kantor Wali Nagari Jawi-jawi Table 3 Jumlah pendidikan masyarakat Jawi-jawi No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tidak Tamat SD 388 2. Tamat SD 1415 3. SLTP 534 4. SLTA 661 5. DiplomaSarjana 82 Sumber: Dari Kantor Wali Nagari Jawi-jawi

4. Sosial Budaya dan Adat Istiadat

a. Sosial Budaya

Semenjak agama Islam diterima di Minangkabau khusunya di kelurahan Nagari Jawi-jawi, banyak hal-hal yang berdasarkan ajaran Islam dilakasanakan. Surau yang semula tempat berkumpul dan tempat bermalam anak-anak muda suku, berubah menjadi tempat pengajian. Dalam pergulan hidup sehari-hari, aktivitas kehidupan masyarakat dipraktekkan sesuai dengan tata nilai dan norma yang berlaku, baik norma adat maupun norma agama. Walaupun diketahui, bahwa masyarakat Nagari Jawi-jawi merupakan masyarakat yang mayoritas Bergama Islam, namun kedua norma tersebut tertap dijalani secara bersamaan. 76

b. Adat Istiadat

Adat istiadat masyarakat Jawi-jawi juga terkat dengan aturan-aturan adat merek yang mewarisi dari nenek moyang dahulu. Adat atau hokum adat yang mereka warisi dari nenek moyang dahulu. Adat atau hokum merupakan suatu hokum atau horman yang tidak terkodivikasi tidak tertulis, disampaikan secara lisan, turun temurun dan tetap di akui serta ditaati oleh masyarakat. 77 Dalam hal penyelesaian persoalan dan perkara yang terjadi tersebut, prinsip musyawarah untuk mufakat tetap didepankan, merek tidak dibenarkan seenaknya saja mengambil tindakan atau keputusan suatu permasalahan antara satu suku dengan suku lainnya, tanpa mengedapankan aza musyawarah. Sehingga, dalam masyarakat adat Nagari Jawi-jawi jarang ditemukan terkadinya perkelahian atau pertengkaran. 78 76 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 April 2011. 77 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 April 2011. 78 Kantor Wali Nagari Jawi-jawi, Dokumentasi Nagari, 2 April 2011.

BAB IV PERKAWINAN SATU SUKU

A. Pengertian Perkawinan Satu Suku

Kata suku berasal dari bahasa Sanskerta, artinya kaki, satu kaki berarti seperempat dari satu kesatuan. Pada mulanya negeri mempunyai empat suku nagari nan ampek suku. Nama-nama suku yang pertama ialah Bodi, Caniago, Koto, Piliang. 79 Satu suku artinya semua keturunan dari niniak kebawah yang dihitung menurut garis ibu. Semua keturunan niniak ini disebut sepesusuan atau sasuku. Kelompok sepesukuan ini di keplai oleh seorang penghulu suku. 80 Dasar kehidupan orang Minang adalah hidup berkelompok, bukan individual. pembentukan kelompok sesuai dengan garis keturunan ibu, yang 79 http:www.cimbuak.com, Budaya Alam Minangkabau, diakses pada tanggal 11 Desember 2010. 80 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2001, h. 62. lazim di kenal dengan sistem kekerabatan matrilineal. Kelompok yang terkecil adalah suku serumpun. Anggota kelompok suku serumpun ini disebut berdunsanak sehulu semuara. Artinya, berdunsanak bersaudara karena satu keturunan dari sejak dulu kala sampai akhir zaman. 81 Dalam kelompok suku serumpun ini berlaku ketentuan adat suku nan indak bias di anjak, malu nan indak dapek di bagi sehina semalu. Ketentuan adat Minang menetapkan bahwa orang Minang dilarang kawin dengan orang dari suku serumpun, sedangkan suku serumpun dimaksud adalah serumpun menurut garis keturunan matrilineal. Ketentuan itu disebut dengan istilah eksogami matrilokal atau eksogami matrilineal. 82 Mengenai adat istiadat, minangkabau adalah nama satu bangsa, nama satu kebudayaan sebagai hasil karya, cipta, karsaya, daya, dan upaya suku bangsa itu bernama Minangkabau. Bagi masyarakat minangkabau dinamakan ADAT ISTIADAT MINANGKABAU yang dianutnya semenjak berabad-abad yang lampau sebagai ciptaan nenek moyang mereka yakni dua tokoh legenderis Datuak Perpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan. 83 Berbicara tentang adat Minangkbau, menggali dan mempelajari dan berbicara tentang salah satu ke Bhinekaan dari kebudayaan nasional yang BERBHINNEKA TUNGGAL IKA, sesuai dengan maksud yang trkandung 81 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, h. 62. 82 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, h. 63. 83 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, h. 63. dalam pasal 32 UUD 45, yang berbunyi: kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usah budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan di daerah-daerah diselruh Indonesia terhitung sebagai kebudaan bangsa. 84 Adat Minangkabau sebagai salah satu bagian dari kebudayaan nasional diwarisi dari nenek moyang dahulunya bukanlah merupakan pengetahuan sosial lainnya didunia. Adat Minangkabau diterima secara turun temurun dari mulut kemulut, dimana seluruh kalimat-kalimat mengandung pengertian yang idak langsung. 85 Adat Minangkabau sifatnya terbuka dan tertutup, terbuka untuk menerima bagi kepribadian dan kebudayaan bangsa yang tertutup bagi masuknya nlai- nilai asing yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa. 86 Prisnsip kekerabatan di Minangkabaua Kelompok kekerabatan di Minangkabau ada tiga:

1. Paruik: kekerabatan yang terbentuk karena hubungan keturunan atau

kesatuan geologis. Adapun suku dank am pung merupakan suku yang formal akibat pengembangan dan kesatuan geologis dari pihak ibu. Suku di pimpin oleh seorang penghulu suku, sedangkan kampuang sub-sub suku dimpimpin oleh seorang adiko atau datuak kampuang. 84 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, h. 64. 85 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, h. 64. 86 Artikel, The London Institute of Communication, Executive Marketing, h. 12-14.