Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya dalam kehidupan manusia selalu mendambakan sebuah kebahagiaan baik secara lahiriah maupun batiniah. Untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut banyak jalan dan cara yang dilakukan manusia, terlebih dalam kehidupan modern seperti sekarang ini. Perkembangan peradaban manusia yang semakin pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi melahirkan konsekuensi-konsekuensi yang sangat kompleks bagi kehidupan manusia. Kenyataan yang sangat jelas dalam dunia masyarakat modern yang maju maupun berkembang, di dalamnya terdapat kontradiksi-kontradiksi yang mengganggu kebahagiaan manusia dalam menjalani kehidupan. Menurut Deliar Noer, masyarakat modern adalah masyarakat yang bersifat rasional, objektif, terbuka, menghargai waktu, dan berpikir untuk masa depan yang lebih jauh. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki aspek ganda. Di satu sisi manusia mendapatkan kemudahan dan kebahagiaan, akan tetapi di sisi lain manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan baru. 1 Contohnya; apa yang dahulu belum dikenal manusia, kini sudah tidak asing lagi baginya. Bahaya kelaparan dan penyakit menular yang dahulu ditakuti, sekarang telah dapat dihindari. Waktu kini menjadi singkat dan jarak pun menjadi 1 Deliar Noer, Pembangunan Di Indonesia, Jakarta : Mutiara, 1997, h. 24. xv dekat. Kemajuan industri dapat menghasilkan alat-alat yang memudahkan kehidupan, memberi kesenangan, sehingga kebutuhan-kebutuhan jasmani tidak sukar lagi untuk dipenuhinya. Manusia diciptakan Allah dari dua unsur; jiwa yang bersifat ghaib, dan raga yang bersifat nyata. Keduanya saling berhubungan dan memiliki ketergantungan satu dengan lainnya. Apabila salah satu dari unsur tersebut mengalami gangguan, maka unsur lainnya pun demikian, sehingga tidak terjadi keseimbangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan. Seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan Skizofrenia secara fisik akan mengalami penurunan daya tahan tubuh kekebalan, anti body yang mengakibatkan tubuh mudah terserang berbagai macam penyakit yang gejala awalnya dapat berupa sakit kepala, maag, insomnia sulit tidur, dan lain sebagainya. Apabila kekebalan tubuh terus-menurun dapat berakibat masuknya penyakit-penyakit kronis dan bahkan dapat menyebabkan kematian stroke, kanker, gagal ginjal, jantung, dan lain-lain. Begitu pun sebaliknya, bagi orang yang mengidap suatu penyakit kronis, maka secara psikologis pudarlah gairah hidupnya. 2 2 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung, 1995, h. 61. xvi Skizofrenia merupakan sejenis gangguan terhadap fungsi otak. Dimana penyebab skizofrenia disebabkan oleh faktor. Diantaranya perubahan kimiawi otak, perubahan dalam struktur otak dan faktor-faktor genetis. 3 Hal ini ditandai dengan adanya gejala-gejala positif Skizofrenia meliputi halusinasi, delusi, gangguan berpikir. 4 Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar- mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan, merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya, pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya, dan menyimpan rasa dendam. 5 Selain gejala-gejala positif, terdapat juga gejala-gejala negatif Skizofrenia seperti kurangnya motivasi atau apatis yang merupakan keadaan mental dimana berkurangnya semangat atau keinginan untuk hidup, yang sering disertai dengan kemalasan, tumpulnya indera atau perasaan merujuk pada kekosongan emosi, Penarikan diri dari dunia sosial. 6 Sulit untuk berpikir, kontak emosional amat “miskin”, sulit diajak bicara, pendiam, dan suka melamun. Dan Tidak adakehilangan dorongan kehendak dan 3 Jimmi Firdaus, Skizofrenia Sebuah Panduan Bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : CV. Qalam, 2005, h. 1-2. 4 Firdaus, Skizofrenia Sebuah Panduan Bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : DOZZ CV. Qalam, 2005, h. 4-6. 5 Dadang Hawari, Alqur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, h. 594-595. 6 Firdaus, Skizofrenia Sebuah Panduan Bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : DOZZ CV. Qalam, 2005, h. 4-7. xvii tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, menonton, serta tidak ingin apa-apa dan serba kehilangan nafsu. 7 Banyak penyakit yang merupakan interkoneksi antara penyakit fisik dan psikis. Oleh karena itu, kurang tepat jika orang melihat penyait fisik adalah mutlak urusan fisik, sementara psikis mutlak urusan psikis. Ketika penyakit jasmani disembuhkan, yang tampak adalah perilaku- perilaku dan mental hidup yang sehat padahal sejauh ingin mencari kesembuhan total fisik dan psikis, sejauh itu pula harus menemukan esensi kemanusiaannya secara total. Bagi mereka yang telah dilanda Skizofrenia tentu ada upaya penyembuhan yang dilakukan guna menjalani kehidupan yang normal kembali dan beraktifitas sebagaimana biasanya, yakni dengan terapi. Terapi adalah usaha untuk penyembuhan penyakit atau usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. 8 Pada saat ini banyak tempat-tempat yang menawarkan pengobatan atau pemulihan, baik itu untuk penyakit-penyakit mental maupun penyakit fisik, mereka mempunyai metode-metode tertentu yang merupakan keunggulan masing- masing tempat dalam menangani pasien atau kliennya. Madani Mental Health Care merupakan salah satu tempat rehabilitasi yang berorientasi dan menitikberatkan pada penyalahgunaan Naza dan Skizofrenia. Dalam pemberian bantuannya menggunakan pembinaan berbasis masyarakat 7 Hawari, Alqur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, h. 595-596. 8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1986, h. 649. xviii community base dengan pendekatan holistik Bio – Psiko – Sosio – Spiritual BPSS. Adapun terapi yang diterapkan di Madani Mental Health Care adalah dengan menggunakan terapi medik-psikiatrik, terapi psikososial, terapi psikoreligius, dan terapi pilihan. Terapi ini dilakukan secara direktif baik personal maupun kelompok. Adapun terapi medik-psikiatrik yang dilakukan bekerjasama dengan R.S. Thamrin rujukan Prof. Dadang Hawari dengan melakukan detoksifikasi dan psikofarmaka, terapi psikososial dengan memberikan dorongan atau motivasi, membangun rasa percaya diri, komunikasi dengan teman, keluarga, dan masyarakat, terapi psikoreligius dengan melakukan pembinaan keagamaan dan mempolakan hidup yang agamis meliputi mengaji dan mengkaji al-Qur’an, relaksasi, simulasi, pengamalan nilai-nilai agama seperti sholat, puasa, sedekah, dan peringatan hari- hari besar Islam. Tujuan terapi yang diterapkan di Madani Mental Health Care adalah untuk memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmani dan rohani atau mental, spiritual dan moral serta menggali dan mengembangkan potensi esensi sumber daya insani. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pelaksanaan Terapi Bagi Pasien Skizofrenia Di Madani Mental Health Care Jakarta Timur “ xix

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah