xxxviii Berdasarkan PPPDGJ III Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa Di Indonesia III, skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab banyak belum diketahui dan perjalanan penyakit tidak
kronis yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya skizofrenia ditandai
dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul.
38
Menurut Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja dalam buku Psikologi Abnormal
menjelaskan bahwa skizofrenia adalah kelompok gangguan psikosis atau psikotik yang ditandai terutama oleh distorsi-distorsi mengenai realitas, juga
sering melihat adanya perilaku menarik diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi, pikiran dan kognisi.
39
Dari beberapa uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan berbagai macam
gejala seperti hilangnya kontak dengan realitas, penyimpangan kepercayaan atau delusi, penyimpangan isi pikiran, persepsi pendengaran maupun penglihatan atau
halusinasi, berkurangnya motivasi dan emosi yang tumpul.
2. Gejala-gejala Klinis Skizofrenia
Skizofrenia salah satu bentuk gangguan jiwa yang berat, dulu sering dianggap sebagai akibat dari kerasukan roh halus atau ilmu gaib. Akibatnya
penderita sering dikucilkan, dipasung, dan diperlakukan tak manusiawi.
38
http:drliza.wordpress.com
39
Sutardjo A. Wiramihardja, Psikologi Abnormal, Bandung : PT. Refika Aditama, 2005, h. 134.
xxxix Skizofrenia bisa mengenai siapa saja dari berbagai bangsa, negara,
maupun kelompok sosio-ekonomi dan budaya. Padahal jika diketahui sejak dini dan ditangani dengan baik, maka skizofrenia bisa diatasi. Memang tak bisa 100,
namun penggunaan obat-obatan yang tepat mampu mengontrol gejala. Sebaliknya jika tidak ditangani secara benar, gangguan skizofrenia menjadi makin parah,
penderita akan terganggu fungsi sosial dan konfliknya. Ia akan mengalami gangguan pikiran, perasaan, dan tingkah laku, sehingga tak mampu berfikir dan
bertindak wajar. Persoalannya, gejala skizofrenia tak mudah dikenali. Tanda awal yang bisa
dideteksi, antara lain mudah curiga, depresi, cemas, tegang, gampang tersinggung, dan marah. Penderita juga mengalami gangguan tidur, nafsu makan, kehilangan
energi dan motivasi, sulit mengingat dan berkonsentrai. Tanda lainnya penderita merasa asing di lingkungannya sehingga menarik diri dari kehidupan sosial.
Gejala skizofrenia baru disadari di lingkungan pada saat penderita mengalami periode akut, yaitu ketika timbul gejala positif seperti gaduh, gelisah,
tidak bisa tenang, selalu ingin bergerak, pikirannya kacau dan bicara melantur, penderita sering berpindah topik pembicaraan dan tak ada kaitannya. Gejala ini
disertai curiga yang berlebihan. Selain itu penderita mulai meyakini sesuatu yang tak wajar delusi atau
waham, misalnya menganggap dirinya titisan Hittler atau Cleopatra, bisa juga merasa mendengar, melihat, mencium atau merasakan sesuatu yang sebenarnya
tidak ada halusinasi. Oleh karena itu, penderita sering bicara atau tertawa sendiri.
xl Pada tahap lanjut atau kronis penderita biasanya menjadi pasif, seperti tak
ada perhatian pada lingkungan, hidup didunianya sendiri. Penderita tak mau mengurus dirinya sendiri dan kehilangan perasaan serta emosi. Pada tahap tertentu
dia menunjukan gejala negatif seperti depresi dan menarik diri.
40
Dalam buku Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa dijelaskan bahwa skizofrenia adalah ganggun jiwa yang penderitanya tidak
mampu menilai realitas Reality Testing Ability RTA dengan baik dan pemahaman diri Self Insight buruk. Adapun gejala-gejala skizofrenia dapat
dibagi dalam 2 kelompok yaitu : a.
Gejala positif antara lain : • Halusinasi semacam pikiran yang dihasilkan dari ketajaman indera
yang berlebihan dan ketidakmampuan otak untuk mengartikan dan merespon secara tepat setiap pesan yang datang. Seorang skizofrenia
dapat mendengar suara-suara dan melihat bayangan-bayangan yang sesungguhnya tidak ada atau mengalami sensasi yang janggal pada
tubuhnya. • Delusi atau waham adalah kekuatan dan kemantapan keyakinan yang
hanya dialami oleh si penderita dan tetap dipertahankannya meskipun bukti-bukti yang ada berlawanan dengan kepercayaannya itu.
• Gangguan berpikir merujuk pada cara seseorang skizofrenia memproses dan menata pikirannya.
40
Kumpulan Artikel Kesehatan Kompas, 2001
xli • Perasaan hadirnya alter-ego diri yang lain adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan ketidakjelasan kesadaran seseorang tentang siapa dirinya.
41
• Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.
• Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya.
• Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.
• Menyimpan rasa permusuhan.
42
b. Gejala negatif skizofrenia antara lain :
• Kurangnya motivasi atau apatis yakni keadaan mental dimana berkurangnya semangat atau keinginan untuk hidup yang sering
disertai dengan kemalasan. • Tumpulnya indera atau perasaan merujuk pada kekosongan emosi
karena terbatas atau tidak adanya ekspresi muka dan gerakan tangan, penderita terlihat tidak mampu merasakan atau menunjukkan emosi
sama sekali.
41
Jimmi Firdaus, SKIZOFRENIA Sebuah Panduan bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : DOZZ CV. Qalam, 2005, h. 4-6.
42
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, h. 594-595.
xlii • Penarikan diri dari dunia sosial dapat terjadi sebagai akibat dari
depresi, hasil dari perasaan aman yang tercipta dalam kesendirian, terperangkap dalam perasaannya sendiri dan takut bila ditemani oleh
orang lain.
43
• Sulit untuk berpikir abstrak. • Pola pikir stereotif.
• Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam, dan suka melamun.
• Tidak adakehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, mononton, serta tidak
ingin apa-apa dan serba kehilangan nafsu.
44
• Avolition atau apatis merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa
yang biasanya merupakan aktivitas rutin. • Alogia merupakan suatu gangguan pikiran negatif dan dapat terwujud
dalam beberapa bentuk. Miskin percakapan, jumlah total percakapan sangat jauh berkurang. Miskin isi percakapan, jumlah percakapan
memadai namun hanya mengandung sedikit informasi dan cenderung membingungkan serta diulang-ulang.
43
Firdaus, SKIZOFRENIA Sebuah Panduan bagi Keluarga Penderita Skizofrenia, Yogyakarta : DOZZ CV. Qalam, 2005, h. 4-7.
44
Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, h. 595-596.
xliii • Anhedonia merupakan ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan.
Tercermin dalam kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekresional, gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan
orang lain, dan kurangnya minat dalam hubungan seks. • Asosialitas merupakan ketidakmampuan dalam hubungan sosial.
Mereka hanya memiliki sedikit teman, keterampilan sosial yang rendah, dan sangat berminat untuk berkumpul bersama orang lain.
45
Sedang menurut kategori DSM-IV gejala-gejala skizofrenia terbagi menjadi 2 yakni :
a. Simtom positif, terdiri dari delusi, halusinasi, disorganisasi pikiran dan
pembicaraan, serta disorganisasi perilaku atau tingkah laku katatonik. b.
Simtom negatif, terdiri dari affective flattening bentuk pengurangan atau hilangnya respon-respon afektif terhadap lingkungan, terganggu dalam
menampilkan reaksi-reaksi emosionalnya, alogia, dan avolition. Gejala-gejala klinis di atas umumnya terjadi pada seseorang yang
mempunyai kecenderungan skizofrenia. Gejala positif biasanya muncul pada episode akut, sedangkan pada stadium kronis menahun gejala negatif skizofrenia
lebih menonjol.
45
Gerald C. Davidson, Psikologi Abnormal, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 448-449.
xliv Secara klinis gejala tersebut akan menjadi skizofrenia apabila memenuhi
kriteria diagnostik skizofrenia. Kriteria tersebut, menurut pedoman penggolongan diagnostik gangguan jiwa PPDGJ III, yaitu :
• Thought Echo, thought insertion or whitdrawl, dan thought broadcasting.
• Delusion of control waham dikendalikan, delusion of influence waham dipengaruhi, delusion of passivity waham ketidakberdayaan
atau pasrah, dan delusional perception pengalaman inderawi yang tak wajar bersifat mistik atau mukjizat.
• Halusinasi auditorik yakni suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus dan mendiskusikan perihal pasien diantara mereka
sendiri diantara suara yang berbicara. • Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil. Misal perihal keyakinan kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa seperti
mampu berkomuniasi dengan makhluk asing dari dunia lain. • Halusinasi yang menetap dari panca indera mana saja dan disertai oleh
ide-ide berlebihan overvalue ideas yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu dan berbulan-bulan.
• Arus pikiran yang terputus break atau yang mengalami sisipan interpolation, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme. Perilaku katatonik seperti keadaan
xlv gaduh, gelisah excitement posisi tubuh tertentu postering atau
flexsibilitas serea , dan negativisme.
• Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung kurun waktu 1 bulan atau lebih.
46
3. Sebab-sebab Terjadinya Skizofrenia