48
Pelanggaran seksual, setiap aktifitas yang dilakukan oleh orang dewasa atau perempuan. Pelanggaran seksual ini dapat dilakukan dengan
pemaksaan atau dengan tanpa pemaksaan. Pelanggaran seksual dengan unsur pemaksaan akan mengakibatkan trauma yang dalam bagi perempuan.
9
Biasanya perempuan korban kekerasan seksual akan mengalami depresi, sering menganggap dirinya kotor dan tidak suci, oleh karenanya banyak
korban yang mengurung diri di rumah untuk menghindari dari omongan masyarakat sekitar.
B. Kekerasan Psikis Dalam Rumah Tangga
1. Pengertian Kekerasan Psikis
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam deklarasi peghapusan kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan adalah segala
bentuk tindakan kekerasan yang berbasis gender yang mengakibatkan atau akan mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan terhadap perempuan baik
secara fisik, seksual, psikologis, termasuk ancaman, pembatasan kebebasan, paksaan, baik yang terjadi di area publik atau domestik.
10
Kekerasan psikologis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan
9
Herkunanto, Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Sistem Hukum Pidana, dalam buku Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, h. 268-270.
10
Rifka Annisa, “Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Gender KTPBG”, Paket
Informasi, Jogyak arta: Women’s Crisis Center, t.th, h. 2.
49
penderitaan psikis pada seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-komentar yang
menyakitkan atau merendahkan diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau menakut- nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.
Menurut Mansour Fakih, kekerasan adalah serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas keutuhan mental psikologi seseorang.
11
Bahwa segala bentuk macam kekerasan yang apabila di lakukan secara terus menerus akan mempengaruhi batin seseorang yang ada di dalam dirinya
ataupun perubahan fisik pada diri seseorang.
Bentuk-bentuk dan Dampak Kekerasan Psikis
Bentuk kekerasan psikis sulit untuk dibatasi pengertiannya karena sensitivisme emosi seseorang sangat bervariasi. Identifikasi akibat yang
timbul pada kekerasan psikis ini sulit diukur, karena kekerasan ini tidak menimbulkan bekas secara lahiriah, tetapi berdampak pada batin isteri yang
dapat mengakibatkan derita yang sangat sulit disembuhkan. Kekerasan psikologis juga mempunyai frekwensi dan intensitas yang berbeda-beda,
misalnya dalam bentuk marah, menghina, meremehkan, mencemooh, mengancam, membentak, memaki dan lain sebagainya.
11
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, , cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h. 17.
50
Namun ada beberapa alasan yang digunakan bahwa sesungguhnya kekerasan fisik akibatnya justru lebih menyakitkan. Seperti sekalipun tindak
kekerasan psikologi itu jauh lebih menyakitkan, namun kekerasan psikologi tidak akan merusak organ tubuh bagian dalam bahkan tindakan yang berakibat
kematian. Sebaliknya tindakan kekerasan fisik kerap menghasilkan hal yang demikian. Karena kekerasan fisik lebih kepada perilaku serta perbuatan
seseorang seperti memukul dan lainnya yang menyebabkan memar ataupun luka. Sedangkan kekerasan psikis hanya berupa ucapan, ataupun sindiran yang
hanya menyebabkan batin seseorang terluka. Kekerasan fisik jauh lebih mudah diukur dan dipelajari, tulang yang
patah atau hidung yang berdarah jauh lebih mudah diuji dan divisum, ketimbang kekerasan emosional yang membuat seseorang merasa
dipermalukan atau dilecehkan.
12
Tidak ada yang mengetahui seseorang mengalami kekerasan emosional kecuali tim medis yang ahli dalam hal itu.
Sedangkan kekerasan fisik dapat terlihat dengan mata oleh semua orang, bahwa orang itu mengalami kekerasan fisik.
Kekerasan psikis dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu: kekerasan psikis berat dan kekerasan psikis ringan. Kekerasan psikis berat berupa
tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan dan isolasi sosial.
12
Rhodo, dalam Aroma Elmina, Perempuan Kekerasan dan Hukum, Yogyakarta: UII Pres, 2003.
51
Penderitaan psikis berat berupa salah satu atau beberapa hal berikut, seperti gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau
disfungsi seksual yang salah satu atau kesemuanya berat atau menahun, gangguan stress pasca trauma, gangguan fungsi tubuh berat seperti tiba-tiba
lumpuh atau buta tanpa indikasi medis, depresi berat atau destruksi diri, gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak dengan realitas seperti
skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya, bunuh diri. Sedangkan kekerasan psikis ringan bisa mengakibatkan ketakutan dan
perasaan terteror, rasa tidak berdaya, hilangnya rasa tidak percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, gangguan fungsi tubuh ringan sakit
kepala, gangguan pencernaan indikasi medis, dan fobia atau depresi temporer.
13
Mengakibatkan ketakutan dalam waktu yang tidak lama, dan memungkinkan untuk bisa berubah dari akibat kekerasan psikis tersebut.
2. Perlindungan Hukum Bagi Korban Kekerasan Psikis