76
dalam kekerasan psikis. Hakim di sini dalam memutuskan perkaranya kurang teliti dan mencermati, karena jika setiap perkara semua hakim tidak memakai
keterangan ahli dalam pembuktian kekerasan psikis, maka tidak akan pernah kekerasan psikis pada Pengadilan Negeri bisa dibuktikan.
B. Putusan Pengadilan Agama Dalam Tinjauan Hukum Islam
Hakim dalam memutuskan perkara kekerasan psikis di Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 1167Pdt.G2010PA.JT, alat bukti yang dihadirkan dalam
persidangan yaitu alat bukti saksi, keterangan surat, keterangan ahli. Dalam memutuskan perkaranya Hakim merujuk pada UU No.1 Tahun 1974, Undang-
undang ini merupakan bentuk hasil usaha dalam mengatur permasalahan perkawinan, Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 peraturan ini adalah sebagai
penjelas atau pelaksanaan UU No.1 Tahun 1974 berikut ketentuan pidana, jika terjadi pelanggaran hukum di dalam pelaksanaannya.
Selain itu Majelis Hakim juga merujuk pada Kompilasi Hukum Islam KHI, KHI ini lahir dari semangat para ulama yang tersebar diseluruh Indonesia,
yang bertujuan adalah selain mempositifkan hukum syariat Islam dalam bidang keperdataan, juga untuk mengkodifikasikan kitab fikih yang digunakan di
Pengadilan Agama, dan Al- Qur’an dalam surat Ar-Rum ayat 21. Bahwa setiap
77
tujuan pernikahan membentuk keluaraga sakinah mawadah wa rahmah, mengambil sandaran hukum pada ketentuan ayat diatas.
Pada putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur perkara Nomor 1167Pdt.G2010PA.JT suami tidak bisa melaksanakan kewajibannya sebagai
suami, yaitu melindungi isteri dari segala macam bahaya yang mengancam diri isteri. Dalam perkara tersebut suami sering berkata-kata kasar, menghina,
merendahkan martabat isteri. Suami juga pernah menggusirnya dari tempat tinggal kediaman bersama,
padahal isteri sedang menderita sakit stroke. Pada saat isteri di rawat di rumah sakit, suami juga tidak mau merawatnya. Bahkan suami menuduh adik isteri
mencuri harta benda yang dimilikinya dan mengancam akan menghancurkan seluruh keluarga penggugat selaku isteri, karena adik penggugat mengambil
pakaian penggugat di rumahnya. Pada saat isteri sedang dirawat di rumah sakit, suami tidak bersedia
menanggung biaya perawatan. Padahal seharusnya menjadi tanggung jawab suami, karena masih berstatus suami isteri yang sah. Bahkan tanpa
sepenggetahuan isteri, suami telah menikahi dua orang wanita lainnya tanpa seijin penggugat selaku isteri. Perbuatan suami tersebut sudah tidak lagi
78
menggambarkan kewajiban dari seorang suami, karena perbuatan terhadap isterinya sangat merugikan dan menyakiti perasaan korban selaku isteri.
Menurut penulis
putusan Pengadilan
Agama Nomor
1167Pdt.G2010PA.JT telah sesuai dengan hukum Islam, karena dalam putusan itu pihak yang berperkara tidak bisa melaksanakan kewajiban suami isteri
sebagaimana mestinya seperti yang telah disebutkan di pembahasan awal bahwa kewajiban suami adalah melindungi isterinya, tetapi dalam hal ini suami telah
melanggar kewajibannya.
C. Relevansi Hukum Islam dan Hukum Positif Tentang Pembuktian Kekerasan