41
BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA MENURUT
UU NO. 23 TAHUN 2004
A. Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sejumlah orang yang berposisi kuat merasa kuat kepada seseorang atau
sejumlah orang yang berposisi lemah dipandang lemah atau dilemahkan yang dengan sarana kekuatannya, baik secara fisik ataupun non fisik dengan
sengaja dilakukan untuk menimbulkan penderitaan kepada objek kekerasan.
1
Secara etimol ogi kekerasan berasal dari kata “keras” yang berarti
padat dan tidak mudah berubah bentuknya atau tidak mudah pecah. Sedangkan kata “kekerasan” itu sendiri adalah perihal yang bersifat keras,
perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik. Secara terminologi
yang dimaksud dengan kekerasan atau violence pada dasarnya merupakan suatu konsep yang makna isinya sangat bergantung kepada masyarakat
sendiri.
2
1
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, cet. I, Malang: UIN, 2008, h. 267.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar edisi ke 2, cet. VII, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, h. 484-485.
42
Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-1, yang di maksud dengan “rumah” adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia.
Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya.
3
Pengertian lain dari rumah tangga adalah masyarakat kecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan
suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya rumah tangga adalah pasangan suami istri baik
mempunyai anak atau tidak mempunyai anak. Kekerasan terhadap perempuan telah tumbuh sejalan dengan
pertumbuhan kebudayaan manusia. Namun hal tersebut baru menjadi perhatian dunia internasional sejak 1975. Kekerasan terhadap perempuan
menurut perserikatan bangsa-bangsa dalam deklarasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan pasal 1 kekerasan terhadap perempuan adalah segala
bentuk tindakan kekerasan yang berbasis gender yang mengakibatkan atau akan mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan terhadap perempuan secara
fisik, seksual, psikologis, termasuk ancaman, pembatasan kebebasan, paksaan, baik terjadi di area publik atau domestik.
4
Menurut Herkunanto, kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan atau sikap yang dilakukan dengan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan
perempuan baik secara fisik maupun secara psikis. Tujuan tertentu itu bisa
3
Ensiklopedia Nasional Indonesia, jilid ke-1.
4
“Kekerasa Terhadap Perempuan Berbasis Gender KTPBG”, Paket Informasi, Rifka Annisa Women’s Crisis Center, Jogyakarta, h. 2.
43
saja karena suami beranggapan bahwa dirinya sebagai kepala rumah tangga dan paling berkuasa sehingga dia dapat melakukan segala hal yang
dikehendakinya tanpa memikirkan bahwa isterinya adalah seseorang yang harus dilindungi dan disayangi bukan untuk disakiti ataupun mendapat
perlakuan kekerasan. Dari berbagai macam pengertian kekerasan di atas, tidak menunjukkan
bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan hanya kaum laki-laki saja, sehingga kaum perempuanpun dapat dikategorikan sebagai pelaku kekerasan.
5
Namun, kekerasan yang dilakukan oleh kaum laki-laki lebih sering terjadi, dari pada kekerasan yang dilakukan oleh seorang perempuan. Kekerasan
dalam rumah tangga khususnya penganiayaan terhadap istri, merupakan salah satu penyebab kekacauan dalam masyarakat. Berbagai penemuan penelitian
masyarakat bahwa penganiayaan istri tidak berhenti pada penderitaan seorang istri atau anaknya saja, rentetan penderitaan itu akan menular ke luar lingkup
rumah tangga dan selanjutnya mewarnai kehidupan masyarakat kita.
6
Dampak kekerasan terhadap anak sangatlah dikhawatirkan, karena ditakutkan di
kemudian hari anak tersebut akan melakukan kekerasa terhadap oranglain, atau bahkan terhadap keluarganya sendiri.
5
Herkunanto, Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Sistem Hukum Pidana, dalam buku Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Bandung: PT. Alumni, 2000, h. 267-268.
6
Ciciek Farha, Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga belajar dari kehidupan Rasulullah SAW, cet. I, Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999, h. 22.
44
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman unuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
7
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 23 Tahun 2004. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan segala bentuk jenis
kekerasan baik fisik maupun psikis yang dilakukan oleh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain yang dapat dilakukan oleh suami kepada
istri dan anaknya, atau oleh ibu kepada anaknya, atau bahkan sebaliknya. Meskipun demikian, korban yang dominan adalah kekerasan terhadap istri
dan anak yang dilakukan oleh sang suami.
8
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa segala perbuatan tindakan kekerasan
dalam rumah tangga merupakan perbuatan melanggar hak asasi manusia dan merampas kemerdekaan orang lain yang dapat dikenakan sanksi hukum
pidana maupun hukum perdata
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga