36
1. Penelitian lapangan filed research dengan menggunakan analisis
komparasional yaitu membandingkan pembelajaran fiqih di pondok pesantren Modern Daarul Ahsan dan pondok pesantren salaf al-
Musayyadah. 2.
Penelitian kepustakaan book research yakni dengan melacak buku- buku yang berkaitan dengan penelitian ini untuk kemudian dibaca,
dikutip sesuai dengan keperluan kemudian dianalisis.
D. Variabel penelitian
Y. W. Best yang disunting oleh Sanapiah Faisal yang disebut Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh
peneliti di manipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedangkan direktorat pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang
dimaksud variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
1
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam variabel interval, yakni variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan unit pengukuran yang sama.
2
Variabel dalam penelitian ini adalah “ Pembelajaran fiqih” santri yang berasal dari pondok pesantren Modern Daarul Ahsan dan Pondok Pesantren
Salaf al-Musayyadah.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti, Dalam pembuatan skripsi ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh
santri tsanawiyah yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan santri tsanawiyah yang berasal dari pondok pesantren salaf al-
Musayyadah.
1
Chalid Narbuko, et. Al, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999, Cet. Ke- 2, h.118
2
Chalid narbuko, et. Al, Metodologi Penelitian, …h. 129
37
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah santri tsanawiyah pondok pesantren
modern Daarul Ahsan yang berjumlah 109 dan santri sanawiyah pondok pesantren salaf al-Musayyadah yang berjumlah 39. Jadi jumlah keseluruhan
populasi adalah 148 santri. Namun penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arkunto yang
menyatakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 -15 atau 20 -25.
3
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil 34 dari jumlah populasi yang ada 148 x 34= 50 orang.
Dalam penetapan sampel penulis menggunakan teknik Random Sampling sampel acak sederhana. Penulis hanya menentukan 50 santri yaitu
25 santri berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan 25 santri yang berasal dari pondok pesantren salaf al-Musayyadah di Banten.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti”.
4
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati pembelajaran fiqih, proses kegiatan belajar mengajar
KBM, lingkungan pesantren sarana dan prasarana pesantren serta keadaan para siswa dan para guru di lingkungan pesantren.
2. Angket
Angket adalah suatu tehnik pengumpulan data yang mempunyai kesamaan dengan tehnik wawancara karena keduanya diberikan dalam
3
Suharsimi Arkunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1998, Cet. Ke-4, h. 120
4
Nuraini Usman, Metodologi Penelitian Social, Jakarta Bumi Askara 2000, Cet. Ke-3, hal. 54
38
bentuk pertanyaan. Bedanya kalau wawancara dilaksanakan secara lisan sedangkan angket secara tertulis.
Alasan penulis menggunakan tehnik angket dalam mengumpulkan data ini adalah sebagai berikut:
a. Penulis ingin mengumpulkan data sebanyak mungkin dalam waktu
singkat, namun secara penelitian dapat tercapai dengan baik. b.
Untuk memudahkan penganalisaan data yang terkumpul, karena pertanyaan yang diajukan kepada responden sama.
c. Karena responden jumlahnya cukup banyak.
Angket yang digunakan oleh penulis bersifat tertutup terdiri dari 22 pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yang berhubungan dengan
pembelajaran fiqih antara santri yang berasal dari pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan Pondok pesantren salaf al-Musayyadah.
Tabel. 1 Kisi-kisi Instrumen pembelajaran Fiqih
Santri Pondok Pesantren Daarul Ahsan dan pondok pesantren al- Musayyadah di Banten
No Komponen
penerapan PAI Indikator
Item Pertanyaan
1 Pembelajaran Fiqih
Penerapan kurikulum PAI pengacuan kurikulum di pondok
pesantren pondok pesantren sudah
memenuhi kurikulum. 1, 2 dan 19
Pembelajaran Fiqih Yang Diberikan Di Pondok Pesanten
Pelajaran fiqih Membebani Aktivitas
Cara Guru Menjelaskan Materi fiqih
3,5,8,9,11,12, 13 dan 20
39
Penyampaian guru Tingkat penguasaan guru
Guru memberikan tugas Guru memberikan kesempatan
bertanya Guru fiqih memberikan
motivasi Menyukai pelajaran fiqih
Memiliki kitab fiqih Sikap santri ketika guru sedang
menjelaskan Yang dilakukan ketika guru
tidak hadir Suasana belajar di pondok
pesantren Sarana dan prasarana PAI di
pondok pesantren Peraturan PAI di pondok
pesantren 4,10,15, 16,
14, 17, 18, dan 22
4 Metode
Metode yang digunakan ketika belajar
Metode yang paling disukai ketika belajar
Metode yang diberikan dalam belajar dapat dipahami
6, 7, dan 21
3. Wawancara
Wawancara adalah merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta data atau informasi dari seseorang. Selain wawancara berfungsi untuk
mencari informasi dalam pengumpulan data, dalam pengumpulan data juga wawancara mempunyai kedudukan tersendiri dalam konseling. Maka dari
40
wawancara disamping berfungsi sebagai alat untuk memberi informasi, data dan fakta, juga merupakan alat pokok dalam proses konseling. Untuk
itu wawancara ini penulis akan tujukan kepada guru pelajaran fiqih, Wawancara terhadap guru fiqih juga terkait pada perberbandingan
pembelajaran fiqih di pondok pesantren modern Daarul Ahsan dan santri yang berasal dari pondok pesantren salaf AL-Musayyadah.
G. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data