B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam pengertian yang umum atau lebih popular, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau sekarang ini dikenal dengan guru, dalam belajar pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga
akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit
pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.
Adapun tujuan inti dalam proses belajar mengajar adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan peserta didik. Oleh karena itu, evaluasi
sangat penting. Evaluasi dapat diartikan “penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program”.
17
Jadi fungsi dari evaluasi adalah agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan para siswa dan siswi dalam menerima ilmu
pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses kegiatan belajar dan
mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar
mengajar yang dialami oleh siswa. Oleh karena itu, prestasi erat kaitanya dengan belajar.
Pada dasarnya belajar merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan. Proses tersebut dilakukan baik secara formal maupun
informal. Secara formal, berarti seseorang melalui tahapan belajar pada suatu lembaga tertentu yang secara resmi dikelola oleh manusia tertentu dan
mengikuti suatu model pembelajaran tertentu pula.
17
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet 15, h. 139.
Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan juga membentuk
kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar.
18
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh setelah proses belajar berlangsung,
yaitu dengan cara penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dibuktikan dalam tes belajar dan hasil akhirnya dalam bentuk nilai.
Adapun pengertian belajar adalah yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Menurut beberapa ahli mendefinisikan belajar ialah:
Alisuf Sabri mengemukakan bahwa, belajar adalah “Proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan”.
19
M. Dalyono, berpendapat belajar adalah “perubahan-perubahan lahir dan batin, tidak hanya perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan
yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau kearah perbaikan.”
20
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kongnitif, afektif, dan pisikomotorik.
21
Menurut Ngalimi Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
18
S. Nasution, Didaktik Dasar-dasar Mengajar, Bandung: Jemmars, 1995, h. 25.
19
M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet II, h. 55.
20
M. Dalyono, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet IV, h. 210.
21
Syaiful Bahri Djamarah, Pisikologi Belajar, edisi II, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 13.
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
22
Menurut Chalidjah Hasan belajar ialah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
23
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu.
24
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri maupun dalam interaksi
dengan lingkungan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri faktor
internal maupun dari luar individu faktor eksternal. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam
rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik- baiknya.
Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar mengajar, dimana didalamnya terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi.
selajutnya tinggi rendahnya, besar kecilnya prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut H.M.Alisuf Sabri mengatakan “bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar
22
Ngalimi Purwanto, Pisikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet 23, h. 85.
23
Chalidjah Hasan, Pisikologi Pendidikan, Surabaya: Al-Ikhlas, 1994, Cet 1, h. 84.
24
Zikri Neni Iska, Pisikologi:Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008, Cet II, h. 82.
siswa yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal”.
a. Faktor Internal Siswa yang berasal dari dalam diri 1 Faktor fisikologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca indranya terutama penglihataan dan pendengaran. 2 Faktor pisikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemapuan kognitif seperti kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan pengetahuan bahan apersepasi yang
dimiliki siswa. b. Faktor Eksternal Siswa yang berasal dari luar diri
1 Faktor lingkungan siswa, Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban
udara, waktu, letak sekolah, dan sebagainya. kedua faktor lingkungan sosial seperti, manusia dan budayanya.
25
Untuk melengkapi rumusan di atas tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, disini penulis mengutip rumusan dari
Sumandi Suryabrata dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, dan Muhibbin Syam dalam bukunya “Pisikologi Pendidikan dengan pendekatan baru”.
1. Faktor Internal yang berasal dari dalam diri siswa Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar mencakup faktor fisiologis dan pisikologis. a. Faktor fisiologis yang terdiri dari kondisi jasmani pada umumnya
terutama fungsi-fungsi panca indra. 1 Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktifitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. jika
25
M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, h. 59-60.
fisiknya tidak sehat maka belajarnyapun akan terganggu karena tidak konsentrasi.
2 Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.
Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami
kesulitan.
26
b. Faktor psikologis menurut muhibbin syam, yang terdiri dari kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi
siswa. 1 Kecerdasan atau intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional, oleh karena itu kecerdasan tidak dapat di amati secara langsung melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan menifestasi dari proses berfikir rasional.
2 Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negative.
3 Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu latihan.
4 Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari atau
disukai. 5 Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi
26
Sumandi Suryabrata, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Garafindo, 1998, Cet IX, h. 235-236.
mempunyai dua aspek yaitu: 1 motivasi intristik ialah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar , 2 motivasi ekstrinsik ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya pujian dan hadiah.
27
2. Faktor Eksternal Siswa yang berasal dari luar diri siswa. Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas
dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial 1 Lingkungan alam
Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat belajar anak misalnya pada musim hujan anak-anak malas untuk
pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir. 2 Lingkungan nonsosial
Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor lingkungan non sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,
masyarakat, dan lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan
disekitar tempat tinggal siswa. kondisi gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa yang digunakan siswa. Menurut syam Faktor-faktor ini turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Lingkungan yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar adalah
orang tua dan keluarga-keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak
27
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 132-136.
demograsi keluarga letak rumah semua akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai
siswa.
28
Secara singkat penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor diri sendiri dan
faktor yang berasal dari lingkungan.
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan
belajar siswa sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor- faktor itu meliputi dirinya. Apakah faktor-faktor itu berada pada kondisi yang
positif cukup, baik atau tepat ataukah dalam kondisi yang negatif. Menurut mulyana dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, “keadaan
jasmani, keadaan sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, control, sikap optimis, mengunakan waktu, cara mempelajari buku,
dan mempertinggi kecepatan membaca peserta didik”.
29
Kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat, dalam keadaan jasmani yang sehat apabila
jasmani dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif. Keadaan sosial emosional, peserta didik yang
mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disuka temanya tidak dapat belajar secara
efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
Kondisi positif, baik faktor internal, eksternal maupun faktor pendekatan belajar maka seorang siswa dapat dipastikan akan memperoleh keberhasilan
dalam belajarnya dan menjadi siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka
28
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 135.
29
Mulyasa, Implemntasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet IV, h. 195.
dapat dipastikan siswa tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan memperoleh keberhasilan yang baik dalam
belajarnya. Kondisi dimana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar. Kesulitan belajar bukan
berarti bermasalahnya seluruh faktor yang mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya satu atau beberapa faktor saja,
misalnya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa menjadi anak yang tidak berprestasi dibidang akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.
Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya, namun kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa seperti berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk
sekolah.
30
Banyak langkah-langkah yang dapat ditempuh guru, antara lain agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang pendidik atau orang
tua perlu melakukan beberapa hal yang baik dan menggembirakan antara lain: a. Kasih sayang yang ikhlas.
b. Perhatian dan pengertian yang besar. c. Bimbingan arahan yang kontinyu.
d. Bijaksana dalam menghadapi kesukaran belajar. Berdasarkan uraian diatas, penulis berkesimpulan bahwa hal yang
mendorong prestasi belajar itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam dirinya sendiri. dan faktor dari luar diri sendiri. kedua faktor tersebut
akan selalu berinteraksi, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h . 170.
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis