Pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa (studi kasus di SMP 2 kota Tangerang Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi

syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

SAMI WULANDARI

206011000082

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh: Sami WulanDari NIM: 206011000082

Dibawah Bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. H. M. Alisuf Sabri NIP: 150 033 454

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(3)

Nama : Sami Wulandari

NIM : 206011000082

Tempat/Tgl lahir : Tangerang, 01 September 1988

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan Dosen Pembimbing : Drs. H. M. Alisuf Sabri

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 24 November 2010

Sami Wulandari 206011000082


(4)

i Nim : 206011000082

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Sebagai calon pendidik yang profesional seorang pendidik harus bisa memiliki ide-ide yang dapat meningkatkan kreativitas dirinya sendiri dan untuk siswa khususnya. Pendidik harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya. Pendidik harus mempunyai semangat yang tinggi agar siswa menjadi sumber daya manusia yang tinggi, sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju di era globalisasi yang semakin berkembang.

Dilapangan yang kita ketahui hanya sebagian guru yang memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada Di latar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Penelitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus “product moment”.

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 80 siswa, sehingga penulis mengambil 37,5% dari jumlah siswa yang ada yaitu 30 siswa.

Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,48 dengan data tabel

besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.

Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti guru telah memiliki kreatifitas yang cukup baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa si SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.


(5)

ii

menciptakan bumi beserta isinya, serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikut yang setia.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini. Ucapan terimaksih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.


(6)

iii

6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beserta stafnya, atas kesempatan dan informasi yang telah dierikan selama penulis melakukan penelitian. 8. Ayahanda Saliman dan Ibunda Wanti yang tercinta, yang telah berjuang

dan berkorban untuk membesarkan, mendidik, dan tidak lupa pula mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Jakarta. Bapak dan Ibu adalah sumber motivasi bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu.

Jazakumullah khairan katsiron.

9. Adikku dan sepupuku tersayang Rahmanmu Nazar dan Wiwin yang senantiasa memberikan dukungan dan kasi sayangnya kepada penulis. 10.Kakanda terkasih Abdul Rohman yang juga tiada hentinya memberikan

kasih sayangnya dan motivasi kepada penulis.

11.Sahabat-sahabatku Fitri, Afni, Astir, Dedes, Mae, Vina, Nurul, Tiwi dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kawan-kawan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam ekstensi kelas A dan B angkatan 2006 terimaksih atas doa, bantuan dan dukungannya.

12.Juga kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis serahkan, semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan dari Allah swt, amien.


(7)

iv

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Kreativitas Mengajar Guru ... 6

a. Pengertian Kreativitas ... 6

b. Ciri-ciri dan Fase- fase Kreativitas ... 9

c. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru ... 12

d. Fungsi Kreativitas ... 14

e. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa .... 14

f. Indikator Kreativitas Mengajar Guru ... 16

B. Prestasi Belajar ... 17

a. Pengertian Prestasi ... 17

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19

c. Cara menanggulangi masalah Prestasi Belajar ... 23

d. Cara Penilaian Prestasi Belajar ... 25

e. Indikator Prestasi Belajar ... 27

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 29

B. Variabel Penelitian... 29


(8)

v

A. Gambaran umum objek penelitian ... 37

1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangsel ... 37

2. Visi, Misi, dan tujuan ... 38

3. Keadaan guru dan karyawan ... 40

4. Keadaan Siswa ... 41

5. Keadaan sarana prasarana pendidikan ... 41

B. Deskripsi data ... 42

C. Analisa dan interprstasi data ... 42

1.Analisis Data ... 44

2.Interprestasi Data ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUTAKA ... 62 LAMPIRAN


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreatifitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif pula dalam belajar. Walaupun buku tentang kreatifitas telah banyak beredar dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah dalam pendidikan akan terus ada dan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan demikian kreatifitas tersebut sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

“Undang-undang No. 20 tahun 2003, pada bab 2 pasal 3 mengemukakan bahwa: “pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Disisi lain pembangunan nasional berusaha membangun manusia dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat menentukan terwujudnya cita-cita tersebut.

1


(10)

Atas dasar itulah peranan pemerintah dalam pengawasan terhadap profesi keguruan sebagai pembimbing generasi mendatang sangat diperlukan untuk mewujudkan generasi harapan bangsa. Di sini pemerintah dituntut untuk menyiapkan konsep, perencanaan dan program yang matang serta tepat dengan harapan dapat menciptakan guru profesional yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan demikian sangat jelas terlihat peran guru dalam mewujudkan hal tersebut sangat signifikan, di mana seorang guru merupakan jabatan profesional yang terkait langsung didalam dunia pendidikan dan berinteraksi dengan murid dalam kesehariannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka kompetensi keguruan menjadi sangat penting dan harus di miliki oleh seorang guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Tetapi dalam penerapannya di lapangan masih banyak guru yang tidak memiliki kompetensi tersebut, sehingga motivasi belajar siswa menurun yang mengakibatkan mutu pendidikan juga semakin menurun dan sebagian guru juga tidak memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada. Seorang pendidik juga harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya, tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang melakukan kekerasan pada siswa. Dilatar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

Berhasil tidaknya mengajar bergantung pada lama dan mantapnya bahan pelajaran itu dikuasai oleh murid- murid. Ada pula hasil- hasil mengajar yang tahan lama yakni : jika hasil- hasil belajar meresap kedalam pribadi anak, jika bahan pelajaran dipahami benar- benar, jika apa yang dipelajari itu sungguh- sungguh mengandung arti bagi hidup anak itu. Mengajar dengan sukses itu mengusahakan agar isi mata pelajaran bermakna bagi kehidupan anak dan dapat membentuk pribadinya, ini dapat tercapai bila dalam mengajar itu diutamakan


(11)

pemahaman, wawasan, inisiatif dan kerjasama dengan mengembangkan kreatifitas.2

Dalam rangka mewujudkan hasil belajar yang tahan lama tersebut maka guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki kreatifitas dalam mengelola kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa benar- benar dapat memahami materi yang diberikan tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi untuk dipahami agar hasil belajar yang diperoleh dapat diingat selamanya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang akhirnya mutu pendidikan pun ikut meningkat.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai kreatifitas mengajar guru yang berpengaruh pada prestasi belajar,

dengan mengangkat judul “PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan masalah di atas sebagai berikut :

a. Jenis kreatifitas guru yang mempengaruhi kreatifitas siswa. b. Kondisi obyektif kreatifitas guru dalam mengajar di sekolah.

c. Pengaruh kreatifitas guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa. d. Faktor-faktor yang mungkin dapat dan tidak mempengaruhi guru dalam

mewujudkan kreativitasnya.

e. Kondisi prestasi siswa sebagai hasil dari bimbingan guru.

2

J. Murseldan, S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta: Bumu Aksara, 2005 ), h. 1-3.


(12)

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kemampuan dan pengetahuan untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada : a. Kreatifitas guru dalam mengembangkan indikator.

b. Kreatifitas guru menata materi secara sistematis dari yang mudah kepada yang sulit.

c. Kreatifitas guru dalam mengorganisasikan kelas.

d. Kreatifitas guru dalam menyiapkan media pembelajaran. e. Kreatifitas guru dalam menyiapkan metode yang bervariasi.

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan? b. Bagaimana prestasi belajar siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?

c. Apakah kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

 Disusun untuk memenuhi tugas- tugas dalam rangka memenuhi tugas skripsi.

2. Penelitian ini diharapkan oleh peneliti berguna untuk: a. Guru

 Meningkatkan motivasi dan kesadaran guru sehingga selalu berupaya melahirkan kreatifitas-kreatifitas dalam proses belajar mengajar.

b. Sekolah

 Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreatifitas pengajaran.


(13)

c. Siswa

 Menimbulkan motivasi belajar yang tinggi dan dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya. d. Peneliti


(14)

6 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kreativitas Mengajar Guru 1. Pengertian Kreativitas

Hasan Langgulung dalam buku “Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan” mengatakan bahwa kreativitas adalah merupakan suatu sifat Tuhan “Al- Khaliq” yang dapat dikembangkan pada diri manusia dan itu menurut filosof Islam dianggap ibadat dalam pengertiannnya yang sangat luas.1

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau bersifat (mengandung) daya cipta (pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi).2

Salah satu ahli berpendapat tentang kreativitas adalah Anderos (1961) beliau berpendapat bahwa kreativitas adalah proses yang dilalui oleh

seorang individu di tengah-tengah pengalamannya dan yang

menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya.3 Kalau di cermati pendapat di atas kreativitas yang dimaksud ini adalah suatu proses dimana seorang individu menghadapi suatu masalah yang sulit dan

1

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al- Husna Zikra, 1995), h. 244.

2

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet 1, h. 682.

3

Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 13.


(15)

mendesak kemudian dapat merespon dengan menyelesaikan masalah- masalah melalui ide- ide yang baru yang berbeda dengan orang lain.

Menurut Mead yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan bahwa kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang yang menyebabkan ia mencipta sesuatu yang baru baginya.4

Sedang menurut Slameto dalam buku “Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa: Kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.5

Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami pengertian kreativitas, peneliti mengambil beberapa di antaranya, menurut SC. Utami Munandar (1977):

Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur- unsur yang ada. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Pengertian lainnya ialah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta mengolaborasi (mengembangkan, memperkaya memperinci suatu gagasan). 6

Maksud dari kreativitas di atas adalah kreativitas itu bukan penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya bukan bagi orang lain.

Beberapa definisi kreativitas menurut para ahli sebagai berikut:

1. James J. Gallagher (1985) menyatakan “kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhinya akan melekat pada dirinya.

2. Supriadi (1994) mengutarakan bahwa “kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

4

Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1991), cet. 1, h. 174.

5

Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 145.

6

S.C.U Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Ssekolah, (Jakarta:Grasindo, 1992), h. 47-50.


(16)

berupa gagasan atau karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

3. Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa “kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

4. Sementara itu Chaplin (1989) mengutarakan bahwa ”kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam pemecahan masalah- masalah dengan metode- metode baru.7 Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang baru baik itu berupa gagasan, maupun karya nyata, metode ataupun produk baru yang digunakan oleh seseorang dalam memecahkan suatu masalah.

Kreativitas mengajar didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar. Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan dikelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman yang sesungguhnya.

Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu respon kreatif dalam mengajar bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi. Kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dan memungkinkan ide-ide yang sebelumnya tidak berhubungan sehingga memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu permasalahan dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.

7

Yeni Rachmawati, Euis Kurniat, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 13- 14.


(17)

2. Ciri- ciri dan Fase- fase Kreativitas

Ciri- ciri orang yang kreatif menurut Sound (1975) yang dikutip oleh Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan dengan ciri- ciri sebagai berikut:

1. Hasrat keingintauan yang begitu besar 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3. Panjang akal

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas 8. Berfikir fleksibel

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memerikan jawaban yang lebih banyak

10.Kemampuan membuat analisis dan sintesis 11.Memiliki semangat bertanya serta meneliti 12.Memiliki dayaabstrak yang cukup baik

13.Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.8

Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan yang dikutip oleh Slameto, yaitu Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati beliau hanya menambahkan beberapa ciri- ciri orang kreatif yaitu : Antusias, Cerdas, Gigih, Cakap, Dinamis, Mandiri, Percaya diri, Penuh daya cipta, Bersemangat.9

Dari beberapa pendapat yang disebutkan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kepribadian orang kreatif dapat diketahui dari sifat-sifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kreatifitas dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan pembelajaran kreatif maksudnya pembelajaran yang membuat pemikiran

8

Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 147- 148.

9

Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 15- 17.


(18)

yang dapat disampaikan kemudian digunakan dalam kehidupan. Pembelajaran tersebut dapat disebut belajar yang sukses, yakni mengajar hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang mantap atau tahan lama dan yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam hidupnya nanti.

Ada pula hasil belajar yang tahan lama, yakni jika hasil-hasil meresap ke dalam pribadi anak, jika bahan pelajaran dipahami benar-benar, jika yang dipelajarinya sungguh-sungguh mengandung arti bagi hidup peserta didik.

Merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru untuk dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, agar kita dapat mengajar dengan sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari adanya perubahan dari tingkah laku anak menuju kesempurnaan. Pengajaran dikatakan sukses apabila:

a. Hasilnya mantap/tahan lama dan dapat digunakan oleh si pelajar dalam hidupnya.

b. Anak- anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh kepercayaan diberbagai situasi dalam hidupnya. 10

Mengandung arti bagi hidup anak.

Peneliti merumuskan definisi operasioanal dari kreativitas mengajar guru ialah kemampuan atau sikap pengajar dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan ciri-ciri kepribadian orang kreatif.

Tiga prinsip atau cara yang dapat digunakan oleh guru yang ingin mengajar anak supaya lebih bersifat kreatif :

1. Mengakui dan menyadari potensi-potensi kreatif anak. 2. Menghormati pertanyaan dan ide-ide mereka.

3. Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang

bersifat provokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu dan khayal.11 Dalam pelaksanaan pembelajaran kreatifitas tersebut, guru harus dapat memahami perbedaan potensi yang ada pada masing- masing siswa, karena

10

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993) cet.ke- 5, h. 3.

11

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 228-249.


(19)

setiap siswa mempunyai kemampuan dan cara berpikir yang berbeda-beda. Sesuai dengan salah satu ciri orang kreatif yaitu dapat mengatasi hal yang sulit, guru dituntut untuk dapat mengelola kelas agar siswa pun dapat belajar dengan tenang sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajarnya. Pada zaman Nabi Muhammad saw pun guru sudah memiliki peranan yang sangat penting, seperti dalam segala kegiatan Nabi Muhammad saw. Guru itu diturutsertakan juga sebagai utusan kedaerah-.daerah yang baru masuk islam. Guru- guru itu diutus untuk menyiarkan agama baru, seperti perutusan Mu’az bin Jabal kenegri Yaman. Dengan kata lain, mereka menjadi duta-duta Nabi ke negara tersebut untuk menyampaikan putusan-putusan Nabi Muhammad saw.

Dalam konteks sekolah, perkembangan kreatifitas anak bukan hanya bergantung pada guru-guru, tetapi juga pada pemimpin-pemimpin terutama kepala sekolah, penilai-penilai sekolah. Setiap anak berhak untuk

mengembangkan potensi-potensi kreatifnya dengan

sesempurna-sempurnnya.

Sedangkan menurut Amal Abdus proses pengambilan atau penerimaan suatu pemikiran dan kreatifitas baru dapat didefinisikan secara umum dengan proses rasionalisasi yang dilalui oleh seorang individu, atas dasar ini fase penentuan dan pengembangan kreativitas itu terdiri dari lima fase penting yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Fase kesadaran berfikir

Dalam fase ini, seseorang mendengar atau mengetahui suatu pemikiran yang baru untuk pertama kali.

b. Fase memperhatikan suatu pemikiran yang kreatif

Dalam fase ini, akan lahir keinginan untuk mengetahui realitas-realitas berfikir kreatif dalam diri sesorang dan berusaha menambah berbagai wawasan. 12

12

Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.


(20)

c. Fase penilaian

Dalam fase ini, seseorang memberikan penilaian terhadap suatu pemikiran yang tercipta, atau kreativitas.

d. Fase berekspermen praktis

Dalam fase ini, seseorang menggunakan pemikiran kreatif dalam lingkup yang sempit.

e. Fase pengambilan

Seseorang mengakhiri fase ini dengan ketetapan untuk mengambil pemikiran kreatif tersebut yang kini menjadi suatu kreativitas yang baru, karena ia merasa puas dengan manfaat dan faedahnya.13

3. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitas siswa.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati akan mengemukakan tujuh bidang- bidang pengembangan kreatifitas guru yakni:

1) Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya) Pengembangan kreatifitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya kreatifitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik, tetapi juga kemampuan kognitif anak.

2) Pengembangan kreativitas melalui imajinasi

Imajinasi yang dimaksud adalah kemampuan berfikir divergen seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya dan multiperspektif dalam proses merespon suatu stimulasi dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari- hari.

13

Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.


(21)

3) Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi

Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. 14

4) Pengembangan kreativitas melalui eksperimen

Eksperimen yang dimaksud disini adalah mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu itu dapat terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dalam kegiatan tersebut.

5) Pengembangan kreativitas melalui proyek

Metode yang bisa digunakan salah satu di antaranya adalah metode proyek. Metode proyek ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan pendalaman tentang suatu topik pembelajaran yang diminati satu atau beberapa anak.

6) Pengembangan kreativitas melalui musik

Musik merupakan sesuatu yang nyata dan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia. Seorang anak yang kreatif antara lain tampak pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasi anak.

7) Pengembangan kreatifitas melalui bahasa

Mereka sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan

dialog dengan yang lain. Sebagian anak mengalami kesulitan

mengungkapkan perasaan dengan kata- kata dan menunjukkannya dengan perbuatan. Dapat dilakukan melalui kegiatan mendongeng, sosiodrama, mengarang cerita dan puisi. 15

14

Amal Abdus salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.

15

Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 52-65.


(22)

Menurut bidang-bidang pengembangan kreativitas yang disebutkan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang-bidang kreatifitas itu mencakup menciptakan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek, musik, dan bahasa, dan diharapkan seorang pendidik dapat mengembangkan kreatifitas dalam bidang-bidang tersebut agar siswa dapat mengeluarkan potensi yang dimilikinya.

4. Fungsi Kreatifitas

Kreatifitas memiliki fungsi yang sangat penting karena berbagai hal, diantaranya untuk:

a. Mewujudkan diri sebagai kebutuhan pokok dalam hidup manusia (Maslaw: 1968)

b. Mencari solusi-solusi untuk pemecahan masalah

c. Memberikan kepuasan individu

d. Meningkatkan kualitas hidup.16

Sudah sangat jelas bahwa fungsi-fungsi di atas merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan, oleh karena itu kreativitas dibutuhkan untuk memecahkan atau memberi solusi atas persoalan-persoalan tersebut, dengan fungsi yang telah disebutkan di atas maka setiap individu dapat menikmati kehidupan secara normal dan bahagia.

5. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa

Pendidik atau guru ialah orang yang memikul pertangungjawaban untuk mendidik. Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik sebab pendidikan merupakan suatu perbuatan sosial, perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan

16

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 45-46.


(23)

perkembangan pribadi anak didik menuju pribadi dewasa susila. Pribadi dewasa susila itu sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

a) Mempunyai individualitas yang utuh b) Mempunyai sosialitas yang utuh

c) Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan

d) Bertindak sesuai norma dan nilai-nilai itu atas tanggung jawab sendiri demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang lain.17

Lebih lengkap lagi makna guru yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, maknanya adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. 18

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seorang guru diharapkan memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan, Serta dalam menyampaikan pelajaran dikelas guru pun harus memiliki kecerdasan yang tinggi sesuai dengan ciri-ciri guru kreatif.

Dihubungkan dengan pengertian kreatifitas pada uaraian terdahulu maka kreativitas mengajar guru ialah kemampuan seseorang yang berprofesi sebagai pengajar profesional dalam menciptakan suasana yang membuat murid merasa nyaman agar proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.

Secara khusus S.C.U. Munandar mengemukakan guru kreatif memiliki peran yang signifikan dalam mendorong keberhasilan siswa menjadi kreatif, diantaranya adalah :

a. Melakukan penyesuaian emosional dan sosial anak terhadap

perkembangan kepribadiannya

17

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 249- 251.

18

Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), cet. 5,.h. 356- 371.


(24)

b. Kunci kegiatan belajar siswa yang berhasil guna (efektif) terutama pada tingkat sekolah dasar

c. Mempersipakan siswa untuk belajar seumur hidup

d. Guru lebih banyak memberikan tantangan dari pada tekanan dalam belajar

e. Memperhatikan hasil belajar melalui proses belajar f. Guru memberikan umpan balik dari pada penilaian g. Menyediakan beberapa alternatif strategi belajar h. Menciptakan suasana kelas kondusif.19

Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk menjadikan siswa kreatif seperti yang telah disebutkan di atas karena guru yang kreatif maka akan menghasilkan siswa yang kreatif pula.

6. Indikator Kreativitas Mengajar Guru

1) Guru dapat menciptakan metode dan media yang dapat membuat anak bersemanagat dalam belajar.

2) Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa.

3) Mengembangkan program membaca yang baik

4) Terapkan teknik pemecahan masalah 5) Lakukan penilaian yang berbeda

19

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 60- 67.


(25)

B. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi dan belajar. Dibawah ini akan dibahas pengertian dari masing-masingnya.

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan dan sebagainya). 20

Prestasi belajar menurut Zakiah Daradjat prestasi adalah nilai yang dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat, dengan maksud untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan murid-murid mencapai puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran.21

Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh W. J. S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha memperoleh suatu kepandaian.22

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, para ahli akan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:

a). Hilgard dan Bower, mengemukakan belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.

b). Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

c). Morgan, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d). Witherington, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola dari

20

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1988), cet 1 h. 700.

21

Zakiah Daradjat, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 118.

22

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3, h. 82.


(26)

pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.23

Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.24

Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.25

Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri yang mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.26

Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan oleh penulis pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari berbagai hasil yang telah dicapai maka terkumpulah data yang menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai raport yang baik menggambarkan prestasi yang baik hal ini merupakan perwujudan dari ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Namun tak selamanya anak yang cerdas akan mendapatkan nilai yang baik, karena banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak.

23

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-23, h. 84.

24

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1997), cet ke- 1, h. 49. 25

Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 2.

26

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1, h. 12-13.


(27)

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung keberhasilan yang dicapai dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor keluarga, lingkungan, ekonomi bahkan faktor yang timbul dari dirinya sendiri, dan semua faktor itu saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Syaiful Bahri juga mengklasifikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua bagian, yaitu:

a. Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu:

1) Faktor- faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain sebagainya.

2) Faktor- faktor sosial, seperti suasana ribut yang dapat menggangu konsentrasi belajar.

b. Faktor- faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok, yaitu: 1). Faktor Psikologi, seperti kondisi psikologis dan kondisi panca

indra.

2). Faktor Fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. 27

Sedangkan menurut Zikri Neni Iska dalam buku “Psikologi Pengantar Memahami Diri dan Lingkungan” beliau merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua faktor, yaitu:

1) Internal atau Dalam, yakni:

a. Faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra. a) fisik mempengaruhi prestasi belajar karena jika fisiknya tidak

sehat maka belajarnya pun akan terganggu karena tidak konsentrasi.

b)Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing. Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan

27 Syaiful Bahri Djamarah,

Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1, h. 142-143.


(28)

mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami kesulitan.

b. Faktor psikologi yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognisi.

a) Bakat

Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu latihan.

b) Kecerdasan

Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional, oleh karena itu kecerdasan tidak dapat diamati secara langsung melainkkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan menifestasi dari proses berpikir rasional.

c) Minat

Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari atau disukai.

d) Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi mempunyai tiga aspek yaitu: (1) keadaan terdorong dari diri organisme yaitu kesipan bergerak karena kebutuhan, (2) prilaku yang timbul dan terarah karena kedaan, (3) tujun yang dituju oleh prilaku tersebut. 28

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Zikri Neni di atas, Slameto menambahkan faktor- faktor internal, yaitu:

28

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother, 2008), cet ke- 2, h.84- 85.


(29)

a. Perhatian

Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

b. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkah tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

c. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.29

2. Ekternal atau luar, yakni:

a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial a) Lingkungan alam

Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat belajar anak misalnya pada musim hujan anak- anak malas untuk pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir. b) Lingkungan sosial

Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor lingkungan sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah, masyarakat, dan lingkungan keluarga.

Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa. Syah menjelaskan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi

29

Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 56- 59.


(30)

aktifitas belajar siswa karena mereka tidak menemukan teman belajar atau berdiskusi.

Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak demograsi keluarga (letak rumah) semua akan memeberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa, sedangkan yang terakhir adalah faktor lingkungan sekolah di mana siswa itu dididik.30

Sedangkan Alisuf Sabri menambahkan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar yaitu: a. Faktor- Faktor Instrumental

faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar.

b. Faktor- Faktor Kondisi Internal Siswa

faktor kondisi siswa diuraikan atas dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.

Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama pengelihatan dan pendengarannya.

Adapun faktor psikologis adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan- kemampuan kognitif, kemampuan persepsi dan dasar pengetahuan yang dimiliki siswa. 31

Setelah melihat penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu faktor internal dan eksternal serta faktor instrumental yang berupa gedung sekolah, media yang digunakan, kurikulum serta strategi dalam mengajar.

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke- 7, h. 135.

31

M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 59- 60.


(31)

3. Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar

Pembahasan bagaimana meningkatkan prestasi beajar siswa

merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan belajar siswa sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor- faktor itu meliputi dirinya. Apakah faktor- faktor itu berada pada kondisi yang positif (cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif.

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa jika kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam kondisi positif, baik faktor internal, eksternal maupun faktor pendekatan belajar maka seorang siswa dapat dipastikan akan memperoleh keberhasilan dalam belajarnya dan menjadi siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat dipastikan siswa tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.

Kondisi di mana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar.

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau presatsi belajarnaya. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa seperti berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk sekolah.32

Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

1) Diagnosis kesulitan belajar

Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

32


(32)

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.

b. Memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kegaiatan belajar.

d. Memberikan tes diagnostik di bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesuitan belajar.

2) Menganalisis hasil diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti. 3) Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikkan. Bidang- bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.

b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.

c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun orang tua.

d. Menyusun program remedial.33

Dalam hal menyusun program pengajaran dan perbaikkan, sebelumnya guru perlu menetapkan hal- hal sebagai berikut:

33


(33)

a.Tujuan pengajaran remidial b.Materi pengajaran remedial c.Metode pengajaran remedial d.Alokasi waktu pengajaran remedial

e.Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

4) Melaksanakan program perbaikkan

Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan di mana saja, asal tempat itu memunginkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran remedial tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka mendayagunakan ruang BP tersebut.34

Alisuf Sabri menambahkan sedikit tentang cara mengatasi kesulitan belajar yaitu:

a. Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar. b. Menela’ah atau menetapkan status siswa.

c. Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar. d. Mengadakan perbaikan.35

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar bukan berarti bermasalahnya seluruh faktor yang mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa menajadi anak yang tidak berprestasi di bidang akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.

4. Cara Penilaian Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat diukur dan dinilai melalui berbagai macam alat evaluasi yang beragam. Peneliti akan menguraikan sebagai berikut:

34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan……., h. 178 35


(34)

1) Jenis alat evaluasi a. Teknik non tes

Teknik non tes terdiri dari beberapa bentuk yaitu skala likert, kuisioner/angket, daftar cocok, wawancara, pengamatan dari riwayat hidup.

b. Teknik tes

Berdasarkan kegunaan untuk mengukur prestasi siswa terdiri dari 3 macam yaitu: diagnostik, formatif dan sumatif tes diagnostik ialah pemeriksaan untuk menemukan bantuan yang tepat kepada obyek dalam hal ini siswa, tes formatif ialah tes yang diterapkan setelah mengikuti suatu program tertentu, tes dapat berbentuk ulangan harian. Adapun tes sumatif ialah tes yang dilakukan pada akhir pokok bahasan, tes ini berbentuk ulangan umum.36

2) Bentuk- bentuk tes berdasarkan ranahnya a. Ranah kognitif

Bentuk tes dalam ranah ini terdiri dari dua yaitu tes tertulis dan tidak tertulis. Tes tertulis terdiri dari dua macam yaitu tes subyektif pada umumnya berbentuk esai (uraian) dan tes obyektif berbentuk benar salah, pilihan ganda dan menjodohkan.

b. Ranah afektif

Dapat berbentuk skala likert (pernyataan yang diikuti oleh 5 respon yang menunjukkan tingkatan, skala pilihan ganda), skala thurstone (jawaban yang menunjukkan tingkat), skala Guttman ¾ pernyataan yang masing- masing harus dijawab ya atau tidak. 37

c. Ranah psikomotorik

Berupa matriks yang menggunakan tabel kebawah menyatakan perincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur sedangkan kekanan skor yang dapat dicapai.

36

Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet-6, h. 25-41.

37


(35)

Alat evaluasi yang tersebut diatas dapat dipergunkan oleh para guru sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa. Serta dapat diketahui bahwa setiap ranah dapat dievaluasi dengan beberapa bentuk tes atau non tes yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Indikator Prestasi Belajar Indikator prestasi belajar adalah:

1. Pengetahuan anak yang diperoleh dari penguasaan materi dan 2. kecerdasan anak dapat diukur dengan test dan perubahan tingkah

laku.

3. Kebiasaan dalam kemajuan belajar.

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis a. Kerangka Berfikir

kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar yang dapat menciptakan suasana kondusif sehingga membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dan menghubungkan ide-ide yang sebelumnya tidak dihubungkan sehingga memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu permasalahan dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.

Makna guru ialah seorang yang berprofesi sebagai pengajar yang membimbing muridnya untuk memahami suatu ilmu pengetahuan dan menguasai keterampilan pada suatu daerah tertentu. Secara umum guru memiliki peran di kelas yang sangat luas, ini merupakan bagian dari tanggung jawab keilmuannya, demikian pula secara khusus untuk memupuk bakat dan kreatif siswa. Guru sebagai pemimpin di kelas dituntut untuk dapat mengelola kelas dengan baik, agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara aktif, efektif, dan kondusif.


(36)

Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran dan penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan terhadap mata pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan nilai test dan angka. Walupun prestasi belajar secara umum mewakili segi kognitif namun bukan berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan lebih dari itu, yakni mengandung unsur normatif didalamnya terdapat nilai sehingga siswa tidak hanya mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu pengetahuan saja tetapi juga kecakapan dan keterampilan. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak lepas dari peran guru yang mampu memotivasi dan menciptakan suasana belajar yang harmonis, kondusisf dan menyenangkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, maka perlu diadakan pengukuran dan penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu hasil dari evaluasi tersebut akan lebih akurat. Dalam menginformasikan prestasi siswa dan data-data tersebut dioalah menjadi raport sebagi laporan kepada orang tua. Dengan demikian peneliti membuat kesimpulan sementara bahwa untuk menghasilkan pestasi siswa yang tinggi maka perlu kiranya bagi guru untuk mengasah kemampuan kreatifitasnya semaksimal mungkin.

b. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa kelas IX SMPN 2 Cireunde Kota Tangerang Selatan.


(37)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Peneliitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat di pertangungjawabkan kebenarannya.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel (X) Kreatifitas mengajar guru

Kreatifitas mengajar guru di sini adalah kemampuan guru dalam mengajar agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan tenang dengan menciptakan ide-ide baru yang dapat membuat siswa merasa tertantang dalam belajar. Variabel ini disebut variabel bebas yaitu variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel lain.

2. Variabel (Y) Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar disini adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah


(38)

laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Variabel ini disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.1 Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau accessible population. Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai semple yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang ada diwilayah Tangerang. Populasi terjangkau yang hanya 80 orang siswa kelas IX dari enam kelas yang dijadikan populasi hanya dua kelas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal.2

Teknik pengmbilan sempel yang dipergunakan adalah teknik sampel random yaitu bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak mengambil sampel yang besar atau jauh. Teknik ini dapat digunakan karena pengambilan sempelnya dilakukan secara acak, sehingga semua siswa bisa menjadi responden. Sampel ini digunakan untuk penentuan siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan menjadi responden, sehingga didapat 30 orang siswa tersebut terpilih sebagai sampel karena mereka termasuk kedalam sempel yang terpilih secara acak dari sembilan kelas IX hanya diambil dua kelas saja.

1

S. Margono, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118 2

Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v, h. 107.


(39)

No. Kelas Populasi Sampel

1. A 40 15

2. B 40 15

Jumlah 80 30

Sampel : Sampel diambil dengan jumlah populasi dengan menggunakan teknik random sampel dengan mengambil 37,5% dari jumlah populasi yang ada.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik, antara lain:

1. Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala- gejala yang diselidiki di Tangerang, observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti dilokasi tersebut.

2. Angket

Angket yaitu pengumpulan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data angket disebarkan kepada para siswa untuk diisi dan kemudian hasilnya dianalisis. Analisis ini ditunjukan untuk mencari peranan kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup.

3. Wawancara

Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan.


(40)

dengan menggunakan panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.3

4. Dokumentasi

Pencarian data-data/hal-hal/variabel yang berupa catatan, traskip, buku, leger dan sebagainya.4 Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati rata- rata nilai rapoort siswa kelas IX sebagai data penilaian.

E. Teknik Analisis Data

Peneliti memilih instument berupa angket yang dimensi variabelnya bersadarkan pembahasan tentang ciri- ciri orang kreatif menurut Slameto dan Reni Rachmawati menurut mereka ciri- ciri orang kreatif itu tampak dari sifat- sifat yang muncul pada tindakan dan pekerjaannya. Sedangkan indikator variabelnya berdasarkan implementasi dari dimensi. Untuk memudahkan peneliti menentukan tingkat kreatifitas mengajar guru, karena para guru dimungkinkan akan masuk katagori orang kreatif jika sesuai dengan ciri- ciri kepribadian orang kreatif. Adapun kisi- kisi instrumen angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah

Kreatifitas mengajar guru

1) Rasio  Sudah memiliki

persiapan sebelum mengajar

 Dapat menjelaskan pelajaran dengan jelas

 Dapat

menumbuhkan antusia belajar

1,2,5

3,7,8,14,19

4,9,15,20

3

5

4

3

Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v, h. 70-83.

4


(41)

2) Pengindraan

3) Perasaan

siswa  Dapat

menggunakan metode yang sesuai dengan materi

 Dapat menciptakan media yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa

 Dapat

menghasilkan ide- ide untuk

memecahkan suatu masalah

 Mampu

beradaptasi dengan siswa

 Dapat

berkomunikasi baik dengan orang tua murid

12

11,13

6,16,18,24

10,17,23

28

1

2

4

3


(42)

Untuk setiap pertanyaan pada kuesioner mengungkap peranan kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar terdiri dari lima jawaban dengan scorsing sebagai berikut:

Pernyataan Positif Negatif

Selalu (S) 4 1

Sering (S) 3 2

Kadang- Kadang (KK) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden berdasarkan sample, Anas Sudijono mengatakan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang diolah dalam bentuk tabel frekuensi dan prosentase dengan menggunakan rumus “product moment” yang berguna untuk mencari korelasi antara dua variabel, yaitu:

rxy

=

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N           Penjelasan :

rxy

= Angka Indeks Korelasi “r” product moment N = Number of cases

Ʃxy = Jumlah hasil perkalian anatara skor X dan skor Y

Ʃx = Jumlah dari skor X


(43)

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel X (kreatifitas mengajar guru) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti diantara dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memeriksa nilai “r” Product Moment pada taraf signifikansi 5% jika rtabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis alternatif disetujui atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. 5

Kesimpulannya ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ada hubungannya atau dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kreatifitas mengajar guru.

5

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987), h. 206.


(44)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum (wakabid kurikulum) SMPN 2 KOTA TANGSEL diperoleh keterangan bahwa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan didirikan sejak tahun 1974.

SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan Cirendeu Tangerang Selatan letaknya sangat strategis, karena dilalui oleh kendaraan umum sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SMPN 2 Kota Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non akademik. Dan tamatannyapun banyak yang melanjutkan sekolah pada jenjang berikutnya baik di MAN, SMK, SMU, PESANTREN, dan lain-lain bahkan sampai perguruan tinggi pun seringkali mendominasi baik di bidang osis maupun prestasi belajarnya.

Kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII


(45)

sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan 1)Visi Sekolah

“UNGGUL DALAM PRESTASI, SOPAN SANTUN DALAM PERILAKU“

Indikator Visi:

a. Unggul dalam pengembangan kurikulum

b. Unggul dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan c. Unggul dalam proses pembelajaran

d. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan e. Unggul dalam mutu lulusan

f. Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah

g. Unggul dalam penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan h. Unggul dalam pengembangan penilaian

i. Unggul dalam budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa.

2) Misi Sekolah

a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.

b. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.

c. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.

d. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan efektif.

3. Tujuan Sekolah

Pada tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan diharapkan:

a. Memiliki dan mampu melaksanakan perangkat pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran dan tingkatan/kelas dengan kriteria baik.


(46)

b. Memiliki dan mampu melaksanakan sistem penilaian yang baik dengan alat, bentuk dan model penilaian yang teruji validitas dan reliabilitasnya.

c. Memiliki dan mampu melaksanakan kurikulum Muatan Lokal (Mulok) yang

sesuai dengan kekhasan daerah.

d. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang professional dan kompeten pada bidangnya.

e. Memiliki dan mampu melaksanakan model supervisi dan evaluasi yang handal terhadap kinerja guru dan tenaga kependidikan.

f. Memiliki dan mampu melaksanakan proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

g. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.

h. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model evaluasi pembelajaran beserta perangkat/alat evaluasi yang handal dan valid.

i. Memiliki dan mampu melaksanakan penggunaan bahan ajar dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

j. Memiliki dan melaksanakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

k. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

l. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

m. Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk

meningkatkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

n. Memiliki dan mampu melaksanakan strategi yang handal untuk

meningkatkan pencapaian standar kelulusan.

o. Memiliki dan mampu melaksanakan secara baik manajemen berbasis sekolah.

p. Memiliki prestasi akademik dan non akademik yang menonjol di tingkat Kabupaten Tengerang/Provinsi Banten.


(47)

r. Memiliki dan mampu menggunakan jaringan informasi secara efektif dan efisien melalui website sekolah.

s. Memiliki jalinan kerja dengan penyandang dana dalam rangka penggalangan dana dari berbagai sumber, penciptaan usaha-usaha, menuju terlaksananya sistem subsidi silang.

t. Memilkiki budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa serta terbinanya budaya salam, salim, dan senyum (3S).

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Tabel 1

Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin

No. Personal L P Jumlah

1. Guru PNS 54 1 55

2. GTT 2 11 13

3. GBS - 3 3

4. Pegawai PNS 4 3 7

5. PTT 6 5 11

6. PSR 6 3 9

7. STP 7 4 11

8. Bagian Kesiswaan 1 - 1

9. Bagian Komputer 1 - 1

10. Bagian Persurataan 1 - 1

Keterangan:

PNS : Pegawai Negeri Sipil PSR : Pesuruh

PTT : Pegawai Tidak Tetap (Honorer) STP : Satpam


(48)

5. Keadaan Siswa Secara Umum

Tabel 2

Keadaan Siswa Secara Umum

Tingkat/ Kelas

Rombongan Belajar

Jumlah Murid Mutasi

Jumlah Keseluruhan

L P Jumlah

Keluar Masuk

Jumlah

L P L P

VII 9 18

3 18

7 370 - - - 370

VIII 9 20

3 15

7 340 - - 2 1 3 343

IX 10 19

8 18

7 385 - - - 385

Jumlah 29 58

1 54

9

1.095 2 1 3 1.098

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 3

Sarana dan Prasarana Secara Umum

NO PERTELAAN

KEPEMILIKAN

BANGUNAN LUAS

BANGUNAN (M2)

KETERANGAN MILIK

SENDIRI MENUMPANG

1 Ruang Belajar 28 7 x 8 Baik

2 Ruang Kepala

Sekolah 1 7 x 7

Baik

3 Ruang Wakil

Kepsek 1 7 x 8

Baik


(49)

5 Ruang Tata

Usaha 1 7 x 8

Baik

6 Ruang BP 1 7 x 7 Baik

7 Kantin

Sekolah 3 8 x 4

Baik

8 Ruang

Koperasi 1 4 x 5

Baik

9 Ruang OSIS - 4 x 7 -

10 Ruang

Musholla 1 8 x 12

Baik

11

Kamar Mandi/WC Guru

1 3 x 3

Baik

12

Kamar Mandi/WC Siswa

14 2 x 2

Baik

13 Ruang

Gudang 1 3 x 7

Baik

14 Ruang Makan

Guru 1 3 x 7

Baik

15 Ruang

Perpustakaan 1 8 x 15

Baik

16 Laboratorium

Komputer 1 8 x 15

Baik

17 Laboratorium

IPA 1 8 x 15


(50)

18 Laboratorium

Bahasa 1 8 x 15

Kurang Baik

19 Lapangan

Basket 1 12 x 25

Baik

20 Lapangan

Upacara 1 15 x 25

Baik

21 Lapangan

Futsal 1 15 x 25

Baik

B.

Deskripsi data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh

data mengenai kreatifitas mengajar guru dan prestasi belajar siswa, dan

setelah diolah dan dilakukan tabulasinya akan dianalisa dengan analisis

tabel berikut:

C.

Analisis dan Interprestasi Data

1. Analisis data Kreatifitas mengajar guru

Kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Tangerang Selatan dapat

digambarkan dalam tabel dengan analisanya sebagai berikut:

Tabel 4

Guru menanamkan rasa gemar membaca siswa

No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

1. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

15 11 3 1

50% 36,7%

10% 3,3%


(51)

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (86,7%) guru menanamkan rasa gemar membaca siswa, hal ini dapat dilihat ketika guru memerintahkan siswa untuk membaca kembali materi yang telah dibahas dikelas, sebagian lainnya kadang pernah menanamkan rasa gemar membaca (10%) yang tidak pernah menanamkan rasa gemar membaca presentasinya sedikit (3,3%) karena sebagian besar guru memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa gemar membaca pada siswa.

Tabel 5

Guru menjelaskan pelajaran dengan melihat buku No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

2. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

9 12

6 3

30% 40% 20% 10%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (70%) menjelaskan pelajaran dengan melihat buku hal ini terlihat ketika guru menerangkan materi di dalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah melihat buku (20%) yang tidak pernah melihat buku dalam menjelaskan pelajaran presentasinya sedikit (10%) karena sebagian besar guru mengajar melihat buku panduan.

Tabel 6

Guru menjelaskan pelajaran dengan jelas

No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

3. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

13 13 4

-

43,3% 43,3% 13,3%


(52)

Jumlah (N)

30

100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar guru (86,6%) menjelaskan pelajaran dengan jelas hal ini terlihat dari pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru di dalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah menjelaskan dengan jelas (13,3%) yang tidak pernah menjelaskan pelajaran dengan jelas presentasinya tidak ada (0%) karena seluruh guru menjelaskan materi dengan jelas.

Tabel 7

Guru bersemangat dalam menjelaskan pelajaran No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

4. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang e. tidak pernah

14 6 9 1

46,7% 20% 30% 3,3%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar guru (66,7%) bersemangat dalam menjelaskan pelajaran hal ini dapat terlihat dari antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang-kadang bersemangat (30%) yang tidak pernah bersemangat dalam menjelaskan pelajaran presentasinya sedikit (3,3%) karena jika gurunya tidak bersemangat maka siswanya pun tidak akan bersemangat dalam belajar.

Tabel 8

Guru menyenangkan setiap mengajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

5. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang

13 11 6

43,3% 36,7% 20%


(53)

d. tidak pernah - -

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru (80%) menyenangkan setiap mengajar terbukti dari siswa yang senang dalam mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang-kadang menyenangkan (20%) guru yang tidak menyenangkan dalam mengajar presentasinya tidak ada (0%) karena jika guru tidak menyenangkan maka siswa tidak akan memperhatikan penjelasan yang guru.

Tabel 9

Guru bertanya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

6. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

12 10 4 4

40% 33,3%

13,3% 13,3%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru (43,3%) bertanya apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar hal ini terlihat ketika di dalam kelas guru bertanya pada siswa yang belum memahami materi, sebagian lainnya kadang-kadang (13,3%) guru yang tidak pernah menanyakan kesulitan siswa presentasinya sama dengan yang kadang-kadang (13,3%) karena jika siswa belum memahami materi maka akan sulit memahami materi selanjutnya.


(54)

Tabel 10

Penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

7. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

12 11 5 2

40% 36,7% 16,7% 6,6%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (76,7%) penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup terlihat dari pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, sebagian lainnya kadang pernah merasa cukup (16,7%) yang tidak pernah merasa cukup dengan penjelasan yang guru berikan presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian kecil siswa ada yang belum memahami penjelasan guru.

Tabel 11

Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jelas

No. Alternatif Jawaban Frekuensi presentase

8. a. selalau b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

15 8 5 2

50% 26,7% 16,7% 6,6%

Jumlah (N)

30

100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru (76,7%) menjawab pertanyaan siswa dengan jelas terlihat dari pengetahuan yang diterima dari penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian lainnya kadang pernah menjawab pertanyaan dengan jelas (16,7%) guru yang tidak pernah menjawab pertanyaan dengan jelas presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian kecil guru tidak memilki wawasan yang luas untuk menjawab soal.


(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 A 4 2 4 4 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 78

2 B 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 1 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 78

3 C 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 1 4 4 4 79

4 D 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 1 4 2 4 2 4 3 4 3 2 4 2 4 1 77

5 E 4 4 3 4 2 3 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 1 4 2 4 3 2 78

6 F 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 3 80

7 G 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2 77

8 H 3 4 4 2 3 4 3 4 2 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 1 78

9 I 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2 1 4 4 2 3 4 4 2 4 4 80

10 J 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 3 2 4 3 4 4 1 3 4 4 3 1 4 3 2 79

11 K 2 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 4 4 4 2 1 78

12 L 4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 80

13 M 4 2 3 3 2 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 1 4 2 3 2 76

14 N 3 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 3 4 4 80

15 O 3 3 4 2 4 2 1 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 2 3 4 77

16 P 4 2 3 3 4 1 2 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 81

17 Q 4 3 3 4 2 4 4 1 2 3 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 78

18 R 3 4 4 2 3 1 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 1 3 3 77

19 S 2 3 4 4 2 4 4 4 1 2 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 78

20 T 1 4 3 4 3 2 4 2 4 1 3 3 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 77

21 U 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 77

22 V 4 2 4 2 4 1 3 4 3 3 4 2 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 1 4 2 76

23 W 3 3 4 2 3 4 1 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 77

24 X 4 1 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 2 4 1 3 4 3 4 3 4 2 3 4 2 76

25 Y 4 1 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 79

26 Z 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 1 3 4 4 2 4 1 3 2 4 78

27 AA 3 3 2 1 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 2 2 75

28 BB 2 1 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 1 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 78

29 CC 3 4 3 4 2 4 3 4 2 2 3 1 3 4 4 4 3 2 1 4 1 4 3 4 4 76

30 DD 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 1 3 4 3 4 2 4 4 80

2338 Analisis Item Untuk Skor Variabel Kreatifitas Mengajar Guru

Jumlah

No Nama

Soal


(2)

X Y X2 Y2 XY

78 78 6084 6084 6084

78 76 6084 5776 5928

79 73 6241 5329 5767

77 78 5929 6084 6006

78 76 6084 5776 5928

80 76 6400 5776 6080

77 74 5929 5476 5698

78 74 6084 5476 5772

80 79 6400 6241 6320

79 78 6241 6084 6162

78 82 6084 6724 6396

80 80 6400 6400 6400

76 72 5776 5184 5472

80 82 6400 6724 6560

77 72 5929 5184 5544

81 76 6561 5776 6156

78 74 6084 5476 5772

77 77 5929 5929 5929

78 74 6084 5476 5772

77 72 5929 5184 5544

77 75 5929 5625 5775

76 77 5776 5929 5852

77 73 5929 5329 5621

76 70 5776 4900 5320

79 71 6241 5041 5609

78 76 6084 5776 5928

75 73 5625 5329 5475

78 76 6084 5776 5928

76 75 5776 5625 5700

80 78 6400 6084 6240


(3)

QUESTIONER UNTUK SISWA

Pentunjuk Pengisian Angket

1. Jawablah anket berikut dengan memeilih salah satu alternatif jawaban S, S, KK atau TP dengan menyontreng (√) jawaban yang sesuai

2. Questinor ini bertujuan ilmiah dalam rangka penyelesaian karya ilmiah/skripsi 3. Pendapat siswa/i dijamin kerahasiannya

4. Tulislah indentitas anda dengan benar pada tempat yang telah disediakan 5. Ketentuan prihal jawaban :

a. Selalu (S) = 4 b. Sering (S) = 3

c. Kadang- Kadang (KK) = 2 d. Tidak Pernah (TP) = 1

Indentitas Responden

Nama :... Kelas :... Bidang Studi :...


(4)

Kreatifitas Mengajar Guru

No Pertanyaan S S KK TP

1. Guru menanamkan rasa gemar membaca siswa

2. Guru menjelaskan pelajaran dengan melihat buku

3. Guru menjelaskan pelajaran dengan jelas

4. Guru bersemangat dalam menjelaskan pelajaran

5. Guru menyenangkan setiap mengajar

6. Guru bertanya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

7. Penjelasan yang guru berikan apakah siswa sudah merasa cukup 8. Guru menjawab pertanyaan siswa

dengan jelas

9. Guru menunjuk siswa untuk menjelaskan didepan kelas

10 Guru membuat kelompok diskusi untuk mencari solusi dalam suatu masalah

11 Guru menggunakan permainan dalam belajar

12 Guru bercerita dalam mengajar 13 Guru menggunakan gambar-gambar


(5)

14 Guru menjelaskan dengan memberikan contoh- contoh dalam belajar sehingga mudah dipahami 15 Guru membuat kelompok belajar

agar siswa aktif memperhatikan pelajaran

16 Guru menegur siswa jika tidak memeperhatikan pelajaran

17 Guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi dirumah

18 Guru memberikan tugas pekerjaan rumah

19 Tugas yang guru berikan mudah dipahami

20 Guru memberikan pujian jika siswa dapat menjawab soal

21 Guru menegur pada siswa yang malas

22 Guru mengadakan tes tentang pelajaran yang sudah dibahas

23 Guru menanyakan kepada orang tua apakah siswa belajar dirumah 24 Guru memberikan solusi jika siswa

mengalami masalah

25 Guru menghubungi orang tua jika ada siswa bermasalah disekolah


(6)

BERITA WAWANCARA

Hari/tanggal : Interviewee : Jabatan : Tempat :

1. Bagaimana cara bapak menciptakan suasana kelas yang efektif dan kondusif?

2. Menurut bapak ada hubungannya atau tidak kreatifitas mengajar guru dengan tingkat prestasi siswa, jelaskan?

3. Dalam bidang apa saja menurut bapak seorang guru itu harus kreatifitas dalam mengajar ?

4. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kreatifitas mengajar guru? 5. Apakah setiap guru diharuskan memiliki kreatifitas dalam mengajar? 6. Bagaimana upaya bapak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa? 7. Faktor- fakktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa?

8. Apakah setiap siswa memiliki prestasi yang sama disekolah?

9. Menurut bapak bagaimana cara mengatasi siswa yang pandai dan kurang pandai?