Kesepakatan POLRI dan Ikatan Notaris Indonesia INI Dalam Penegakan

BAB IV UPAYA MENGATASI KENDALA DALAM PENGAMBILAN

FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS

A. Kesepakatan POLRI dan Ikatan Notaris Indonesia INI Dalam Penegakan

Hukum Dalam pelaksanaan pemanggilan dan pemeriksaan NotarisPPAT telah ada suatu kesepakatan antara POLRI dengan Ikatan Notaris Indonesia INI yang tertuang dalam nota kesepahaman antara Kepolisian dengan Ikatan Notaris Indonesia INI No.Pol. : B1056V2006 dan Nomor : 01MoUPP-INIV2006 tanggal 6 Mei 2006, nota kesepahaman antara Kepolisian dengan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah IPPAT No.Pol. : B1055V2006 dan Nomor : 05PP-IPPATV2006 tanggal 9 Mei 2006 tentang Pembinaan dan Peningkatan Profesionalisme di Bidang Penegakan Hukum. 101 Profesionalisme itu kemudian diterjemahkan ke dalam beberapa hal, termasuk mengatur kewajiban bagi Penyidik Kepolisian Republik Indonesia POLRI. Pemanggilan Notaris harus dilakukan tertulis dan ditandatangani Penyidik. Surat panggilan harus mencantumkan dengan jelas status sang Notaris, alasan pemanggilan, dan Polisi harus tepat waktu. Pada hakekatnya, Notaris harus hadir memenuhi panggilan yang sah. Tetapi boleh saja berhalangan. Kalau demikian halnya, Polisi bisa datang ke kantor Notaris bersangkutan. Bila status Notaris adalah saksi, ia tidak perlu disumpah. Kecuali cukup alasan ia tidak bisa hadir ke depan persidangan. Dalam nota kesepahaman itu, Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah juga meminta mereka hanya bisa diperiksa oleh Penyidik, bukan Penyidik Pembantu. Kalaupun kelak akan diperiksa Penyidik 101 “Notaris Terlibat 153 Kasus Tindak Pidana”, Op. Cit., halaman 1. Pembantu, alasannya harus patut dan wajar. Tak dijelaskan apa pula ukuran kepatutan dan kewajaran dimaksud. Pada bagian lain lampiran nota kesepahaman, diatur pula klausul tentang Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah yang disangka melakukan tindak pidana berkenaan dengan akta yang dibuatnya. Sesuai Pasal 54 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Notaris berhak mendapatkan bantuan hukum. Namun point ini juga mengatur lebih lanjut hak Notaris yang jadi tersangka tadi untuk didampingi oleh pengurus Ikatan Notaris Indonesia INI atau Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah IPPAT saat diperiksa Polisi. Kalau dalam pemeriksaan tidak terbukti adanya unsur pidana, maka Penyidik “wajib menerbitkan SP3 dalam waktu secepat-cepatnya”. 102 Demikian antara lain butir-butir penting MoU POLRI dengan Ikatan Notaris Indonesia INI dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah IPPAT. Setelah setahun berjalan, sulit diperoleh informasi akurat apakah ada Notaris yang dipanggil Polisi sebagai saksi atau tersangka kasus pidana. Namun ada beberapa Notaris yang dilaporkan ke Majelis Pengawas. Badar Baraba, Ketua Bidang Pembinaan Ikatan Notaris Indonesia INI menyatakan bahwa nota kesepahaman antara Notaris dengan Kepolisian dibuat untuk melindungi profesi Notaris. Menurutnya, Notaris merupakan profesi yang terikat dengan rahasia jabatan, yang didasarkan pada kepercayaan, sehingga rahasia klien tidak boleh dibuka sembarangan. Problemnya, Kepolisian melakukan penyidikan hanya berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. “Tidak melihat undang-undang lain,” Ditambah lagi, Penyidik kerap mencari jalan singkat untuk mencari alat bukti dengan memanggil Notaris, baik sebagai saksi ataupun untuk mendapatkan akta yang diperlukan dalam penyidikan. 103 Sementara Pasal 66 Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menegaskan bahwa Penyidik wajib meminta izin dari Majelis Pengawas 102 E.N. Tamatjita, Aspek Hukum Tanda Tangan Elektronik, Hukum Online.Com, Jakarta, 2007, halaman 1. 103 Badar Baraba, Ketua Bidang Ikatan Notaris Indonesia, Kompas, Jakarta : 17 Januari 2009, halaman 8. Notaris untuk memanggil Notaris, baik untuk kepentingan penyidikan atau pengadilan. “Hal senada juga diungkapkan oleh Habib Adjie, Menurutnya, “nota kesepahaman itu merupakan tata cara atau prosedur yang harus dilakukan jika Notaris dipanggil atau diperiksa oleh Kepolisian”.” 104 Badar, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pengawas Jawa Barat ini membantah jika nota kesepahaman itu dinilai sebagai imunitas Notaris terhadap proses hukum. “Itu bukan hak istimewa,” Majelis Pengawas Notaris akan memberikan izin apabila ada kesalahan dalam pembuatan akta. “Namun dalam penggunaan akta, maka pemanggilan terhadap Notaris harus dipertimbangkan terlebih dahulu”. Keberadaan Majelis Pengawas Notaris tidak menghalangi penyidikan yang dilakukan oleh Kepolisian. “Majelis Pengawas Notaris justru menetapkan tata cara atau prosedur yang harus dilakukan jika Notaris dipanggil atau diperiksa oleh Kepolisian,” Namun perlu ada perlindungan hukum bagi Notaris sebab akta yang dibuat oleh Notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. 105 Majelis Pengawas Notaris bukan institusi pelindung Notaris, meskipun didalamnya ada unsur Notaris, tapi Majelis Pengawas Notaris adalah lembaga yang berada di luar institusi organisasi Notaris. Oleh sebab itu, Majelis Pengawas Notaris harus menjalankan tugas secara proporsional, menurut aturan hukum yang ada. Bila sekarang ini banyak Notaris yang tidak diizinkan dipanggil oleh Kepolisian atau pengadilan ialah karena menurut Majelis Pengawas Notaris secara teknik kenotariatan atau prosedur pembuatan akta, Notaris yang bersangkutan tidak melakukan penyimpangan. 104 Habib Adjie, Pengurus Ikatan Notaris Indonesia di Surabaya, Ulasan Media, 19 Januari 2009. 105 Badar Baraba, Op. Cit., halaman 8.

B. Perbandingan Pasal 66 Undang-undang Jabatan Notaris dengan Peraturan

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

6 96 116

pemanggilan notaris dalam proses penegakan hukum oleh hakim terkait akta yan g dibuatnya pasca perubahan undang undang jabatan notaris.

1 5 42

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 1 109

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEBATALAN DAN PEMBATALAN AKTA NOTARIS DALAM PRESPEKTIF UNDANG - UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 0 13

pemanggilan notaris dalam proses penegakan hukum oleh hakim terkait akta yan g dibuatnya pasca perubahan undang undang jabatan notaris. - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

BAB II KEDUDUKAN HUKUM ATAS BATASAN TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS BERDASARKAN UUJN NO. 2 TAHUN 2014 A. Karakter Yuridis Akta Notaris - Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor

0 1 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

0 0 21

Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

0 0 14

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

1 6 58

TANGGUNGJAWAB NOTARIS ATAS PEMBUATAN AKTA PARTIJ BERDASARKAN KETERANGAN PALSU MENURUT UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS SKRIPSI

0 0 12