MODAL TENAGA KERJA URAIAN TEORITIS

26

2.3 MODAL

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang- Universitas Sumatera Utara 27 ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

2.4 TENAGA KERJA

Tenaga kerja adalah pengertian tentang potensi yang terkandung dalam diri manusia yang dikaitkan dengan perdagangan di berbagai kegiatan atau usaha yang ada keterlibatan manusia, yang dimaksud adalah keterlibatan unsur-unsur jasa atau tenaga kerja. Yang biasa disebut sebagai tenaga kerja pada dasarnya adalah penduduk pada usia kerja 15-64 tahun, dan dapat pula dikatakan bahwa tenaga kerja itu adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting disamping sumber alam, modal, dan teknologi.Ditinjau dari segi umum pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa dan mempunyai nilai ekonomi yang dapat berguna bagi kebutuhan masyarakat, secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia. Tenaga kerja menurut Payaman Simanjutak adalah ”Penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Batas umum tenaga kerja adalah 10 tahun tanpa batas maksimum”. Menurut UU No.25 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang mencari pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 28 Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap untuk mencari kerja. Sedangkan yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Pengertian penduduk yang bekerja adalah : 1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus. 2. Mereka yang sebelum seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan, tetapi mereka adalah pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk bekerja, petani-petani yang tidak bekerja karena menunggu masa panen dan orang-orang yang bekerja dibidang keahlian seperti dokter, tukang pangkas dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok penganggur adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi waktu tertentu. Salah satu masalah yang biasa muncul dalam pasar tenaga kerja adalah, ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja demand for labor dan penawaran tenaga kerja supply of labor, pada suatu tingkat upah Kusumosuwidho,1981. Ketidakseimbangan itu dapat berupa lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja adanya excess supply of labor dan sebaliknya, permintaan lebih besar dibandingkan penawaran tenaga kerja kerja adanya excess demand for labor. Universitas Sumatera Utara 29 Ada dua teori penting perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan. Pertama adalah teori Lewis 1959 yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekeja di sektor lain. Ada dua struktur di dalam perekonomian negara berkembang, yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang. Menurut Lewis sektor subsisten terbelakang tidak hanya terdiri dari sektor pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran. Sektor subsisten terbelakang mempunyai kelebihan penawaran pekerja dan tingkat upah relatif murah daripada sektor kapitalis modern. Lebih murahnya biaya upah pekerja asal pedesaan akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha di perkotaan untuk memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri meodern perkotaan. Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan penawaran pekerja di sektor subsisten terbelakang akan diserap. Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja di sektor industri modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya peningkatan upah ini akan mengurangi perbedaanketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan pedesaan. Dengan demikian menurut Lewis, adanya kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaiknya kelebihan pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten ke sektor kapitalis Universitas Sumatera Utara 30 modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi ”terlalu banyak”. Teori kedua adalah Teori Fei-Ranis 1961 yang berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh. Pertama, dimana para penganggur semu yang tidak menambah output pertanian dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dan dalam hal ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang meningkat terus-menerus sejalan dengan pertambahan output dan perluasan usahanya.

2.5 LAMA USAHA