g UU Keuangan Negara termasuk dalam lingkup keuangan negara. Untuk itu perlu dibuat aturan secara tegas mengenai mekanisme pengadaan barang dan jasa pada
PTN BHPP dalam hal dana yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa tersebut berasal dari pemerintah APBN, agar pimpinan PTN BHPP tidak
mengalami keraguan dan mempunyai kepastian hukum. Merujuk pada Pasal 7 ayat 1 Keppres 80 Tahun 2003, yang menjadi
sasarannya adalah BI, BHMN, BUMNBUMD namun pada ayat 2 sasarannya diperluas dengan menyebutkan semua pengadaan barang dan jasa yang dibiayai
APBN, berarti PTN BHPP juga tunduk pada Keppres 80 Tahun 2003 sepanjang menggunakan dana APBN dalam pengadaan barang dan jasanya. Ini berarti di dalam
pengadaan barang dan jasa PTN BHPP terdapat dualisme, yakni tunduk pada Keppres 80 Tahun 2003 untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana APBN,
dan sesuai dengan ketentuan ADART PTN BHPP sepanjang pengadaan barang dan jasa tersebut dibiayai dari penghasilan sah PTN BHPP yang bukan dari APBN.
Dualisme ini jelas sangat merepotkan bagi pimpinanpengelola PTN BHPP karena itu sebagai badan hukum yang khusus untuk pendidikan dan mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan badan hukum milik negara lainnya perlu dibuat ketentuan yang dapat menghilangkan dualisme ini agar sejalan dengan semangat
otonomi dan kemandirian kampus yang ingin dicapai oleh PTN BHPP.
B. Pengelolaan Keuangan PTN BHPP Terhadap Dana Yang Tidak Bersumber Dari Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, PTN BHPP selain memperoleh dana dari pemerintah dalam bentuk hibah, juga memperoleh dana yang bersumber
dari investasi yang dilakukan oleh BHPP dan dana dari masyarakat. Untuk dana-dana yang diperoleh PTN BHPP yang tidak bersumber dari Pemerintah, PTN BHPP juga
harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut sesuai dengan prinsi-prinsip yang dianut oleh BHP yaitu nirlaba,
otonomi, akuntabilitas, transparansi, penjaminan mutu, layanan prima, akses yang berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggungjawab negara
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam semangat otonomi PTN, hal yang paling mendapat perhatian dari
perubahan status menjadi BHPP khususnya dalam hal pengelolaan keuangan adalah penerapan prinsip mandiri, akuntabilitas, transparansi. Pasal 37, ayat 4
menyebutkan kekayaan dan pendapatan BHP-PTN dikelola secara mandiri, transparan, dan akuntabel oleh pimpinan organ pengelola pendidikan. Yang dimaksud
mandiri adalah otonom dalam menjalankan kegiatan baik dalam bidang akademik maupun non-akademik termasuk keuangan. Pengertian akuntabel adalah
kemampuan dan komitmen untuk bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan pengertian transparan adalah pengelolaan
keuangan secara terbuka yang memungkinkan semua pihak terkait dapat mengontrol dan ikut terlibat dalam proses manajemen sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga
pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
Terhadap dana yang tidak bersumber dari pemerintah, pengelolaan keuangannya diatur sebagai berikut :
1. Pemimpin organ pengelola pendidikan sebagai pengelola kekayaan dan
pendapatan PTN BHPP Pasal 37 ayat 4 membuat LK tahunan PTN BHPP Pasal 53 ayat 1 menurut ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar danatau
anggaran rumah tangga Pasal 48 ayat 6, sesuai dengan standar akuntansi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan tahunan PTN BHPP Pasal
51 ayat 1. Laporan tahunan PTN BHPP meliputi laporan bidang akademik dan
non akademik Pasal 48 ayat 3, laporan bidang non akademik meliputi laporan manajemen dan laporan keuangan Pasal 48 ayat 5. Selanjutnya yang diuraikan
hanya LK tahunan saja 2.
LK tahunan tersebut diaudit secara independen dan obyektif sesuai standar audit yang berlaku. Fungsi audit non akademik pada PTN BHPP dijalankan oleh organ
audit bidang non akademik. Organ audit bidang non akademik dapat menugaskan pengaudit independen untuk melaksanakan audit internal dan eksternal Pasal 30
huruf a. LK tahunan PTN BHPP diaudit oleh akuntan publik Pasal 52 ayat 2. 3.
Selanjutnya LK tahunan tersebut disampaikan oleh pemimpin organ pengelola pendidikan secara tertulis kepada organ representasi pemangku kepentingan
Pasal 49 ayat 1. 4.
Apabila LK tersebut menurut organ representasi pemangku kepentingan tidak mengandung kekurangan, kekeliruan, atau kekhilafan yang bersifat material,
maka organ representasi pemangku kepentingan memberikan persetujuan dan
Universitas Sumatera Utara
pengesahannya. Dengan persetujuan dan pengesahan tersebut maka pemimpin organ pengelola pendidikan dibebaskan dari tanggung jawab Pasal 49 ayat 2.
Pengesahan mana dapat dibatalkan oleh organ representasi pemangku kepentingan jika terdapat hal baru yang membuktikan sebaliknya Pasal 49 ayat
3. 5.
Berdasarkan LK tahunan organ pengelola pendidikan, organ representasi pemangku kepentingan membuat laporan tahunan PTN BHPP yang di dalamnya
terdapat LK tahunan PTN BHPP, secara tertulis dalam rapat pleno organ representasi pemangku kepentingan Pasal 50 ayat 1
6. Hasil evaluasi rapat pleno terhadap laporan tahunan PTN BHPP yang di
dalamnya terdapat LK tahunan PTN BHPP disampaikan oleh organ representasi pemangku kepentingan kepada Mendiknas.
7. LK tahunan tersebut harus diumumkan kepada publik melalui surat kabar
berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional dan papan pengumuman Pasal 51 ayat 4.
Kewajiban mengumumkan LK tahunan kepada publik adalah bagian dari transparansi dan akuntabilitas PTN BHPP, mengingat PTN BHPP dapat menghimpun
dana dari masyarakat, dapat melakukan investasi dalam bentuk portofolio, juga menerima modal dari investor bahkan investor asing maupun mendirikan suatu
badan usaha yang berbentuk badan hukum. Sehingga para stake holder pemangku kepentingan
dapat mengetahui
bagaimana dana
yang ’diberikan’
atau ’ditempatkannya’ pada PTN BHPP tersebut dikelola.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengelolaan Penyertaan Modal Negara Pada PTN BHPP