dipisahkan sebagai kekayaan BHPP, tidak termasuk PNBP demikian juga dengan semua bentuk pendapatan BHPP yang diperoleh dari penggunaan tanah negara yang
telah diserahkan penggunaannya kepada BHPP tidak termasuk PNBP. Pasal ini demikian melegakan bagi pimpinan PTN karena permasalahan PNBP sering menjadi
temuan BPK. Selama ini dana PNBP yang berasal dari mahasiswa, harus disetorkan terlebih
dahulu ke kas Negara, kemudian PTN mengajukan permintaan kembali sehingga membutuhkan waktu lama dan proses panjang. Karena kebutuhan operasional PTN
yang mendesak, rektor mengambil resiko ‘masuk bui’ daripada melawan kebutuhan dosen dan mahasiswa.
44
Sedangkan terhadap dana operasional PTN BHPP yang berasal dari APBN tetap mengikuti aturan yang berlaku terhadap pengelolaan
keuangan negara yang bersumber dari APBN, yang akan diuraikan dalam bab pembahasan permasalahan.
2. Landasan Konsepsional
Landasan konsepsional atau konstruksi secara internal di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Badan Hukum Pendidikan adalah badan hukum yang menyelenggarakan
pendidikan formal.
45
44
Amri Rasyidin, Loc. cit
45
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Badan Hukum Pendidikan BHP terdiri dari BHPP BHP yang didirikan oleh pemerintah, BHPPD BHP yang didirikan oleh pemerintah daerah,
BHPM BHP yang didirikan oleh masyarakat, dan BHP Penyelenggara yayasan, perkumpulan atau badan hukum lain yang sejenis yang telah
menyelenggarakan pendidikan formal dan diakui sebagai badan hukum pendidikan
46
b. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang didapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut;
47
c. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan,
penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawabannya;
48
d. Badan Hukum Milik Negara adalah Perusahaan Negara atau Badan Usaha
Milik Negara yang seluruh atau sebahagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat yang tujuannya bersifat idiil dan nirlaba;
49
46
Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.
47
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
48
Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
49
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum, Depok, Fakultas Hukum Universiyas Indonesia, 2005, hal. 130.
Universitas Sumatera Utara
e. Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencarikan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsif efisiensi dan produktifitas;
50
f. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh MenteriPimpinan Lembaga atau
Satuan kerja
Satker serta
disahkan oleh
Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar
untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan
akuntansi pemerintah;
51
g. Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga negara yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
52
50
Pasal 1 Ayat 23 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
51
Pasal 1 Ayat 2 Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia Nomor: 96PMK.062005 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan, dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DIPA Tahun Anggaran 2006.
52
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan lihat juga Pasal 23E, 23F, dan 23G Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Universitas Sumatera Utara
h. Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah seluruh penerimaan pemerintah
pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan;
53
i. Perguruan Tinggi Negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan
oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen yang bertanggung jawab atas pendidikan tinggi;
54
j. Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban pemerintah dan
lembaga negara lainnya untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif dan transparan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
55
k. Kekayaan Negara yang tidak dipisahkan adalah kekayaan negara yang ada
pada DepartemenLembaga atau Badan Hukum pemerintah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN atau perolehan
lainnya yang sah.
56
l. Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal
dari APBN atau perolehan lainnya yang sah yang dijadikan penyertaan
53
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
54
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum.
55
Pasal 1 Ayat 11 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
56
Pusdiklat Keuangan Umum, Penatausahaan Kekayaan Negara Dipisahkan, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, 2007, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
modal negara pada BUMN, BUMD atau badan hukum lainnya yang dimiliki Negara atau Daerah.
57
m. Penyertaan Modal Negara adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik
Negara yang semula merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modalsaham negara pada BUMN, BUMD atau badan hukum lainnya yang dimiliki Negara atau Daerah.
58
G. Metode Penelitian