F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional
1. Kerangka Teori
Menurut Neuman, teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan
dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk untuk berfikir tentang dunia itu bekerja.
26
Sarantakos berpendapat bahwa teori adalah kumpulan prinsip-prinsip principles yang disusun secara sistematis. Prinsip tersebut
berusaha berusaha menjelaskan hubungan antara fenomena-fenomena yang ada.
27
Kerangka teori adalah alur pemikiran atau butir-butir pendapat mengenai pendapat, teori, tesisi, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan
perbandingan penulis di bidang hukum.
28
Kerangka teori untuk menganalisis pengelolaan keuangan PTN yang berstatus BHPP adalah menggunakan teori
keuangan negara dan teori badan hukum. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang didapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
29
Keuangan Negara, meliputi :
26
H.R. Otje Salman S dan Arton F Samso, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka kembali, Bandung : P.T. Refika Aditama Cetakan Kedua, Desember 2005, hal. 22.
27
Mamduh M. Hanafi, Manajemen, Yokyakarta : Unit Penertiban dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997, hal. 30.
28
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : C.V. Mandar Maju, 1994, hal. 27.
29
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Universitas Sumatera Utara
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang dan
melakukan pinjaman; b.
kewajiban negara
untuk menyelenggarakan
tugas layanan
umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan negara;
d. pengeluaran negara;
e. penerimaan daerah;
f. pengeluaran daerah;
g. kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negaraperusahaan daerah; h.
kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan danatau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
30
Konsep keuangan negara menurut Pasal 2 UU Nomor 17 Tahun 2003 selanjutnya disebut UU KN menandakan negara memberikan proteksi yang
berlebihan overprotected dan peraturan yang berlebihan overregulated dalam menata sektor keuangan publik. Keuangan negara adalah keuangan publik, sedangkan
konsep hukum keuangan publik mengandung prinsip kehati-hatian yang luar biasa
30
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Universitas Sumatera Utara
dalam menentukan pengelolaan dan tanggung jawabnya terutama agar 1 negara tidak melalaikan kewajibannya, 2 warga masyarakat tidak dirugikan haknya, serta
3 badan hukum tidak diingkari kedudukannya.
31
Sejak abad ke-19, kepunyaan badan hukum memiliki ketegasan batasan apakah termasuk kepunyaan publik domain public atau kepunyaan privat domain
prive. Keduanya tidak mungkin tunduk pada peraturan perundang-undangan yang sama, baik dalam tata kelola, maupun dalam tata tanggung jawabnya.
32
Kalau merujuk kepada pengertian keuangan negara menurut UU KN, perluasan pengertian
keuangan negara telah mengenyampingkan syarat sebagai badan hukum, jika keuangan perusahaan negaradaerah dinyatakan sebagai keuangan negara.
33
Menurut Arifin P. Soeria Atmadja definisi keuangan negara dapat dipahami atas tiga penafsiran, yaitu :
1. pengertian keuangan negara diartikan secara sempit, yang hanya meliputi
keuangan yang bersumber pada APBN. 2.
keuangan negara dalam arti luas, yang meliputi keuangan negara yang berasal dari APBN, APBD, BUMN, BUMD dan pada hakikatnya seluruh harta
kekayaan negara, sebagai suatu sistem keuangan negara.
3. Apabila tujuan menafsirkan keuangan negara tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui sistem pengurusan dan pertanggungjawabannya, maka pengertian keuangan negara itu adalah sempit, selanjutnya untuk mengetahui sistem
pengawasan dan pemeriksaan pertanggungjawaban, maka pengertian keuangan negara adalah dalam arti luas, yakni termasuk di dalamnya
keuangan yang berada dalam APBN, APBD, BUMND dan pada hakekatnya seluruh kekayaan negara merupakan objek pemeriksaan dan pengawasan.
34
31
Ibid, hal.9.
32
Ibid, hal. 10.
33
Ibid, hal. 18.
34
Arifin P. Soeria Atmaja, Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum : Teori, Praktik danKritik, Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005, hal. 96.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa penafsiran keuangan negara di atas, jika dikaitkan dengan definisi keuangan negara menurut UU KN penafsiran ketiga yang tampak paling
esensial dan dinamis dalam menjawab berbagai perkembangan hukum yang ada dalam masyarakat.
35
Dalam ilmu hukum, subyek hukum legal subject adalah setiap pembawa atau penyandang hak dan kewajiban dalam hubungan-hubungan hukum. Subyek
hukum dapat merupakan orang atau natuurlijkpersoon menselijkpersoon dan bukan orang rechtspersoon. Rechtspersoon biasa disebut badan hukum yang merupakan
persona ficta atau orang yang diciptakan oleh hukum sebagai persona. Pandangan demikian dianut oleh Carl von Savigny, C.W.Opzoomer, A.N.Houwing dan juga
Langemeyer. Yang menyebutkan bahwa badan hukum hanyalah fiksi hukum. Oleh karena itu pendapat ini disebut teori fictie atau teori fiksi.
36
Beberapa sarjana lain mendekati persoalan badan hukum dari aspek harta kekayaan yang dipisahkan tersendiri. Pandangan ini disebut teori pemisahan
kekayaan dengan beberapa variasi. Teori van het ambtelijk vermogen diajarkan oleh Holder dan Binder mengembangkan pandangan bahwa badan hukum adalah badan
yang mempunyai harta yang berdiri sendiri yang dimiliki pengurus harta itu karena jabatannya sebagai pengurus harta yang bersangkutan. Teori zweck vermogen ataupun
doel vermogens theorie diajarkan oleh A. Brinz dan F.J. van Heyden mengembangkan pendapat bahwa badan hukum merupakan badan yang mempunyai
35
Ibid.
36
Yudhipanto, “Catatan
Tentang Badan
Hukum”, Maret
2009, http:www.wisnuwardhana.ac.id
,, diakses terakhir tanggal 2 agustus 2009, hal.1.
Universitas Sumatera Utara
hak atas harta kekayaan tertentu yang dibentuk untuk tujuan melayani kepentingan tertentu. Adanya tujuan tersebut menentukan bahwa harta kekayaan dimaksud sah
untuk diorganisasikan menjadi badan hukum.
37
Teori propriete collective yang diajarkan oleh Marcel Planiol, menyebutkan badan hukum pada hakikatnya merupakan hak dan kewajiban para anggota bersama-
sama, kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama semua anggotanya tidak dapat dibagi-bagi. Setiap anggota tidak hanya menjadi pemilik sebagai pribadi
untuk masing-masing bagiannya dalam satu kesatuan yang tidak dapat dibagi itu, tetapi juga pemilik bersama untuk keseluruhan harta kekayaan, sehingga masing-
masing pribadi anggota adalah pemilik harta kekayaan yang terorganisasikan dalam badan hukum itu.
38
Teori organ yang diajarkan Otto van Gierke memandang badan hukum sebagai suatu yang nyata realiteit bukan fiksi, pandangan ini diikuti oleh L.C.
Polano. Menurut teori organ badan hukum adalah suatu organisme yang riil, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk
kemauan sendiri dengan perantaraan alat-alat yang ada padanya pengurus, anggota- anggotanya seperti manusia biasa, yang mempunyai panca indera dan sebagainya.
39
37
Ibid, hal.2.
38
H.Ridwan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Bandung : P.T. Alumni, 2004, hal. 35.
39
Ibid, hal.36.
Universitas Sumatera Utara
Semua pandangan teoritis di atas berusaha memberi pembenaran ilmiah terhadap keberadaan badan hukum sebagai subyek hukum yang sah dalam lalu lintas
pergaulan hukum. Dalam ilmu hukum ada dua jenis badan hukum dipandang dari segi
kewenangan yang dimilikinya, yaitu : 1.
badan hukum publik personne morale yang mempunyai kewenangan mengeluarkan kebijakan public;
2. badan hukum privat personne juridique yang tidak mempunyai kewenangan
mengeluarkan kebijakan publik.
40
Dalam konteks negara sebagai badan hukum publik, kedudukan hukum dan kepunyaan negara dibedakan dalam “kepunyaan privat domain prive dan kepunyaan
publik domain public.
41
Negara sebagai badan hukum privat dapat menjelmakan sebagai salah satu pemegang saham dalam perseroan terbatas badan usaha milik negara. Hans Kelsen
menyatakan negara memiliki norma yang sama berlaku bagi orang perseorangan dalam lapangan hukum privat sehingga meskipun ada negara sebagai salah satu pihak
dalam urusan privat, bukan berarti penyelesaian aturannya dikecualikan dari lapangan hukum privat.
42
40
Arifin P. Soeria Atmaja, Op. cit, hal.105.
41
Ibid, hal.92
42
Dian Puji Simatupang, Hak Menguasai Negara Dalam Keuangan Publik:Konsep, Teori dan Praktik, Bahan Kuliah Hukum Anggaran Negara, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007,
hal.20.
Universitas Sumatera Utara
Dalam doktrin, badan hukum rechtspersoon mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan subjek hukum lainnya seperti manusia natuurlijke persoon.
Seperti halnya manusia memerlukan persyaratan tertentu untuk dapat dikatakan memiliki kemampuan hukum rechtsbevoegdheid, badan hukum juga memerlukan
syarat, yaitu : 1.
mempunyai kekayaan terpisah; 2.
mempunyai tujuan tertentu; 3.
mempunyai kepentingan tertentu; 4.
mempunyai organisasi teratur.
43
Melihat syarat yang harus dimiliki suatu badan hukum, PTN sebagai BHPP telah memenuhi semua unsur ataupun persyaratan tersebut. Pasal 11 ayat 1 UU
BHP menyebutkan pendirian badan hukum pendidikan harus memenuhi persyaratan bahwa badan hukum pendidikan yang akan didirikan tersebut mempunyai :
a. pendiri;
b. tujuan di bidang pendidikan formal;
c. struktur organisasi; dan
d. kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pendiri.
Dengan lahirnya UU BHP ini kiranya perluasan pengertian keuangan negara yang dianut dalam UU KN tidak lagi menjadi polemik dalam pengeloaan keuangan
PTN-BHPP. Pasal 38 UU BHP menegaskan bahwa semua pendapatan dan sisa hasil kegiatan BHPP yang diperoleh dari penggunaan kekayaan negara yang telah
43
Arifin P. Soeria Atmaja, Op.cit, hal.107.
Universitas Sumatera Utara
dipisahkan sebagai kekayaan BHPP, tidak termasuk PNBP demikian juga dengan semua bentuk pendapatan BHPP yang diperoleh dari penggunaan tanah negara yang
telah diserahkan penggunaannya kepada BHPP tidak termasuk PNBP. Pasal ini demikian melegakan bagi pimpinan PTN karena permasalahan PNBP sering menjadi
temuan BPK. Selama ini dana PNBP yang berasal dari mahasiswa, harus disetorkan terlebih
dahulu ke kas Negara, kemudian PTN mengajukan permintaan kembali sehingga membutuhkan waktu lama dan proses panjang. Karena kebutuhan operasional PTN
yang mendesak, rektor mengambil resiko ‘masuk bui’ daripada melawan kebutuhan dosen dan mahasiswa.
44
Sedangkan terhadap dana operasional PTN BHPP yang berasal dari APBN tetap mengikuti aturan yang berlaku terhadap pengelolaan
keuangan negara yang bersumber dari APBN, yang akan diuraikan dalam bab pembahasan permasalahan.
2. Landasan Konsepsional