Pengelolaan Keuangan PTN BHPP Terhadap Dana Yang Bersumber Dari Pemerintah

104

BAB IV SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PTN BHPP DITINJAU DARI

HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

A. Pengelolaan Keuangan PTN BHPP Terhadap Dana Yang Bersumber Dari Pemerintah

Menurut Pasal 1 angka 6 UU Nomor 15 Tahun 2004, pengertian pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawabannya. Ada empat prinsip dasar pengelolaan keuangan negara, yaitu: 97 1. Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja; 2. Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah; 3. Pemberdayaan manajer profesional; dan 4. Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat, professional dan mandiri untuk menghindari terjadinya duplikasi dalam pelaksanaan pemeriksaan. Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah 97 Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara, http:www.perbendaharaan.go.id Universitas Sumatera Utara ditetapkan dalam UUD 1945. Sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 tersebut, UU No. 172003 menjabarkannya ke dalam asas-asas umum yang telah lama dikenal dalam pengelolaan kekayaan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas; maupun asas-asas baru sebagai pencerminan best practices penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain : akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. 98 Dengan status badan hukum privat Privaatrechtelijk PTN seyogianya tidak terkena peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan negara namun karena sekalipun berstatus badan hukum, PTN adalah badan hukum pendidikan pemerintah dan masih tetap memperoleh dana dari pemerintah dalam bentuk hibah, maka tetap harus tunduk pada ketentuan tentang pengelolaan keuangan negara yang diatur dalam UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara UU Nomor 15 Tahun 2004, dan lain-lain ketentuan yang mengatur keuangan negara. Ketentuan dalam Pasal 41 ayat 10 UU BHP menegaskan bahwa dana pendidikan pada PTN BHPP yang berasal dari pemerintah diberikan dalam bentuk hibah. 98 Lihat Penjelasan Umum Angka 4, Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan hibah yang diperoleh PTN BHPP dari pemerintah, ada 3 tiga hal yang perlu dicermati dalam pengelolaan keuangannya, yaitu : 1. Laporan Keuangan 2. Rekonsiliasi Data 3. Pengadaan Barang dan Jasa pada PTN BHPP Ad. 1. Laporan Keuangan Pasal 52 ayat 3 UU BHP mengatur bahwa dalam hal PTN BHPP memperoleh hibah dari pemerintahpemerintah daerah, Badan Pemeriksa Keuangan, Insepktorat Jenderal Departemen terkait, atau badan pengawasan daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan audit terhadap laporan keuangan tahunan, terbatas pada bagian penerimaan dan penggunaan hibah tersebut. Selanjutnya ditegaskan dalam Pasal Pasal 51 ayat 4 bahwa apabila PTN BHPP menerima dan menggunakan dana dari APBND, PTN BHPP harus membuat laporan penerimaan dan penggunaan dana tersebut dan melaporkan kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ini berarti pengelolaan keuangan PTN BHPP yang berasal dari hibah pemerintah, tunduk pada ketentuan yang diatur dalam UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, dan lain-lain ketentuan yang mengatur keuangan negara. Sebagaimana diketahui, BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sehingga wewenang Universitas Sumatera Utara BPK hanya atas dana hibah yang terdapat pada PTN BHPP berkenaan. Ini berarti hanya penyalahgunaan terhadap penggunaan dana APBN saja yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan merugikan negara. Sedangkan jika terjadi penyalahgunaan dana yang bukan berasal dari APBN maka itu bukanlah perbuatan merugikan negara, melainkan kerugian PTN BHPP, yang mekanisme pertanggungjawabannya diatur dalam ADART PTN BHPP tersebut. Dengan adanya dua laporan keuangan yang berbeda, yaitu laporan keuangan atas dana hibah yang berasal dari APBN dan laporan keuangan atas dana masyarakat, investasi maupun penerimaan sah lainnya dari PTN BHPP, maka dapat dipilah secara tegas suatu kerugian merupakan kerugian negara atau kerugian PTN BHPP. Dengan perkataan lain jika ditemukan penyalahgunaan dana pada PTN BHPP, dapat secara jelas dipilah atas bagian dana mana terdapat penyalahgunaan tersebut sehingga tidak serta merta setiap kerugian PTN BHPP merupakan kerugian negara. Kewajiban membuat laporan penerimaan dan penggunaan dana tersebut berfungsi sebagai instrumen pengawasan bagi pihak pemerintah selaku pemberi hibah dan instrumen pertanggungjawaban bagi pihak PTN BHPP selaku penerima hibah. Pasal 48 UU BHP menyebutkan bahwa pengawasan badan hukum pendidikan dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan meliputi laporan bidang akademik dan non akademik, laporan bidang non akademik meliputi laporan manajemen dan laporan keuangan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah PP Nomor 8 Tahun 2006, laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negaradaerah selama satu periode. Laporan keuangan PTN BHPP terhadap dana hibah dari pemerintah dicantumkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Nasional yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Nasional. Mekanisme Laporan Keuangan PTN BHPP Atas Dana Hibah Pemerintah Menurut PP Nomor 8 Tahun 2006 adalah sebagai berikut : 1 Sebagai bentuk pertanggungjawabannya PTN BHPP harus membuat laporan peneriman dan penggunaan atas dana APBN yang diterimanya dalam bentuk Laporan Keuangan LK; 2 LK tersebut harus memenuhi Standar Akuntansi Pemerintah yang memuat LRA, Neraca, CALK dan disusun oleh pemimpin organ pengelola pendidikan dan telah mendapat persetujuan organ representasi pemangku kepentingan untuk disampaikan kepada Kementerian Pendidikan Nasional. 3 Mendiknas Menyusun Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai pertanggungjawaban APBN yang memuat : 1. Laporan Realisasi Anggaran LRA 2. Neraca Universitas Sumatera Utara 3.Catatan Atas Laporan Keuangan CALK. CALK memuat LK PTN BHPP dan semua badan milik negara lainnya yang ada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional. Pasal 5 ayat 2, Pasal 8 ayat 1 PP 8 Tahun 2006, Pasal 30 ayat 2 UU KN 4 LK Kementerian Pendidikan Nasional tersebut disampaikan kepada Menkeu selaku Bendahara Umum Negara BUN, dan berdasarkan LK Kementerian Pendidikan Nasional dan LK Kementerian Negara dan Lembaga lainnya, Menkeu menyusun LK Pemerintah Pusat LKPP sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara yang memuat : 1. Laporan Realisasi Anggaran LRA 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas LAK 4. Catatan Atas Laporan Keuangan CALK. Pasal 5 ayat 1 dan ayat 3 jo Pasal 8 ayat 2 PP 8 Tahun 2006 5 LKPP yang terdiri dari LK-KNL disampaikan kepada Presiden selambat- lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pasal 8 ayat 3 PP 8 Tahun 2006 6 LKPP dari Menkeu dalam keadaan belum diaudit unaudit, oleh Presiden disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.Penjelasan Pasal 8 ayat 4, Pasal 9 ayat 3 PP 8 Tahun 2006 7 LKPP diaudit oleh BPK dan dikembalikan kepada Kementerian NegaraLembaga termasuk kepada Kementerian Pendidikan Nasional. Pasal 9 PP 8 Tahun 2006. Universitas Sumatera Utara 8 Mendiknas memberi tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan LHP BPK dan melakukan penyesuaian terhadap LK Kementeriannya. Pasal 12 ayat 1 PP 8 Tahun 2006 9 LK Kementerian Pendidikan Nasional yang telah disesuaikan dan tanggapannya disampaikan oleh Mendiknas kepada Menkeu selambat-lambatnya satu minggu dari LHP yang telah diterbitkan BPK. Pasal 12 ayat 2 PP 8 Tahun 2006 10 Menkeu atas nama pemerintah memberi tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap LKPP berdasarkan LHP BPK atas LK Kementerian NegaraLembaga dan LKPP serta koreksi lain berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah SAP Pasal 12 ayat 3 PP 8 Tahun 2006, Pasal 32 UU KN 11 Tanggapan dan penyesuaian dari pemerintah disampaikan kepada BPK dan BPK memberikan opini, yaitu pernyataan profesional BPK mengenai kewajaran informasi LK. Ada 4 jenis opini yang diberikan, yaitu opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, opini wajar dengan pengecualian qualified opinion, opini tidak wajar adversed opinion, dan menolak memberikan opini disclaimer of opinion. Pasal 16 ayat 1 UU Nomor 15 tahun 2004. Beberapa istilah di atas pengertiannya adalah sebagai berikut : a. Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Universitas Sumatera Utara b. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disingkat LKPP adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. c. Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya disingkat LRA, adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplusdefisit dan pembiayaan, sisa lebihkurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. d. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. e. Laporan Arus Kas, yang selanjutnya disingkat LAK, adalah laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non anggaran. f. Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atau nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK dalam rangka pengungkapan yang memadai. Ad. 2. Rekonsiliasi Data Universitas Sumatera Utara Rekonsiliasi data adalah pencocokan data antara dua pihak yang terpisah dengan maksud untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan masing-masing pihak. 99 Terhadap dana APBN hibah yang diperolehnya, PTN BHPP merupakan entitas akuntansi. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabung pada entitas pelaporan. Sedangkan entitas pelaporan adalah unit Pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Yang menjadi entitas pelaporan dari PTN BHPP adalah satuan kerja tingkat eselon II wilayah yang ditunjuk oleh Mendiknas. Sebagai entitas akuntansi, PTN BHPP berkewajiban membuat laporan keuangan sebagaimana yang disyaratkan di atas. Namun apakah PTN BHPP wajib melakukan rekonsiliasi pencocokan data keuangan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Ditjen Perbendaharaan sebagaimana halnya instansi pemerintah yang mengelola dana APBN? Mengenai hal ini tidak ada diatur secara tegas dalam UU BHP. Namun dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, dapat diasumsikan bahwa PTN BHPP memiliki kewajiban melakukan rekonsiliasi ke KPPN atas dana hibah yang berasal dari APBN yang dikelolanya. 99 Lihat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 Tentang Sistem Akuntansi Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Universitas Sumatera Utara PTN BHPP masih ’berpeluang’ untuk tidak melakukan rekonsiliasi ke KPPN atas dana hibah yang berasal dari APBN yang dikelolanya, jika mekanisme penyaluran dana tersebut tidak melalui KPPN. Untuk itu perlu diatur secara tegas dengan peraturan perundangan. Sebab semua dana yang penyaluran dan penarikannya dilakukan melalui KPPN, maka pengguna dana tersebut wajib melakukan rekonsiliasi ke KPPN. 100 Karena itu perlu ketentuan lebih lanjut yang secara tegas mengatur mekanisme penyaluran dan penarikan dana hibah yang akan diberikan pada PTN BHPP apakah melalui KPPN atau langsung ke rekening PTN BHPP. Selain masalah mekanisme penyaluran dan penarikan dana hibah yang diberikan kepada PTN BHPP, yang perlu diatur secara tegas adalah dokumen hibah itu sendiri. Dalam Lampiran PMK 40PMK.052009 mengenai Modul Sistem Akuntansi Hibah diatur mengenai dokumen hibah, yaitu : a. Dokumen Induk, yaitu Naskah Perjanjian Hibah beserta naskah perubahan perjanjian, b. Dokumen Sumber Data Transaksi, berupa dokumen DIPA atau yang dipersamakan dengan DIPA. Jika berdasarkan ketentuan di atas, maka selain dokumen induk, maka dokumen hibah memerlukan dokumen sumber data berupa dokumen DIPA maupun yang dipersamakan dengan DIPA. Yang dimaksud dengan dokumen yang dipersamakan dengan DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh 100 Lihat Pasal 1 angka5 Peraturan Dirjen Perbendaharan Nomor PER-21PB2006 Tentang Petunjuk Pencairan dan Penyaluran Dana Hibah. Universitas Sumatera Utara MenteriPimpinan Lembaga atau Satuan Kerja yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan . Mengingat masa peralihan bagi PTN merubah bentuk dan menyesuaikan tata kelolanya sebagai BHPP paling lambat 4 empat tahun bagi PTN UPT Pemerintah dan 3 tiga tahun bagi PTN yang berstatus BHMN, maka di masa peralihan ini diharapkan pemerintah akan membuat aturan yang tegas mengenai hibah yang diberikan kepada PTN BHPP, sehingga ada kejelasan dan kepastian hukum bagi PTN BHPP dalam pengelolaan dana hibah tersebut. Ad. 3. Pengadaan Barang dan Jasa Pada PTN BHPP Sebagai badan hukum pendidikan yang didirikan pemerintah, terhadap dana dalam bentuk hibah yang diperoleh PTN BHPP dari pemerintah maka selain berkewajiban membuat laporan keuangan, PTN BHPP juga dalam dalam melakukan kegiatan pengadaan barang dan jasa sepanjang menggunakan dana hibah tersebut, tunduk pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah yang telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres No 80 Tahun 2003. Ini terlihat dari ketentuan Pasal 1 angka 1 Keppres 80 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pengadaan barangjasa adalah kegiatan pengadaan barangjasa Universitas Sumatera Utara yang dibiayai dengan APBNAPBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barangjasa. Pasal 7 ayat 1 mengatur mengenai Ruang lingkup berlakunya Keppres ini adalah untuk : a. pengadaan barangjasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBNAPBD; b. pengadaan barangjasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjamanhibah luar negeri PHLN yang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barangjasa dari pemberi pinjamanhibah bersangkutan; c. pengadaan barangjasa untuk investasi di lingkungan BI, BHMN, BUMN, BUMD, yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBNAPBD. Pasal 7 ayat 2 Keppres No. 80 Tahun 2003 menyatakan bahwa pengaturan pengadaan barangjasa pemerintah yang dibiayai dari dana APBN, apabila ditindaklanjuti dengan Keputusan MenteriPemimpin LembagaPanglima TNIKapolriDewan Gubernur BIPemimpin BUMNDireksi BUMN harus tetap berpedoman serta tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dalam Keputusan Presiden ini. Sebenarnya dengan adanya ketentuan ini sudah jelas bahwa pelaksanaan pengadaan barangjasa harus tunduk pada pengaturan Keppres 80 Tahun 2003. Perlu diingat kekayaan awal pada PTN BHPP ini termasuk di dalam kategori kekayaan negara yang dipisahkan sehingga menurut Pasal 1 angka 1 jo. Pasal 2 huruf Universitas Sumatera Utara g UU Keuangan Negara termasuk dalam lingkup keuangan negara. Untuk itu perlu dibuat aturan secara tegas mengenai mekanisme pengadaan barang dan jasa pada PTN BHPP dalam hal dana yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa tersebut berasal dari pemerintah APBN, agar pimpinan PTN BHPP tidak mengalami keraguan dan mempunyai kepastian hukum. Merujuk pada Pasal 7 ayat 1 Keppres 80 Tahun 2003, yang menjadi sasarannya adalah BI, BHMN, BUMNBUMD namun pada ayat 2 sasarannya diperluas dengan menyebutkan semua pengadaan barang dan jasa yang dibiayai APBN, berarti PTN BHPP juga tunduk pada Keppres 80 Tahun 2003 sepanjang menggunakan dana APBN dalam pengadaan barang dan jasanya. Ini berarti di dalam pengadaan barang dan jasa PTN BHPP terdapat dualisme, yakni tunduk pada Keppres 80 Tahun 2003 untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana APBN, dan sesuai dengan ketentuan ADART PTN BHPP sepanjang pengadaan barang dan jasa tersebut dibiayai dari penghasilan sah PTN BHPP yang bukan dari APBN. Dualisme ini jelas sangat merepotkan bagi pimpinanpengelola PTN BHPP karena itu sebagai badan hukum yang khusus untuk pendidikan dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan badan hukum milik negara lainnya perlu dibuat ketentuan yang dapat menghilangkan dualisme ini agar sejalan dengan semangat otonomi dan kemandirian kampus yang ingin dicapai oleh PTN BHPP.

B. Pengelolaan Keuangan PTN BHPP Terhadap Dana Yang Tidak Bersumber Dari Pemerintah.