Kerangka Teori Konseptual Analisis Data Sistematika Penulisan

9 untuk membahas kembali dan meneliti kembali dari judul yang sudah penulis tetapkan.

E. Kerangka Teori Konseptual

Wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk dirinya, sementara benda itu tetap ada, dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Demikian juga wakaf adalah salah satu lembaga sosial Islam yang erat kaitannya dengan sosial ekonomi masyarakat. Seiring berjalan bahwa pola pemahaman masyarakat terhadap perwakafan atau mewakafkan tanahnya berupa benda tetap seperti tanah atau bangunan hanya untuk kepentingan ibadah, beranggapan bahwa harus dikembalikan kepada Allah. Prosedur mewakafkan benda wakafnya diserahkan begitu saja kepada seseorang yang dianggapnya itu panutan. Seharusnya dalam mewakafkan bendanya itu dianjurkan untuk membuat sertifikat wakaf. Mengingat banyaknya terjadi sengketa terhadap harta wakaf, semisal diselewengkan harta wakaf tersebut bahkan ada yang diwariskan.

F. Metodologi Penelitian

Agar penelitian ini tepat pada sasarannya, maka peneliti memfokuskan atau mengambil sasaran kepada masyarakat Kelurahan Pulo Gebang yang Telah mewakafkan tanahnya di daerah tersebut.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pola penelitian ini penulis menggunakan jenis data kualitatif, yang datanya diperoleh dari hasil wawancara yang berkaitan dengan masalah yang penulis 10 kemukakan, yaitu Pengaruh PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik di Kelurahan Pulo Gebang, dan penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis. Yakni berusaha menyajikan fakta-fakta yang objektif sesuai dengan kondisi dan situasi yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian dilakukan. 6 Artinya penulis berusaha memberikan gambaran mengenai Pengaruh PP No. 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik di Kelurahan Pulo Gebang.

2. Objek Lokasi dan Subjek Penelitian

Objek penelitian adalah daerah Kelurahan Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur. Sedangkan subjeknya adalah masyarakat Kelurahan Pulo Gebang yang terdiri dari 1 satu orang petugas KUA, 1 satu orang wakif pemberi wakaf, 1 satu orang nazdir yang mengelola dan mengurus tanah wakaf, dan 1 satu tokoh masyarakat setempat.

3. Sumber Data Penelitian

a. Data Primer, yakni data-data yang diperoleh dari hasil penelitian penulis di daerah Kelurahan Pulo Gebang, dengan pertimbangan bahwa didalam praktek lapangan masih banyak dijumpai permasalahan yang menghambat dalam sertifikasi tanah wakaf. 6 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Cet Ke-4, h. 8 11 b. Data Sekunder, yakni data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dan menelaah dari beberapa literatur buku-buku ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang memilik relevansi dengan objek penelitian. 7

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam upaya mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan metode sebagai berikut: a. Interview atau wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menjawab semua permasalahan penelitian. 8 Tehnik interview ini digunakan untuk memperoleh tentang pengaruh PP No 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik di Kelurahan Pulo Gebang, dengan tehnik tanya jawab secara lisan yang berpedoman pada daftar pertanyaan terbuka untuk mencari informasi secara detail dan terperinci menggunakan snowballing proses. Dengan demikian, dapat diperoleh dari jawaban informan sedalam- dalamnya tanpa unsur keterpaksaan. b. Observasi, yaitu dilakukan di Kelurahan Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur. c. Dokumentasi, tehnik ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang penulis butuhkan, yaitu dengan melihat dokumen dan arsip-arsip yang ada di KUA Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur. 7 Hejazziey, Djawahir ed.. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2007, Cet. Ke-1. Hal 25-2 8 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986, Cet Ke-3, h. 170 12

G. Analisis Data

Analisa dilaksanakan dengan menghubungkan ketentuan normatif Das Solen dengan implementasinya terhadap realitas kehidupan Das Sein, sehingga akan muncul kesadaran hukum terhadap masyarakat. Dengan demikian, satuan analisis dalam penelitian ini peristiwa perwakafan tanah, mengharuskan adanya perwakafan dilakukan secara tertulis, tidak cukup hanya dengan ikrar lisan saja, termasuk dalam pembuatan sertifikat tanah wakaf yang dikaitkan dengan kesadaran hukum masyarakat untuk melaksanakan hukum Islam, PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik dan hukum positif lainnya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku pedoman skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum tahun 2007.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut: Bab Kesatu : Tentang Pendahuluan, meliputi : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka Review Kajian Terdahulu, Kerangka Teori Konseptual, Metode Penelitian, Analisa Data, dan Sistematika Penulisan 13 Bab Kedua : Tinjauan Umum Tentang Perwakafan, meliputi : Pengertian Wakaf dan Fungsi Wakaf, Dasar Hukum dan Syarat Wakaf, Prosedur Pendaftaran Wakaf, Sanksi Pelanggaran Peraturan Perwakafan Tanah Milik. Bab Ketiga : Potret Kelurahan Pulo Gebang, meliputi: Gambaran umum Kelurahan Pulo Gebang, Geografis dan Demografis Kelurahan Pulo Gebang, Keagamaan dan Pendidikan Masyarakat Kelurahan Pulo Gebang, Pengaruh PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik di Kelurahan Pulo Gebang. Bab Keempat : Pengaruh PP Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik di Kelurahan Pulo Gebang, meliputi : Data-data Sertifikat Tanah Wakaf KUA Kecamatan Cakung, Sertifikasi Tanah Wakaf Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, Analisis Penulis Pengaruh PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik di Kelurahan Pulo Gebang. Bab Kelima : Tentang Penutup, meliputi : Kesimpulan, Saran-saran, Daftar Pustaka, dan Lampiran-lampiran. 14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN

A. Pengertian Wakaf

Wakaf berasal dari bahasa Arab al-waqf bentuk masdar dari waqafa-yaqifu- waqfan ﻒ ﻗ و - ﻒﻘﯾ - ﺎ ﻔ ﻗ و . 9 Kata waqf semakna dengan al-habs bentuk masdar dari habasa-yahbisu-habsa ﺲ ﺒ ﺣ - ﺲﺒﺤﯾ - ﺎ ﺴ ﺒ ﺣ yang artinya menahan. 10 Secara harfiah wakaf bermakna pembatasan atau larangan. Sehingga kata Waqf Jama Auqaf digunakan dalam Islam untuk maksud pemilikan dan pemeliharaan harta benda tertentu untuk kemanfaatan sosial tertentu yang diterapkan dengan maksud mencegah penggunaan harta wakaf tersebut di luar tujuan khusus yang telah diterapkan tersebut. 11 Abi Bakar Jabir Al-Jazairi mengartikan wakaf sebagai penahanan harta sehingga harta tersebut tidak bisa diwarisi, atau dijual, atau dihibahkan, dan mendermakan hasilnya kepada penerima wakaf. 12 Sedangkan dalam pengertian istilah, ulama berbeda redaksi dalam merumuskan dan memberikan beberapa pengertian, sebagaimana tersebut di bawah ini: 9 Fuad Irfan al-Bustani, Munjid al-Lughah, Beirut: Dar al-Masriq, Lt, Cet. Ke-21, h.935. 10 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz 3, Beirut: Dar al-Fikr,tt, h.515. 11 Farid Wadjdy, Wakaf untuk Kesejahteraan Umat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.29 4 Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim Alih Bahasa Fadli Bahri, Jakarta: PT. Darul Falah, 2004 cet.VII, Hal. 565