Pengertian Wakaf TINJAUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN

14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN

A. Pengertian Wakaf

Wakaf berasal dari bahasa Arab al-waqf bentuk masdar dari waqafa-yaqifu- waqfan ﻒ ﻗ و - ﻒﻘﯾ - ﺎ ﻔ ﻗ و . 9 Kata waqf semakna dengan al-habs bentuk masdar dari habasa-yahbisu-habsa ﺲ ﺒ ﺣ - ﺲﺒﺤﯾ - ﺎ ﺴ ﺒ ﺣ yang artinya menahan. 10 Secara harfiah wakaf bermakna pembatasan atau larangan. Sehingga kata Waqf Jama Auqaf digunakan dalam Islam untuk maksud pemilikan dan pemeliharaan harta benda tertentu untuk kemanfaatan sosial tertentu yang diterapkan dengan maksud mencegah penggunaan harta wakaf tersebut di luar tujuan khusus yang telah diterapkan tersebut. 11 Abi Bakar Jabir Al-Jazairi mengartikan wakaf sebagai penahanan harta sehingga harta tersebut tidak bisa diwarisi, atau dijual, atau dihibahkan, dan mendermakan hasilnya kepada penerima wakaf. 12 Sedangkan dalam pengertian istilah, ulama berbeda redaksi dalam merumuskan dan memberikan beberapa pengertian, sebagaimana tersebut di bawah ini: 9 Fuad Irfan al-Bustani, Munjid al-Lughah, Beirut: Dar al-Masriq, Lt, Cet. Ke-21, h.935. 10 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz 3, Beirut: Dar al-Fikr,tt, h.515. 11 Farid Wadjdy, Wakaf untuk Kesejahteraan Umat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.29 4 Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim Alih Bahasa Fadli Bahri, Jakarta: PT. Darul Falah, 2004 cet.VII, Hal. 565 15 1. Menurut golongan Syafi’iyah, Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malybary mengatakan: ِﻪ ِﺑ ﻲ ِﻓ 13 . Terjemahnya: “menahan harta yang bisa dimanfaatkan dalam keadaan barangnya masih tetap dengan cara memutus pentassarrufnya untuk diserahkan pada keperluan yang mubah dan terarah”. 2. Menurut Imam Abu Hanifah dan golongannya Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikkan harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi timbul dari wakaf hanyalah menyumbangkan manfaatnya. Karena itu mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah: tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan sosial, baik sekarang maupun akan datang. 14 Menurut golongan Hanafi, Syekh Abdullah bin Muhammad bin Sulaiman al-Hanafi mengatakan: 13 Syeikh Zainuddin bin Abdul Aziz al- Malibary, Fath al-Muin, Semarang: Al-Munawar, 1078, h. 87. 14 Departemen Agama, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005. Hal 2. 16 . ١ ٥ Terjemahnya: “ wakaf ialah menyediakan suatu harta atas nama kepunyaan orang yang mewakafkan dan memberikan manfaatnya”. 3. Sedangkan definisi wakaf menurut Imam Malikiyah dan golongannya yang ditulis oleh Syekh Hasan Kamil. Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh mauquf bih penerima wakaf, walaupun yang dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang. Menurut golongan Imam Malikiyah ِﺪ ﻴ ِﺑ 16 Terjemahnya: “wakaf ialah memberikan beberapa kemanfaatan hasil suatu harta untuk selama-lamanya. Menurut pendapat yang shahih yang demikian itu sah secara mutlak, baik untuk selamanya maupun untuk waktu tertentu” 15 Syekh Abdullah bin Muhammad bin Sulaiman al-Hanafi, Majmu’ al-anhar fi syarh al- Multaqal abhar, Beirut: Dar al-Ihya al-Turas al-Arabi, t.t., Cet. Ke 1 Juz I h. 733. 16 Hasan Kamil al-Mutawi, Fiqh al-Muamalat ala Mazhab al-Imam Malik, Mesir: al-Ahram al-Tijariyah, Dar al-Kutub, 1972, Cet.Ke 1,Juz 1,hal. 203 17 4. Imam Taqiyuddin Abi Bakr mendefinisikan wakaf lebih menekan pada tujuannya, yaitu menahan atau menghentikan harta yang dapat diambil manfaatnya guna kepentingan kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 17 5. H. Imam Suhadi, memberikan definisi wakaf adalah pemisahan suatu harta benda seseorang yang disahkan dan benda itu ditarik dari benda milik perseorangan dialihkan penggunaannya kepada jalan kebaikan yang diridhai Allah SWT. Sehingga benda-benda tersebut tidak boleh dihutangkan, dikurangi atau dilenyapkan. 18 6. Menurut Anwar Haryono, 1980:467, wakaf adalah penglepasan hak milik seorang muslim yang hanya manfaat atau hasilnya buahnya dipergunakan untuk kepentingan umum. Penglepasan hak milik secara wakaf ini dinilai sebagai shodaqah jariyah continue. 19 Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pengertian wakaf dalam syariat Islam kalau dilihat dari perbuatan orang yang mewakafkan, wakaf ialah suatu perbuatan hukum dari seseorang yang dengan sengaja mengeluarkan harta bendanya untuk digunakan manfaatnya bagi keperluan di jalan Allahdalam jalan kebaikan. Definisi wakaf juga dijelaskan secara terperinci pada hukum positif yang ada di Indonesia, di antaranya adalah: 17 Taqiyuddin abi bakar, Kifayatul Akhyar, juz 1, Mesir: Dar al-Kitab al-Araby, II,hlm 319, perbedaan pendapat para ulama mazhab tentang wakaf dapat dilihat pada Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr, 1985, cet 2, h, 152 18 Imam Suhadi, Hukum Wakaf di Indonesia, Yogyakarta: Dua Dimensi, 1983, h.3. 19 Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Serang: Darul Ulum Press, 1994, hal 26. 18 1. Menurut PP Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam. 2. Menurut Kompilasi Hukum Islam tidak jauh beda dengan PP Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 20 3. Menurut Undang-undang wakaf Nomor 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan danatau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selama-lamanya untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurut Syari’ah. 21 Dari pengertian Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik dan Kompilasi Hukum Islam KHI, dapat diambil perbedaannya diantaranya: 20 Abdurrahman, Kompilasi hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 1992, h, 165 21 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Wakaf Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2005, h.3 19 a. Dalam Peraturan Nomor 28 Tahun 1977 Perwakafan Tanah Milik, harta wakaf yang dapat diwakafkan hanyalah tanah milik. b. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf harta yang diwakafkan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingan. c. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam KHI bahwa yang dapat diwakafkan adalah harta benda, artinya harta benda bergerak dan tidak bergerak. Dari beberapa pengertian wakaf di atas dapat ditarik cakupan wakaf, meliputi: 1 Harta benda milik seseorang atau sekelompok orang. 2 Harta benda tersebut bersifat kekal zatnya, tidak habis apabila dipakai. 3 Harta tersebut dilepas kepemilikannya oleh pemiliknya. 4 Harta yang dilepas kepemilikkannya tersebut, tidak bisa dihibahkan, diwariskan, atau diperjualbelikan. 5 Manfaat dari harta benda tersebut untuk kepentingan umum sesuai dengan ajaran Islam. 22

B. Dasar Hukum Wakaf