Dasar Hukum Wakaf TINJAUAN UMUM TENTANG PERWAKAFAN

19 a. Dalam Peraturan Nomor 28 Tahun 1977 Perwakafan Tanah Milik, harta wakaf yang dapat diwakafkan hanyalah tanah milik. b. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf harta yang diwakafkan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingan. c. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam KHI bahwa yang dapat diwakafkan adalah harta benda, artinya harta benda bergerak dan tidak bergerak. Dari beberapa pengertian wakaf di atas dapat ditarik cakupan wakaf, meliputi: 1 Harta benda milik seseorang atau sekelompok orang. 2 Harta benda tersebut bersifat kekal zatnya, tidak habis apabila dipakai. 3 Harta tersebut dilepas kepemilikannya oleh pemiliknya. 4 Harta yang dilepas kepemilikkannya tersebut, tidak bisa dihibahkan, diwariskan, atau diperjualbelikan. 5 Manfaat dari harta benda tersebut untuk kepentingan umum sesuai dengan ajaran Islam. 22

B. Dasar Hukum Wakaf

1. Dasar Hukum Islam Secara teks, wakaf tidak terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, namun makna dalam kandungan wakaf terdapat dalam dua sumber hukum Islam tersebut. 22 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995, hal 491 20 1 Di dalam Al-Qur’an landasan hukum yang menganjurkan wakaf ialah firman Allah swt. Surat Al-Hajj 77: ِﺬ ﱠﻠ ِﻠ ٢ ٢ : ٧ ٧ Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatka kemenangan”. Ketika ayat yang menganjurkan untuk menyedekahkan harta yang paling dicintai Q.S. 3: 92, di dengar oleh Abu Thalhah maka ia berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah swt telah berfirman: ِﺒ ﻰ ِﻔ ِﻣ ﺎ ِﺤ ﺎ ِﻔ ِﻣ ٍﺊ ِﺎ ِﺑِﻪ ِﻠ ٣ : ٩ ٢ Artinya:”Kamu sekali-kali belum sampai kepada kebaktian yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”. Q.S. Ali Imran 3:92. Dari beberapa ayat yang penulis paparkan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manfaat wakaf sangat dirasakan oleh wakif sebagai pemberi wakaf dan terlebih manfaatnya lagi bagi masyarakat yang merasakan dan menggunakan sarana wakaf tersebut, sehingga tiada ruginya wakaf itu karenanya dapat mensejahterakan masyarakat. Selain dari ayat-ayat yang mendorong manusia berbuat baik untuk kebaikan orang lain dengan membelanjakan menyedekahkan hartanya tersebut di 21 atas, ada juga hadits-hadits Nabi yang menjadi dasar hukum wakaf, seperti penulis paparkan di bawah ini. 2 Di dalam Al-Hadits yang berkaitan dengan wakaf adalah sabda Rasulallah SAW: : : ، ِﻪ ِﺑ ، ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ . ٢ ٣ Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: apabila manusia wafat berputuslah semua amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah wakaf, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shaleh yang mendoakannya” HR. Muslim. Imam al-Kahlani Adlam Subul al-Salam, hadits ini dituturkan dalam bab waqaf, karena para ulama mengartikan sedekah jariyah adalah waqaf. 24 Kemudian hadits yang berkaitan dengan waqaf yang pertama kali dilakukan dalam Islam adalah waqaf Umar R.A sesuai dengan hadits yang di bawah ini: : ، ، : : ، : ، ، 23 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Jakarta: Dar Al-Islamiyah, 2002 hal 543. 24 Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subulussalam, Bandung: Dahlan, tt., h. 87 22 ﻲ ِﻓ : ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ ٢ ٥ Artinya: Ibnu Umar berkata: umar Radhiyallahuanhu memperoleh bagian tanah di khaibar lalu menghadap Nabi SAW untuk meminta petunjuk dalam mengurusnya. Ia berkata: wahai Rasulullah, aku memperoleh sebidang tanah di khaibar, yang menurutku, aku belum pernah memperoleh tanah yang lebih baik daripadanya. Beliau bersabda: jika engkau mau, wakafkanlah pohonnya dan sedekahkan hasil buahnya. Ibnu Umar berkata: lalu umar mewakafkannya dengan syarat pohonnya tidak boleh dijual, diwariskan, dan diberikan. Hasilnya disedekahkan kepada kaum fakir, kaum kerabat, para hamba sahaya, orang yang berada di jalan Allah, musafir yang kehabisan bekal, dan tamu. Pengelolanya boleh memakannya dengan sepantasnya dan memberi makan sahabat yang tidak berharta. Muttafaq Alaih dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat bukhari disebutkan, Umar menyedekahkan pohonnya dengan syarat tidak boleh dijual dan dihadiahkan, tetapi disedekahkan hasilnya.HR. Muslim 3 Ijma Sahabat Para sahabat sepakat bahwa hukum wakaf sangat dianjurkan dalam Islam dan tidak satu-pun di antara para sahabat yang menafikan wakaf. Sedangkan hukum wakaf menurut shahibul mazhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Menurut Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad Hanbal hukum wakaf adalah Sunnah mandub. Menurut Imam Hanafiah hukum wakaf adalah mubah boleh. Sebab wakaf non muslimpun hukum wakafnya 25 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, hal 544 23 sah. Namun demikian, wakaf nantinya bisa menjadi wajib apabila wakaf itu menjadi objek dari Nazhir. 26 2. Dasar Hukum Pemerintahan Republik Indonesia Di Indonesia ada beberapa peraturan yang mengatur masalah perwakafan, yaitu PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Milik, Undang-undang Pokok Agraria UUPA yang diatur dalam pasal 5, pasal 14 ayat 91 dan pasal 49, Inpres No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. adapun yang mengatur tentang tunai hanya terdapat dalam Undang-undang No.41 tentang wakaf dan PP No.42 tahun 2006. dalam UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf dikatakan bahwa: a. Pengaturan benda wakaf bergerak berupa uang dan sejenisnya giro, saham, dan surat berharga lainnya, selain harta benda wakaf tidak bergerak tanah dan bangunan. b. Wakaf benda bergerak berupa uang dapat dilakukan melalui lembaga keuangan syariah. c. Dari hasil pengelolaan wakaf secara produktif tersebut, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan: 1. Sarana dan kegiatan ibadah 26 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve 1999, Cet 5, hal 169 24 2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan 3. Bantuan pada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa 4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat 5. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya. 27 d. Dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf secara produktif, nadzir dapat bekerja sama dengan pihak ketiga IDB, investor, perbankan Syariah, LSM dan lain-lain e. Dalam rangka pengoptimalkan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, akan dibentuk Badan Wakaf Indonesia BWI yang bersifat independen dan dapat membentuk perwakilan di propinsi dan kabupaten jika dianggap perlu.

C. Rukun dan Syarat-syarat Wakaf