Hadis Nabi Tentang Zakat, Infaq dan Shadaqah

Istinbath Hukum dari surat-surat diatas, hukum zakat adalah wajib sedangkan InfaqShadaqah hukumnya sunah. Istilah zakat digunkan untuk beberapa arti namun yang berkembang dalam masyarakat, istilah zakat digunakan untuk shadaqah wajib dan kata shaqadah digunakan untuk shadaqah sunah. Sesungguhnya penanaman zakat bukanlah menghasilkan kesuburan dari harta, tetapi karena mensucikan masyarakat dan menyuburkanya. Zakat merupakan manifestasi dari kegotong-royongan antara para hartawan dengan fakir miskin. Pengeluaran zakat merupakan perlindungan bagi masyarakat dari bencana kemasyarakatan, yaitu kemiskinan, kelemahan baik fisik maupun mental, masyarakat yang terpelihara dari bencana-bencana tersebut menjadi masyarakat yang hidup, subur dan berkembang keutamaan didalamnya.

2. Hadis Nabi Tentang Zakat, Infaq dan Shadaqah

ﺎ ﺪ ﻰ ْ ْ بﻮ أ ﺔ ْ و ْ ْا ﺪ ْاو ﺮْ اﻮ ﺎ ﺎ ﺪ ْ إ ﻮه ْا ﺮ ْ ْ ءﺎ ْا ْ أ ْ أ ةﺮْﺮه نأ لﻮ ر ا ﻰ ا ْ و لﺎ اذإ تﺎ نﺎ ْﺈْا ْا ْ ﺎ إ ْ ﺔ ﺎ ﺎ إ ْ ﺔ ﺪ ﺔ رﺎ ْوأ ْ ْ ْوأ ﺪ و ﺎ ﻮ ْﺪ اور “Telah diceritakan Yahya bin Ayyub dan Qutaibah yakni ibnu Said dan ibnu Hujrin, mereka telah berkata telah bercerita Ismail yaitu ibnu Ja’far dan al-ala’ bapaknya Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda apa bila mati meninggal seseorang akan terputus amalnya kecuali terhadap tiga hal, shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh” HR Muslim. 29 Istinbath hukum dari hadis diatas hukum zakat adalah wajib. Hadis ini mengindikasikan bahwa setiap amal sedekah sedekah yang tidak habis amalnya adalah sedekah dalam konteks ini zakat, yang apabila manfaatnya dapat selalu dirasakan mustahiq sampai akhir hidupnya. 29 Imam Abi Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Khusairi An Naisaburi, Shahih Muslim, Al-Azhar Cairo, Dar el Hadith, 1997, Juz 8, Cet. Ke-1, h, 405. ﺎ ﺪ ﺪ ْ أ وﺮْ ، اﺮ ْا ﺎ ﺪ أ ﺎ ،زاﺰ ْا ﺎ ﺪ ﻰ ﻮ ،ﺮْ ، ﻜ ْا ْ ، هاﺮْإ ،دﻮْ ﻷا ْ ﺪْ ، ا لﺎ : لﺎ لﻮ ر ا ﻰ ا ْ و : اﻮ ﻮْ أ ْ ﻜ ا ةﺎآﺰ ﺎ ، اووادو ْ آﺎ ْﺮ ،ﺔ ﺪ ﺎ اوﺪ أو ءﻼ ْ ﺪ ا ءﺎ . اور اﺮ ا “Hadis Riwayat At-Tabrani, dengan sanad Ahmad bin Umar dia berkata : telah diceritakan kepada kami Ali bin Abi Thalib al bazzazi dia telah berkata : telah diceritakan kepada kami Musa bin Umair Al Kufi dia telah berkata: telah menceritakan kepada kami Hakim bin Utaibah dari Ibrahim An-Nakha’i dan Aswad bin Yazid, dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata : Rasulullah Saw bersabda: ” bentengilah dirimu dengan zakat, dan obatilah penyakitmu dengan sedekah, dan perbanyaklah doa untuk menghindari bala”HR Thabrani. 30 Istinbath hukum dari hadis diatas, zakat hukumya wajib. Hadis diatas menguatkan urgensi kandungan zakat yaitu, Pertama, zakat melindungi harta dari kebinasaan. Kedua, zakat dapat mengobati penyakit. Ketiga, zakat dapat menolak bala. ﺎ ﺪ ﻮ أ ﺎ كﺎ ا ْ ﺪ ْ ْ ءﺎ ﺮآز ْ قﺎ ْ إ ْ ﻰ ْ ْ ﺪْ ا ْ ْ ْ أ ﺪ ْ ْ ْا سﺎ ر ا ﺎ ﻬْ نأ ا ﻰ ا ْ و اذﺎ ر ا ْ ﻰ إ ْا لﺎ ْ ﻬ ْدا ﻰ إ ةدﺎﻬﺷ ْنأ ﺎ إ ﺎ إ ا أو لﻮ ر ا ْنﺈ ْ ه اﻮ ﺎ أ ﻚ ﺬ ْ ﻬْ ْ ﺄ نأ ا ْﺪ ضﺮ ْ ا ْ ﻬْ ْ تاﻮ آ مْﻮ ﺔ ْ و ْنﺈ ْ ه اﻮ ﺎ أ ﻚ ﺬ ْ ﻬْ ْ ﺄ نأ ا ضﺮ ْ ا ْ ﻬْ ﺔ ﺪ ْ ﻬ اﻮْ أ ﺬ ْﺆ ْ ْ ﻬﺋﺎ ْﻏأ دﺮ و ﻰ ْ ﻬﺋاﺮ اور “Telah menceritakan kepadaku Abu āsim Ad dhohak bin Makhdad dari Jakaria bin Ishaq dari Yahya bin Abdullah bin Shoifi dari Abi Ma’bad dari ibn Abbas ra, Rasulullah Saw bersabda, sesungguhnya nabi telah mengutus Muadz ra, ke Yaman lalu Nabi berkata suruhlah mereka untuk bersyahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku utusan Allah maka jika mereka telah mentaatimu maka ajarkanlah kepada mereka sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu maka jika mereka telah mentaatimu maka ajarkanlah kepada mereka sesungguhnya Allah telah mewajibkan kaum muslimin 30 At-Thabrani, Mu’jam Al-Kabir, Juz 8, http:www.ahlalheedth.com , diakses Pada Tanggal 15 Agustus 2010. mengeluarkan zakat sedekah dalam harta benda kaum muslimin, yang diambil dari mereka yang kaya lalu diserahkan kepada fakir miskin dari mereka”. HR Muslim. 31 Istinbath hukum dari hadis diatas, zakat wajib dikeluarakan bagi mereka yang memiliki binatang ternak, seperti sapi dan kambing yang telah sampai ukuran jumlahnya nisabnya. Juga para pedagang yang memiliki emas, perak, hasil bumi, hasil tambang dan sejumlah keuangan senisab. 32 ﺎ ﺪ ﺎ ْ إ لﺎ ﺪ ﻚ ﺎ ْ أ دﺎ ﺰ ا ْ جﺮْ ﺄْا ْ أ ةﺮْﺮه ر ا ْ نأ لﻮ ر ا ﻰ ا ْ و لﺎ لﺎ ا ْ ْأ ﺎ ْا مدﺁ ْ ْأ ﻚْ اور ىرﺎ ا “Telah meceritakan kepada kami Ismail berkata telah diceritakan kepadaku Malik dari abi Zinad dari A’raj dari abi Hurairah ra, Nabi bersabda : Allah Swt berfirman : “Hai manusia belanjakanlah hartamu, maka aku akan memberikan belanja kepadamu”. HR Al-Bukhari. 33 Istinbath hukum dari hadis diatas, hadis ini menunjukkan adanya firman Allah dalam Hadis Qudsi tentang ajakan Allah Swt, agar kaum muslimin berzakat, bersedekah atau berinfaq yaitu membelanjakan hartanya untuk kebaikan dan agama Islam. 34 Di Indonesia, persoalan zakat diatur berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dengan Keputusan Menteri Agama KMA No. 58 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-Undang No.38 Tahun 31 Imam Abi Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Khusairi An Naisaburi, Shahih Muslim, Juz 5, h 370. 32 Husein Bahreisj, Hadis Shahih Al-Jamius Shahih Bukhari Muslim, Surabaya: Karya Utama,1997, h. 98. 33 Imam Ibn Zauji, Shahih Bukhari Ma’a Kasyfi Al- Masykal, Al-Azhar Cairo, Dar el Hadith, 2008, Juz 16, h 428. 34 Husein Bahreisj, Hadis Shahih Al-Jamius Shahih Bukhari Muslim,h. 99 1999 dan keputusan Direktur Jederal Bimbingan Masyarakat dan Islam dan Urusan Haji No. D291 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat 35 . 35 Departemen Agama RI, Pedoman Zakat, Jakarta:Penerbit Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat, 2006, h. 21

BAB III SEKILAS PROFIL BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA

A. Latar Belakang Berdirinya BAZIS Provinsi DKI Jakarta

Selama ini pemahaman tentang kesalehan atau ketaatan pada agama Islam. Selalu identik dengan ibadah individual-vertikal. Seseorang akan disebut saleh ketika rajin melaksanakan ritual vertikal seperti salat. Puasa, haji dan lain- lain. Memang tidak salah, menyebut hal-hal itu sebagai bentuk kesalehan atau ketaatan seseorang pada agama. Tetapi dengan pemahaman itu akan mempersempit makna agama. Karena agama yang di turunkan Tuhan untuk manusia, sesungguhnya juga mengandung dimensi sosial-horisontal. Artinya, Tuhan menurunkan agama dengan segala perangkatnya juga mengatur hubungan sesama makhluknya-Nya. Kedua ibadah ini meniscahyakan adanya harmoni. Karena menjadi penanda kesempurnaan seseorang dalam menjalankan agama. Oleh sebab itu, ketiadaan salah satunya adalah kekurangsempurnaan seseorang dalam melaksanakan ajaran agama. Secara tegas Al-Qur’an mengancam orang yang hanya melaksanakan ritual individual dan mengesampingkan ibadah yang berdimensi sosial- horisontal. Dalam surat Al-M ’un orang yang beragama disebut sebagai pendusta agama, karena tidak peka terhadap permasalahan sosial seperti anak yatim dan orang miskin. Bila dilihat lebih jauh, sesungguhnya ibadah individual-vertikal